PULANG PISAU, Suara Muhammadiyah – Dalam upaya mendukung pengelolaan hutan berkelanjutan, Tim Hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Skema Pengabdian Masyarakat (PKM) Fakultas Pertanian dan Kehutanan (Fapertahut) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) menyelenggarakan pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG) bagi Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HKm) Hinje Simpei pada Minggu (20/7).
Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Pamarunan, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas petani dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pengelolaan kawasan hutan secara lebih efisien dan berkelanjutan.
Pelatihan ini difokuskan pada penggunaan aplikasi SIG dalam pemetaan lahan, pemantauan tutupan hutan, serta perencanaan tata guna lahan. Dengan teknologi ini, petani diharapkan dapat mengidentifikasi potensi lahan, memantau perubahan hutan, dan mengambil keputusan berbasis data untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan.
"SIG bukan hanya untuk ahli, tapi juga bisa dimanfaatkan oleh petani hutan. Kami ingin membantu kelompok HKm Hinje Simpei agar bisa mengelola sumber daya alam secara mandiri dan berkelanjutan," ujar Beni Iskandar selaku ketua tim PKM.
HKm Hinje Simpei merupakan salah satu kelompok tani yang mengelola kawasan hutan dengan prinsip kelestarian. Area hutan yang dikelola memiliki luas 301 ha yang terletak di wilayah Desa Pamarunan, Pulang Pisau. Namun, keterbatasan akses teknologi sering menjadi kendala dalam pengawasan dan perencanaan. Melalui pelatihan ini, peserta diajarkan cara menggunakan perangkat lunak SIG sederhana yang dapat diakses melalui smartphone atau komputer.
"Selama ini kami hanya mengandalkan pengalaman turun-temurun. Dengan pelatihan ini, kami jadi punya alat untuk memetakan lahan dan memantau pertumbuhan tanaman lebih akurat," kata Prandie, sebagai ketua HKm.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Fapertahut UMPR dalam menerapkan Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian masyarakat. Tim PKM ini personilnya terdiri dari 3 Dosen (Beni Iskandar, Ardiyansyah Purnama, dan Dhymas Sulistyono Putro) dan 2 mahasiswa (Ananda Dita Cakrawala Putri dan Shandy Marcoleos). Ke depan, tim PKM Fapertahut UMPR berencana melakukan pendampingan lanjutan guna memastikan penerapan SIG berjalan optimal.
"Kami berharap inisiatif ini bisa menjadi model bagi kelompok tani hutan lainnya di Kalimantan Tengah," tambah Beni.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan petani HKm Hinje Simpei dapat lebih mandiri dalam mengelola hutan, sekaligus menjaga kelestarian alam untuk generasi mendatang.
Seperti diketahui bahwa HKm adalah salah satu skema tertua di antara kelima skema PS yang ada saat ini. HKm adalah hutan negara yang pemanfaatannya utamnya ditunjukan untuk memberdayakan masyarakat. Di Desa Pamarunan terdapat HKm yang dikelola oleh 21 anak muda yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan ”Hinje Simpei”. Adapun target luaran dari kegiatan PKM ini adalaht erjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dasar aplikasi SIG untuk pengelolaan Hkm. (beni/ardi/dhymas)