SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Setiap anak terlahir spesial. Mereka dibekali bakat istimewa, yang masing-masing anak berbeda. Oleh sebab itu, selain dikenal sebagai sekolahnya anak sholeh, MUSAPRA belakangan juga dikenal sebagai sekolah bakat. Hal ini diutarakan oleh Daswati Rofiatun Sahifah, Kepala SMP Muhammadiyah 1 Prambanan (MUSAPRA) dalam acara Tasyakur dan Pelepasan Siswa kelas IX tahun Ajaran 2024/2025. Bertempat di Balai Pemerintahan Desa Yogyakarta, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, prosesi wisuda diikuti 171 siswa dari enam kelas (11/6).
Dalam sambutannya, perempuan yang memiliki latar belakang sarjana teknik tersebut berpesan kepada seluruh wisudawan untuk dapat terus menjaga adab, selalu menunaikan ibadah, serta memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurutnya, menyelesaikan pendidikan di jenjang sekolah menengah pertama saja belum cukup sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan ke depan.
“Harapannya, anak-anak kita setelah lulus dari MUSAPRA tentunya mereka bisa menjadi anak-anak yang sholeh dan sholihah. Kemudian, mereka bisa tetap menjaga adab serta ibadahnya. Terus mereka bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” harapnya.
Harapan tersebut tak hanya ia sampaikan kepada para siswa. Namun juga kepada para orang tua yang menyertai anak-anaknya. Ibu dua anak itu berpesan agar setiap orang tua memiliki semangat yang prima untuk mendukung putra-putrinya meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Tak berhenti memberikan support, baik itu secara moral maupun material.
“Selain itu juga, harapannya, orang tua masti terus mendampingi anak-anaknya. Karena mereka baru selesai pendidikan di tingkat dasar, dan kemudian melanjutkan di jenjang-jenjang berikutnya yang tentu memerlukan pengorbanan yang lebih besar,” tegas Daswati.
Sebagai salah satu icon amal usaha pendidikan Muhammadiyah yang berada di Kabupaten Sleman, MUSAPRA terus menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Selain membranding diri sebagai sekolahnya anak sholeh, dalam upaya bersaing dengan sekolah yang ada, perempuan dengan latar belakang keluarga guru itu mencoba menghadirkan branding baru bagi MUSAPRA, yakni sekolah bakat.
Termotivasi dari sebuah ayat dalam Al-Qur’an yang berbunyi, “Jangan sampai kita meninggalkan generasi yang lemah” ia ingin sekolahnya tampil beda dengan sekolah lain. Hal ini, menurutnya menjadi wujud ikhtiar dalam mendidik manusia yang memiliki berbagai macam potensi yang berbeda-beda.
Branding sebagai sekolah bakat ini bagi MUSAPRA merupakan wujud ijtihad bahwa Tuhan telah memberikan setiap manusia kecerdasan dan anugerah yang tak terbatas. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa syukur, MUSAPRA merasa terpanggil untuk merawat kecerdasan itu sebaik-baiknya.
“Selain dikenal sebagai sekolahnya anak sholeh, MUSAPRA juga mengusung branding sebagai sekolah bakat multitalenta. Harapannya, seluruh bakat anak, kecerdasan yang diberikan Allah bisa kita rawat dan pupuk. Sehingga nanti bakat-bakat itu akan tumbuh subur, dan dikemudian hari bisa menjadi bekal untuk melanjutkan proses kehidupan berikutnya,” ujarnya.
Saat ini, MUSAPRA telah memiliki tujuh kelas unggulan. Mulai dari kelas tahfidz, sains, olah raga, musik, chef, bela diri, hingga kelas multimedia. Dan sebagai wujud komitmen dalam merawat bakat-bakat yang dimiliki setiap siswa, MUSAPRA telah menyiapkan sejumlah 26 ekstrakurikuler beraneka rupa.
“Dengan ini harapannya masyarakat semakin percaya, dan memberikan kepercayaan penuh kepada MUSAPRA. Dan kami berkomitmen untuk memberikan service excellent sebagaimana yang diharapkan,” tutupnya. (diko)