Hadirkan PAUD Berkualitas, Demi Turunkan Angka Stunting

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
431
Direktur PAUD Komalasari M.Pd

Direktur PAUD Komalasari M.Pd

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Di PAUD yang berkualitas, setiap anak didampingi agar bertumbuh dan berkembang optimal. Supaya mereka memiliki fondasi yang utuh dalam berbagai aspek perkembangan. Terdiri dari nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan yang tidak hanya berfokus pada membaca, menulis, dan berhitung saja. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktur PAUD Komalasari menegaskan bahwa anak perlu dikenalkan dengan pengalaman belajar yang menyenangkan dan memberi manfaat bagi dirinya. Menurutnya tidak ada perbedaan antara bermain dengan belajar, karena bagi anak usia dini bermain adalah belajar. 

“Kita pasti sepakat bahwa usia dini adalah kesempatan yang tidak dapat diperoleh kembali. Usia 0 sampai 3 tahun perkembangan otak kita sangat cepat. Yang kita bangun di jenjang pendidikan anak usia dini adalah kemampuan fondasi yang terdiri dari nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan,” ujar perempuan yang menyelesaikan pendidikan S2 Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2006 tersebut. 

Usia dini menurutnya merupakan fase investasi yang cukup besar untuk tumbuh kembang anak ke depan. Oleh karena itu Direktorat PAUD berusaha membuat dan menyusun program pendampingan terbaik bagi anak-anak Indonesia. Dalam hal ini Direktorat PAUD selalu menjalin kerja sama dengan Aisyiyah. Di antara program kerja sama tersebut seperti mewujudkan pembelajaran yang berkualitas, transisi dari PAUD ke Sekolah Dasar yang menyenangkan (rapot pendidikan, program sekolah penggerak). 

Terkait dengan PAUD HI (Holistik Integratif). Ia menjelaskan bahwa satuan-satuan PAUD HI ini berperan serta untuk menurunkan tengkes atau stanting. PAUD HI menurutnya merupakan salah satu intervensi sensitif yang berakibat tidak langsung di luar aspek kesehatan. 

“30 persen dari penyebab stanting merupakan hal-hal di luar masalah gizi. Anak-anak yang stanting itu disebabkan karena lingkungannya sakit. Sehingga ia terus-terusan sakit. Hal ini di mulai dari fase memilih calon pengantinnya, ibu hamilnya, sampai hari kehamilan,” tuturnya. 

Maka, intervensi sensitive diperlukan karena jauh lebih efektif untuk menciptakan lingkungan yang holistik. Mulai dari adanya kelas bagi orang tua, pemantauan perkembangan anak, ada koordinasi dengan lembaga kesehatan dan gizi, pemberian makanan tambahan, pemantauan kepemilikan NIK, dan ketersediaan fasilitas sanitasi.  

“Program ini sesuai dengan Perpres nomor 60 tahun 2023, tujuannya agar anak di PAUD tidak hanya mendapatkan layanan pendidikan, tetapi anak-anak PAUD juga mendapatkan layanan esensial. Dan untuk memenuhi ini, PAUD tidak bisa sendirian. Di setiap daerah mesti ada PAUD HI,” tegasnya mengamini hal ini bisa terjadi. (diko)

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

Cerpen Soegiyono MS Umi Salamah seorang nenek tua renta hidup sebatang kara. Anak-anaknya, masing-m....

Suara Muhammadiyah

22 November 2024

Berita

BANDAACEH, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha) pada tahun ini melaksanakan p....

Suara Muhammadiyah

19 June 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Saat ini, judi online semakin merajala dan sangat meresakan masy....

Suara Muhammadiyah

27 June 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Amil, Zakat, Infaq dan Shadaqoh (Lazismu) Universitas ....

Suara Muhammadiyah

22 July 2023

Berita

BANDAR LAMPUNG, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) menggelar T....

Suara Muhammadiyah

20 December 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah