LOMBOK BARAT, Suara Muhammadiyah — Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) FAPERTA Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) berkolaborasi dengan Program Studi Teknik Pertanian FATEPA Universitas Mataram (UNRAM) menyelenggarakan “Pelatihan Teknologi Tepat Guna (TTG) Pengolahan Air Nira Aren Menjadi Gula Semut” yang bertempat di Dusun Batu Bolong Griya, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, 20 September 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang bermitra dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Batu Bolong Sejahtera, pelaku UMKM penghasil gula merah batok. Kabupaten Lombok Barat NTB.
Pelatihan didanai dari hibah PkM KEMDIKBUDRISTEK Tahun Anggaran 2025 dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat. Tim pengabdian ini terdiri dari Ibu Dina Soes Putri, M.Si selaku ketua pelaksana dan , Ibu Ir. Asmawati, MP selaku anggota, keduanya dosen dari Program Studi THP FAPERTA UMMAT serta Bapak Hary Kurniawan, S.TP., M.Sc, Ph.D selaku anggota dosen dari prodi Teknik Pertanian FATEPA UNRAM, Selain itu kegiatan ini juga melibatkan mahasiwa Ariansyah dan Meli Apriana dari prodi THP FAPERTA UMMAT.
Materi pelatihan menekankan praktik proses pengolahan yang baik dan benar mengikuti standar pengolahan CPPOB (cara pengolahan pangan olahan yang baik) mulai dari pemilihan bahan baku, cara pengolahan yang baik dan higienis dan efisien: dan memenuhi prinsip keamanan pangan. Peserta juga diajarkan penggunaan mesin pengolah air nira menjadi gula semut, serta penggunaan oven pengering khusus gula semut untuk menurunkan kadar air produk.
Peralatan tersebut diakhir acara pelatihan dihibahkan kepada mitra PkM. Pengendalian kadar air produk yang tepat sangat berpengaruh terhadap kualitas produk, seperti sifat organoleptik dan daya simpan, sehingga gula semut yang diproduksi lebih stabil dan kompetitif di pasar. Untuk memudahkan operasional dan perawatan, peserta juga menerima modul SOP sebagai panduan standar kerja.
Di akhir sesi, mitra berhasil memproduksi gula semut menggunakan peralatan yang diberikan. Guna menunjang keberlanjutan produksi, tim juga menyerahkan perlengkapan pendukung berupa tabung gas, spatula, ayakan, timbangan analitik, vacuum sealer, dan kemasan standing pouch yang sudah diberi label kemasan dari hasil pelatihan untuk pengemasan. Paket peralatan ini diharapkan dapat membantu mitra meningkatkan konsistensi mutu, efisiensi proses, serta tampilan kemasan yang lebih menarik dan aman.