KUANSING, Suara Muhammadiyah - Pondok Pesantren KH Ahmad Dahlan Kuantan Singingi kembali menghadirkan suasana pendidikan yang hidup dan penuh keteladanan melalui penyelenggaraan upacara rutin pada Senin, 26 Jumadil Awal 1447 H/17 November 2025 M. Upacara ini menghadirkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kuantan Singingi, H. Suhelmon, MA., C.Qem, yang bertindak sebagai Pembina Upacara. Kehadiran beliau menjadi bentuk dukungan nyata Kementerian Agama terhadap penguatan karakter, akhlak, dan etos belajar di lingkungan pesantren.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Kepala Seksi Pakis, H. Burdianto, M.Kom, yang selama ini menjadi bagian penting dalam pembinaan lembaga pendidikan Islam di Kuantan Singingi. Kolaborasi keduanya memperlihatkan keseriusan Kemenag untuk terus menyertai proses pendidikan berbasis nilai, spiritualitas, dan kecendekiaan.
Dalam amanatnya, H. Suhelmon menyampaikan pesan moral yang sarat makna, mengajak para santri untuk menyadari nilai tanggung jawab personal. Ia menegaskan bahwa setiap manusia akan dihisab sesuai peran yang dijalaninya.
“Guru tidak akan dihisab sebagai santri, dan santri tidak akan dihisab sebagai guru. Maka jangan sia-siakan kesempatan yang kalian miliki. Pesantren telah memberi fasilitas, lingkungan, dan pembinaan yang memadai. Manfaatkanlah itu semua. Ibarat pisau yang terus diasah hingga tajam, ia akan dijaga dan dihargai. Begitulah manusia: ketika ia ditempa oleh ilmu dan disiplin, masyarakat akan menjaganya, mempercayainya, dan mengharapkannya,” ujarnya.
Pesan itu mengalir kuat, menjadi penegasan bahwa proses belajar adalah jalan pembentukan diri menuju kedewasaan dan kemuliaan.
Upacara berlangsung khidmat, dengan petugas dari Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Pondok Pesantren KH Ahmad Dahlan. Bamel Raffi, santri kelas 5 asal Muara Lembu, Singingi, tampil sebagai Pemimpin Upacara dan menjalankan tugasnya dengan penuh ketenangan dan disiplin, mencerminkan tumbuhnya kepemimpinan santri yang terarah.
Barisan peserta upacara meliputi Mudirul Ma’had, Febrian Al-birry, Lc., Bapak/Ibu Majelis Guru, para ustadz-ustadzah, serta seluruh santri dan santriyah. Keterlibatan penuh seluruh komunitas pesantren memperlihatkan suasana akademik yang tertib, kolektif, dan saling menguatkan—ciri khas pendidikan Muhammadiyah yang mendorong kemajuan melalui keteladanan.
Program menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif melalui upacara rutin ini telah menjadi bagian dari tradisi pembinaan Pondok Pesantren KH Ahmad Dahlan. Pesantren berupaya mempertemukan santri dengan figur-figur yang memiliki rekam jejak, pengalaman, dan pengaruh positif, sehingga motivasi, wawasan, dan pandangan hidup mereka semakin matang. Melalui ikhtiar ini, pesantren terus meneguhkan diri sebagai pusat pembentukan ulama dan generasi muda Islam yang cerdas, berakhlak, dan berorientasi pada peradaban.


