YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) meraih penghargaan Campus Entrepreneur Marketing Award pada ajang Jogja Marketing Festival 2025: Jogja for Impact yang digelar di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Selasa (12/8). Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Hermawan Kartajaya, Founder & Chair of MCorp, pakar pemasaran sekaligus penulis terkemuka.
Deputi CEO Markplus Institute, Ardi Irwansyah, menjelaskan bahwa Jogja Marketing Festival merupakan bagian dari rangkaian Indonesia Marketing Festival yang telah berlangsung selama 13 tahun, dan tahun ini digelar di tujuh kota besar di Indonesia.
“Tema tahun ini adalah Jogja for Impact, membahas bagaimana teknologi digunakan untuk memberikan dampak positif. Salah satu bentuk apresiasinya adalah dengan mengadakan Entrepreneurial Marketing Campus Award dengan kriteria inovasi, kreativitas, dan dampak yang dihasilkan,” ujarnya.
Menurut Ardi, penilaian dilakukan berdasarkan implementasi Tridharma Perguruan Tinggi yang inovatif, mencakup metode pembelajaran baru, penelitian kreatif, dan pengabdian masyarakat yang memberi manfaat luas. Dari lima kampus di Yogyakarta yang masuk nominasi, UMY berhasil meraih penghargaan tersebut berkat terobosan nyata yang berdampak langsung.
Adapun kampus yang masuk nominasi antara lain UMY, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI), dan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan).
Sekretaris UMY, Dr. Bachtiar Dwi Kurniawan, S. Fil.I., MPA yang menerima langsung penghargaan ini menjelaskan, capaian tersebut merupakan hasil proses panjang yang dipersiapkan sejak lama.
“UMY memiliki milestone atau tonggak perencanaan strategis dari masa ke masa. Setelah melalui fase research university dan reputable university, kini kami memasuki fase entrepreneur university,” jelasnya.
Ia menambahkan, konsep entrepreneur university merupakan hasil dari pembangunan kampus berbasis riset yang menghasilkan produk bermanfaat bagi masyarakat, industri, dan pasar. Produk tersebut mencakup sistem, hak kekayaan intelektual, paten, ide, hingga teknologi tepat guna.
“Semua itu memberi nilai tambah, baik bagi civitas academica maupun institusi,” tambahnya.
UMY menerapkan strategi growth plan yang menghubungkan hasil riset dengan dunia usaha dan industri (DuDi), sehingga temuan dosen maupun mahasiswa dapat dipasarkan dan dimanfaatkan secara luas.
“Kata kuncinya adalah sinergi dan kolaborasi. Kami memperkuat kerja sama dengan DuDi agar hilirisasi riset dapat berjalan masif,” ujarnya.
Produk mahasiswa juga menjadi perhatian utama. Banyak karya teknologi tepat guna yang dinilai memiliki potensi komersialisasi dan layak dipasarkan.
“Penghargaan ini menjadi pengakuan bahwa UMY berada di jalur yang tepat menuju entrepreneur university,” katanya.
Ke depan, UMY berkomitmen memperkuat inovasi, riset, dan hilirisasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan dan teknologi baru lainnya.
“Harapannya, inisiatif yang ada dapat diperluas skalanya sehingga memberi dampak lebih luas. Selain itu, nilai tambah yang dihasilkan, termasuk secara finansial, akan memperkuat pembiayaan pendidikan tinggi di UMY,” pungkasnya. (Mut)