PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Himpunan Mahasiswa Hubungan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) menyelenggarakan seminar nasional yang bertajuk “Humas: Profesi Masa Depan untuk Membangun Citra Positif melalui Strategi Kehumasan yang Efektif”, Jumat (25/7/2025). Acara ini menghadirkan narasumber utama AKBP Rudi A. Samosir, S.E., M.Si., yang menjabat sebagai Kasubdit Pemnas Polda Riau dan merupakan seorang praktisi humas kepolisian.
Seminar ini diikuti oleh 41 peserta, yang terdiri dari mahasiswa UMRI khususnya mahasiswa Program Studi Hubungan masyarakat, serta beberapa mahasiswa dari kampus lain yaitu dari Universitas Riau, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Universitas Islam Riau, Universitas Lancang Kuning, Politeknik Kesehatan Riau, dan bahkan ada juga pelajar yang berasal dari SMK Keuangan Kota Pekanbaru. Hal ini tentunya sangat jelas menunjukkan antusias yang tinggi terhadap isu-isu seputar tentang dunia kehumasan.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi UMRI, Jayus, S.Sos., M.Ikom., menyampaikan harapannya agar mahasiswa Humas UMRI dapat aktif bergabung dalam komunitas Humas Muda sebagai wadah pengembangan diri. Ia juga menekankan pentingnya memperluas relasi dan menjalin kerja sama dengan institusi seperti Polda Riau. “Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan bisa menggali lebih dalam praktik kehumasan di lingkungan kepolisian dan belajar langsung dari praktisi humas yang berpengalaman,” ujarnya.
Seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman praktis kepada para mahasiswa mengenai peran strategis humas dalam membentuk citra dan reputasi yang baik pada sebuah institusi atau lembaga. Para mahasiswa diajak untuk belajar langsung dari seorang praktisi humas kepolisian yang sudah berpengalaman dalam mengelola komunikasi publik dan menghadapi situasi krisis yang terjadi di sebuah instansi.
Dalam penjelasannya, Rudi menjelaskan bahwa humas merupakan garda terdepan dalam membangun kepercayaan publik terhadap sebuah lembaga. Ia menekankan bahwa pentingnya membangun strategi kehumasan yang proaktif, mulai dari mengenali audiens, menyusun pesan utama, memilih media yang tepat, hingga menjalin kerjasama dengan media dan influencer. “Seorang humas tugasnya bukan saja hanya menyampaikan informasi, tetapi juga harus bisa membentuk persepsi publik,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa humas harus bekerja berdasarkan prinsip-prinsip utama yang menjadi landasan utama Humas Polda, antara lain yaitu yang pertama adalah Keterbukaan Informasi Publik. Humas harus menyampaikan informasi yang cepat, akurat, dan tidak menyesatkan, sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2008 yang berisikan tentang Keterbukaan Informasi Publik. Informasi harus mudah diakses oleh publik, namun dalam beberapa informasi harus tetap mempertimbangkan aspek keamanan dan kerahasiaan seperti jika menyangkut tentang penyidikan, identitas saksi/korban, atau data intelijen.
Kedua, Adaptif terhadap Perubahan dan Teknologi. Humas dituntut untuk responsif terhadap isu dan tren yang terjadi pada masyarakat, serta harus mengikuti perkembangan zaman dan beradaptasi dengan media digital. Cara yang efektif untuk menjangkau audiens adalah dengan menggunakan kombinasi media tradisional (koran, televisi, radio) dan media baru (media sosial, blog, situs web) guna untuk menjangkau publik secara luas dan cepat
Ketiga, Membangun Citra Positif dan Kepercayaan Publik. Humas bukan saja hanya soal menyebarkan informasi, tapi juga membangun citra positif sebuah lembaga agar dipercaya oleh masyarakat. Citra baik itu dapat dibentuk dari cara humas menyampaikan pesan yang jujur, terbuka, dan konsisten, bahkan dalam situasi sulit atau krisis sekalipun, humas dituntut untuk terus tenang dan selalu siap dalam menghadapi berbagai kemungkinan. Oleh karena itu, humas harus rutin untuk melatih tim, menyusun panduan respons krisis, dan melakukan simulasi secara berkala. (Hafiz Sufi)
