SEMARANG, Suara Muhammadiyah – Riuh rendah gelak tawa dan sorak sorai antusiasme membahana di Aula Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah pada Jumat (1/8/2025) siang. Suasana ceria memenuhi ruangan saat ratusan guru dari TK ABA Aisyiyah dan sekolah dasar negeri mengikuti dengan seksama setiap gerakan dan ekspresi wajah Tedi Kartino, seorang pendongeng profesional dari Kampung Dongeng Indonesia.
Dengan piawai, Tedi mempraktikkan langsung beragam teknik mendongeng yang mampu mengubah suasana kelas menjadi panggung keseruan. Sebuah panggung yang bisa membuat siswa-siswi tak hanya terhibur, tetapi juga terpancing untuk menyelami alur cerita.
Sesi praktik mendongeng yang interaktif ini semakin memeriahkan suasana. Tedi Kartino mengajak para peserta aktif berpartisipasi, mulai dari menirukan suara karakter hingga mengekspresikan diri sesuai narasi. Setiap humor cerdas dan gerak tubuh kocak yang diselipkan Tedi memicu tawa riang, membuat para guru larut dalam kegembiraan layaknya anak-anak yang asyik mendengarkan dongeng.
Demonstrasi ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menegaskan bagaimana mendongeng bisa menjadi metode pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, memicu imajinasi serta rasa ingin tahu anak-anak. Inilah inti dari sebuah gerakan besar yang bertujuan untuk menghidupkan kembali minat baca anak-anak melalui kekuatan cerita.
Kutipan inspiratif dari Tedi Kartino, "Semua orang dapat membaca tulisan, tapi tidak semua orang dapat memaknai sebuah tulisan," menjadi salah satu puncak dalam Workshop Mendongeng ini. Acara edukatif ini sendiri diselenggarakan oleh Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang.
Digelar mulai pukul 13.00 hingga 16.30 WIB, workshop ini secara spesifik dirancang untuk membekali para pendidik dengan keahlian mendongeng yang transformatif. Dengan keahlian ini, mereka diharapkan mampu mengubah setiap kisah menjadi sumber inspirasi, sekaligus berperan sebagai pahlawan literasi bagi murid-murid mereka.
Selain Tedi Kartino, workshop ini juga menghadirkan dua narasumber handal lainnya: Yuli Kuswanti dari MPI & Koper Pustaka dan Nurun Nikmah, M.Pd. dari Kampung Dongeng Semarang.
Kegiatan penting ini terlaksana berkat kolaborasi yang erat antara Divisi Pustaka MPI PDM Kota Semarang dan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Jateng Rahmah Nur Hayati, S.K.M., M.Kes.hadir langsung dalam kegiatan tersebut, Sementara dari unsur pimpinan Muhammadiyah tampak Wakil Ketua PDM Kota Semarang Nurbini, MSI, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Semarang, Aminah Kurniasih, S.Pd., M.Pd, serta Ketua MPI PDM Kota Semarang, Hadi Santoso, S.T., M.Si.
Rahmah Nur Hayati menyambut baik inisiatif ini dengan optimisme tinggi. "Kami akan meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru TK dan PAUD agar bisa mendongeng dengan baik," jelas Rahmah.
Ia sangat yakin bahwa melalui kegiatan mendongeng, nilai-nilai kebaikan dapat tersampaikan secara lebih efektif, yang pada akhirnya akan membangkitkan minat baca dan meningkatkan kemampuan literasi pada anak-anak.
Rahmah juga menekankan komitmennya untuk terus mengembangkan gerakan ini, merangkul berbagai mitra demi menyebarkan semangat gemar membaca ke seluruh penjuru kota.
Mencetak Pendongeng Andal dari Kalangan Guru
Nurbini, MSI, Wakil Ketua PDM, dalam kesempatan tersebut mengapresiasi gebrakan MPI PDM Kota Semarang dalam upaya mendongkrak daya literasi masyarakat. “Belum genap seminggu MPI meluncurkan digital library, hari ini sudah kembali beraksi dengan menyelenggarakan workshop mendongeng bagi para guru PAUD, TK Dan SD. Langkah konkret luar biasa untuk menumbuhkan budaya literasi yang menyasar mulai dari anak hingga dewasa,” terang Nurbini yang juga merupakan dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo itu, Jumat (1/8/25).
Ditemui di sela-sela acara, Ketua MPI PDM Kota Semarang, Hadi Santoso, M.T., turut menyampaikan harapannya. "Adanya workshop dongeng ini diharapkan bisa melahirkan pendongeng-pendongeng handal dari Muhammadiyah. Sehingga guru Muhammadiyah bisa menjadi poros penggerak literasi di Kota Semarang melalui mendongeng," tuturnya.
Sementara itu, salah satu peserta workshop, Zahro, guru SDN Mlatiharjo 02, menyampaikan rasa suka cita dan terima kasihnya kepada penyelanggara. "Terima kasih kepada panitia yang sudah memfasilitasi kami para guru untuk bisa mendongeng," ujar Zahro denngan sumringah.
Ia berharap, acara ini dapat membantu para guru untuk memberikan kesan baik kepada anak-anak, sekaligus menginspirasi mereka melalui cerita-cerita yang penuh teladan.
Melalui workshop ini, para guru diajak untuk menyadari bahwa mereka memiliki kekuatan super: mendongeng. Dengan setiap kisah yang mereka ceritakan, mereka tidak hanya menghibur, tetapi juga sedang membangun fondasi karakter dan cinta akan ilmu pengetahuan yang kuat bagi generasi penerus bangsa.