MAGELANG, Suara Muhammadiyah - Di tengah tingginya volume limbah popok sekali pakai (pampers) yang sulit terurai, Ns. Robiul Fitri Masithoh, M.Kep bersama Dr. Dhuta Sukmarani, M.Si, dosen dari Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) dan Prof. Dr. Wara Dyah Pita Rengga, S.T., M.T. dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) menghadirkan solusi inovatif bagi pengelolaan sampah rumah tangga tersebut. Melalui program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) yang didukung pendanaan DPPM Kemdiktisaintek 2025, tim mengembangkan teknologi tepat guna berupa alat pencacah pampers untuk mengubah limbah tersebut menjadi media tanam ramah lingkungan dan ekonomis.
Program yang dilaksanakan di Dusun Wonosuko, Desa Tegalrejo, Kecamatan Magelang, Kabupaten Magelang ini, melibatkan 20 mahasiswa lintas prodi dan mitra masyarakat seperti Kelompok Wanita Tani dan Bank Sampah Wonosuko.
Ketua pelaksana, Ns. Robiul Fitri Masithoh mengatakan, penggunaan alat pencacah membuat pampers bekas dapat digunakan untuk media tanam setelah melalui proses pengolahan yang tepat, dengan memanfaatkan gel penyerapnya yang mengandung hidrogel untuk menahan kelembapan dan melepaskan nutrisi secara perlahan. “Inovasi ini tentu menjadi solusi dua manfaat sekaligus yaitu mengurangi pencemaran limbah pampers yang sulit terurai dan menyediakan media tanam yang efektif,” jelasnya.
Dijelaskan, serbuk hasil pencacahan kemudian dicampur dengan tanah, air bekas mencuci beras (leri), dan EM4 untuk menghasilkan media tanam alternatif yang efektif mendukung pertanian rumah tangga. “Kami berharap pengetahuan ini dapat diterapkan warga sehingga mengurangi volume sampah pampers dan menghadirkan manfaat ekonomi,” imbuhnya.
Adapun sosialisasi pengelolaan limbah pampers dilakukan pada Minggu (21/9), meliputi edukasi pemanfaatan limbah pampers sebagai pot tanaman, pengecekan unsur hara, dan pelatihan penggunaan alat pencacah. Prof. Dr. Wara Dyah Pita Rengga hadir dalam kegiatan tersebut dan menyampaikan materi mengenai kandungan yang terdapat dalam pampers serta campuran bahan dalam pembuatan pupuk.
Selain itu, dihadirkan juga Pak Tri, penggiat lingkungan dari Tegalrejo yang memberikan pelatihan praktis sekaligus demonstrasi uji elektrolit yang menunjukkan kandungan unsur hara lebih tinggi dalam air rendaman pampers dibanding air biasa. Ia juga memperkenalkan alat pencacah yang mempercepat proses pengolahan limbah menjadi media tanam dan pupuk.
Langkah inovatif ini menjadi bukti nyata komitmen UNIMMA dalam mengembangkan solusi lingkungan melalui teknologi tepat guna dan pemberdayaan masyarakat berbasis riset lintas disiplin.