PALEMBANG, Suara Muhammadiyah – Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembelajaran Mendalam, Koding, Kecerdasan Artifisial, dan Penguatan Pendidikan Karakter yang digelar Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal Pimpinan Pusat Muhammadiyah resmi ditutup pada Ahad (12/10) di Beston Hotel Palembang Ilir D I, Ilir Tim I, Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Ketua PP Muhammadiyah Muhadjir Effendy hadir dan berbagi pengalaman dalam acara tersebut. Ia mengungkapkan bahwa sebelum dipercaya membidangi Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal, dirinya juga pernah membidangi urusan pendidikan di PP Muhammadiyah.
“Saya seperti kembali ke asal ketika datang ke Majelis Dikdasmen ini, karena satu periode dulu saya memimpin bidang pendidikan," kenangnya.
Menurut Muhadjir, ruang gerak pendidikan begitu luas dan dinamis. Ia mengingatkan agar para pelaku pendidikan senantiasa berinovasi, tidak mudah merasa puas.
“Kemapanan sering kali menjadi jebakan yang membuat seseorang berhenti berkembang,” katanya.
Pada saat yang sama, dipesankan Muhadjir, agar menghindari kenyamanan dan kemapanan yang dapat menghambat kemajuan.
"Jangan merasa puas atau mapan, justru kita harus menjadi bagian dari konsorsium teks- yakni jembatan menuju kemapanan, Ciri-ciri orang yang masuk kepada jembatan kemapanan itu tidak menunggu masa runtuhnya,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Muhadjir mendorong kepada seluruh peserta Bimtek agar menjadikan momentum ini sebagai titik awal kebangkitann dan perubahan. Yakni mentransformasikan dunia pendidikan agar makin baik dan bermutu untuk semua.
“Anggap saja ini perjalanan dari nol menjadi 100%, dari nobody menjadi somebody. Tidak boleh merasa sudah berhasil hanya karena ikut bimtek ini, harus ada rancangan yang kuat dan pendampingan berkelanjutan oleh ketua Majelis terhadap kinerja masing,” terangnya.
Muhadjir juga menekankan pentingnya percepatan implementasi teknologi dalam sistem pembelajaran di sekolah-sekolah Muhammadiyah, termasuk e-learning, artificial intelligence, dan coding.
“Kalau bisa, ketiga hal ini benar-benar dikuasai oleh seluruh peserta Bimtek dalam waktu yang tidak lama, dengan begitu kebijakan Kementerian Dikdasmen yang sekarang menterinya dari Muhammadiyah dapat diterapkan 100%,” bebernya.
Menurutnya, pola pelatihan seperti ini berpotensi menjadi model yang dapat ditiru oleh sekolah swasta lainnya di Indonesia. "Kalau kegiatan seperti ini dilakukan juga di daerah lain, saya bisa bayangkan betapa majunya sekolah-sekolah Muhammadiyah, bahkan bisa menjadi contoh sekolah swasta yang lain," jelasnya.
Muhadjir mengajak seluruh insan pendidikan Muhammadiyah untuk terus beradaptasi di tengah menyeruaknya teknologi. Hal itu penting agar pendidikan Muhammadiyah tidak tertinggal oleh kemajuan teknologi.
"Sekarang kita memasuki masa dimana peran AI semakin gemilang, salah satu kemampuannya adalah deep learning- cara kerja yang bisa kita adopsi untuk pembelajaran anak-anak kita. Harus diakui cara belajar AI sudah semakin cepat dan jauh meninggalkan kita. Maka, kita harus belajar dari AI -cepat, adaftif, dan terus memperbaharui diri dengan semangat, itulah Muhammadiyah akan tetap relevan dan tetap memimpin perubahan,” tandasnya.
Di sesi akhir acara penutupan Bimtek ini, juga ada pembagian hadiah. Hadiah ini diberikan untuk peserta Bimtek dengan meraih raihan nilai paling tinggi. (Rul/Cris)