BATAM, Suara Muhammadiyah – Gerakan menuju Green Hajj atau Haji Ramah Lingkungan kembali digaungkan dalam kegiatan Safari Haji dan Bedah Buku Responsible Green Hajj yang digelar di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kepulauan Riau, Kamis (16/10).
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara BPKH, BRK Syariah, Amitra, dan Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dalam kesempatan tersebut, Dr H Anwar Abbas, MAg., MM, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menyerukan pentingnya menjadikan nilai tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai bagian dari ibadah haji. Menurutnya, pelaksanaan haji harus menjadi refleksi dari kesadaran spiritual dan keadilan ekonomi.
“Masyarakat kita masih berbentuk piramida—yang terbanyak di bawah belum menguasai ekonomi, sementara yang di atas sedikit namun menguasai sumber daya besar,” ujar Anwar.
Ia menilai, kondisi tersebut menegaskan pentingnya pemerataan akses ekonomi. “Saya setuju dengan gagasan koperasi merah putih yang memberi akses permodalan bagi masyarakat kecil agar ekonomi umat bisa tumbuh secara mandiri,” tambahnya.
Anwar juga menyoroti pentingnya kemandirian industri nasional. Ia mengingatkan agar ekonomi Indonesia tidak digerakkan hanya oleh kepentingan dagang semata.
“Contohnya busana muslim yang banyak dijual di Indonesia, namun diproduksi di luar negeri. Ini bisa mengganggu industri lokal dan menyebabkan PHK,” tegasnya.
Sementara itu, Azrul Tanjung, SE., MSi., Ketua MLH PP Muhammadiyah, menegaskan bahwa Muhammadiyah terus berupaya mengarusutamakan Green Hajj, Green Finance, dan Qurban Hijau sebagai bagian dari tanggung jawab iman dan pelestarian lingkungan.
Ketua Tim Penulisan Buku Responsible Green Hajj, Rijal Ramdani, SIP., MPA., PhD., menjelaskan bahwa Responsible Green Hajj berarti ibadah haji yang bertanggung jawab dalam meminimalisir dampak lingkungan sejak keberangkatan hingga setelah menjadi haji mabrur.
“Kepedulian lingkungan bukan karena aturan pemerintah, tapi kesadaran. Jemaah haji Indonesia harus mengelola sampah, hemat air dan energi, mengurangi carbon footprint, dan bahkan melakukan carbon offsetting,” ujar Rijal.
“Jika 220.000 jemaah Indonesia melakukan hal ini, dampak ekologisnya luar biasa dan bisa jadi inspirasi dunia,” tambahnya.
Acara juga dihadiri Dr Suyono, Sekretaris PWM Kepri, dan Helwin Yunus, Plt Direktur BRK Syariah, yang menyampaikan apresiasi atas kolaborasi Muhammadiyah dalam menguatkan kesadaran umat menuju haji yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.