BANYUMAS, Suara Muhammadiyah - Masjid Al Muttaqiin Perum Grand Tanjung Elok Purwokerto pada kajian Ahad pagi habis subuh pada tanggal 21 Desember 2026 ini diisi oleh Ust.Dr.H.Mustolikh,M.Si. Kajian kali ini membahas mengenai bencana yang saat ini sedang dirasakan Masyarakat Indonesia dengan adanya musibah banjir dan tanah longsor d Sumatra Barat,Sumatra Utara dan Aceh.
Ust. Mustolikh menyampaikan bahwa bencana dipandang bukan semata musibah mendadak, tetapi bagian dari dinamika alam yang harus dikelola, pertama melalui pendekatan teknologi, budaya, dan iman; dan kedua naqliyah harus memandu aqliyah, sehingga meng-hasilkan ilmu tauhidullaah. Lebih lanjut disampaikan bahwa bencana alam dapat bermakna sebagai ujian atau musibah.
Ujian merupakan cara Allah menguji keimanan, kesabaran, dan ketakwaan hamba-Nya. Musibah merupakan akibat dari sebab-sebab alam atau perbuatan manusia, baik disengaja maupun tidak. Ujian dan musibah, merupakan identitas yang diberikan kepada orang beriman. Semakin tinggi iman seseorang semakin berat ujiannya, tetapi pertolongan Allaah lebih besar daripada ujian yang Allaah berikan, lalu bagaimana sikap kita?
Allaah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah (002) ayat 216
وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang-kan kamu tidak mengetahui.
Rasulullaah SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan sikap/keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999).
Ust. Mustolikh menyampaikan dengan mengambil surat dari Quran bahwa mendapat kesenangan bersyukur
لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu” (QS. Ibrahim [014] ayat 7).
Mendapatkan kesusahan bersabar
اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan. (QS. Az-Zumar [039] ayat 10).
Selanjutnya disampaikan bahwa bencana alam dapat bermakna azab. Azab adalah hukuman Allaah SWT atas pembangkangan kolektif terhadap kebenaran setelah datangnya peringatan. Azab, merupakan identitas yang diberi-kan kepada orang kafir, karena kemaksiatan dan kemungkarannya. Allaah SWT berfirman didalam QS. Ibrahim (014) ayat 7.
وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
Padahal Allaah SWT telah berfirman dalam QS. An-Nahl (016) ayat 18
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ١٨
Jika kamu menghitung nikmat Allaah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalam QS. Ar-Rahman (055), berjumlah 78 ayat, 31 kali ayat diulang-ulang dengan redaksi yang sama mulai ayat 13.
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ١٣
Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan (wahai jin dan manusia)?
Ibnu Katsir menjelaskan, pengulangan sebagai bentuk celaan halus namun kuat bagi siapapun yang mengingkari nikmat Allaah, setelah satu demi satu nikmat disebutkan.
Adapun penyebab bencana alam di Indonesia disebabkan karena 1) Aspek Geografis. Indonesia merupakan Supermarket bencana: longsor lahan, likuifaksi, gunung meletus, gempa bumi, banjir, tsunami, kekeringan, angin puting beliung, dll. Penyebabnya, karena adanya pertemuan dan pergerakan 3 (tiga) lempeng tektonik besar dunia: Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik; terletak pada Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik; dan adanya bencana hidrometeorologi. Provinsi Jawa Tengah, menempati kelas risiko tinggi, urutan ke-17 dari 34 provinsi di Indonesia.
Kabupaten Banyumas, menempati kelas risiko tinggi, urutan ke-4 dari 35 kabupaten di provinsi Jawa Tengah, atau urutan ke-19 dari 514 kabupaten di Indonesia. Konon sebelum terjadi banjir bandang (blabur Banyumas), para orang tua Banyumas pernah mengatakan: "bakale ana bethik mangan manggar", artinya suatu ketika akan terjadi ikan betik memakan manggar. Orang baru mengerti maksud perkataan itu setelah terjadi banjir, air bah sampai setinggi pohon kelapa yang baru keluar bunganya atau manggarnya (3 - 4 meter). Prasasti kejadian banjir yang berbunyi “OVERSTROOMING TE BANJOEMAAS DEN 21 TOT 23 FEBRUARI 1861” (Banjir di Banyumas mulai 21 hingga 23 Februari 1861), masih terlihat pada bekas pagar tembok Karesidenan Banyumas, atau sekarang beralih fungsi sebagai Pondok Pesantren Miftahussalam Banyumas.
Aspek spiritual/religius, bencana alam terjadi karena:
a. Perbuatan tangan manusia QS. Ar-Ruum (030):41.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ٤١
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
b. Banyaknya maksiat, QS. Yaasin (036) ayat 19.
قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ ١٩
Mereka (para rasul) berkata, “Kemalangan kamu itu (akibat perbuatan) kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan, (lalu kamu menjadi malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”
Contoh: Dusun Legetang, Banjarnegara, Jawa Tengah berserta warganya lenyap terkubur dalam semalam oleh longsoran gunung Pangamun-amun, terjadi pada 17 April tahun 1955 pukul 23.00. Dalam semalam, dusun Legetang lenyap terkubur bersama kurang lebih 450 warga. Desa Legetang pada saat itu terkenal sebagai tempat maksiat, perjudian hingga prostitusi/ perzinaan. Gunung Pangamun-amun berjarak ratusan meter dari dusun tersebut, tetapi mengubur sebuah dusun yang tidak berada persis di bawahnya.
c. Karena orang-orang shaleh, orang-orang baik, diam melihat kemaksiatan dan kemungkaran, QS. Al-Anfal (008): 25.
وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاۤصَّةً ۚوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ ٢٥
Peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah Mahakeras hukuman-Nya.
Diantara orang-orang ‘alim ada yang tidak peduli terhadap kemungkaran dan kemaksiatan, lupa terhadap firman Allaah SWT dalam QS. Ali-‘Imram (003) ayat 104 dan ayat 110.
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ ١١٠
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.
Lebih lanjut disampaikan bahwa mitigasi bencana menurut konsep Islam ada 4 konsep, Konsep pertama adalah mitigasi struktural dan non-struktural.
Islam menekankan adanya perpaduan antara mitigasi struktural dan non-struktural, dalam arti tidak hanya memperhatikan nuansa pembangunan fisik seperti tanggul, rumah tahan gempa, dll, tetapi juga memadukan aspek religius/spiritual. Allaah Swt berfirman dalam QS. Al-A’raf (007) ayat 179.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ ١٧٩
Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan banyak dari kalangan jin dan manusia untuk (masuk neraka) Jahanam (karena kesesatan mereka). Mereka memiliki hati yang tidak mereka pergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan memiliki mata yang tidak mereka pergunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah), serta memiliki telinga yang tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa peringatan terkait cuaca ekstrem dan potensi bencana akibat Siklon Tropis Senyar sudah disampaikan sekitar 8 hari sebelum kejadian ke wilayah Sumut, dan 4 hari sebelum kejadian untuk Aceh dan Sumbar.
Kedua adalah peningkatan iman dan taqwa.
Allaah Swt berfirman dalam QS. Al-A’raf (007) ayat 96.
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.
Ketiga adalah melaksanakan ajaran Rasulullah SAW dan banyak memohon ampun. Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Anfal (008) ayat 33.
وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ ٣٣
Allaah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama engkau (Nabi Muhammad) berada di antara mereka dan Allaah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama mereka memohon ampunan.
Keempat yaitu padukan simpulan empiris hasil penelitian dengan simpulan spiritual/ religius, contoh:
a. Bencana alam tsunami Banda Aceh.
Masjid Raya Baiturrahman tetap berdiri kokoh, sementara bangunan di sekitarnya luluh lantak. Arsitektur mengatakan karena karena fondasi bangunan 2 meter di atas permukaan tanah, tapi cara pandang dari aspek spiritual/religius karena masjid tempat ibadah yang diberkahi Allaah SWT.
b. Longsor lahan di Banjarnegara.
Bangunan rumah cat berwarna putih tetap berdiri kokoh, sementara bangunan di sekitarnya luluh lantak. Geolog mengatakan karena struktur batuan disekitar rumah tersebut; wakil bupati mengatakan karena adanya pohon aren yang akarnya menghunjam belasan meter kedalam tanah. Tapi cara pandang dari aspek spiritual/religius karena pemilik rumah tersebut adalah seorang ahli ibadah, berprofesi sebagai guru ngaji/ustadz.
c. Erupsi Gunung Semeru.
Salah satu bangunan rumah sama sekali tidak tersentuh abu vulkanis. Geolog, geomorfolog, vulkanolog, kesulitan untuk mencari penyebabnya, tapi cara pandang dari aspek spiritual/religius karena pemilik rumah tersebut ternyata adalah seorang ahli ibadah. (Eka)

