Kesuksesan Berpuasa Tergantung Diri Sendiri dalam Mempersiapkannya

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
768
Abdul Mu’ti. Foto: Tim Humas Unisa Yogya

Abdul Mu’ti. Foto: Tim Humas Unisa Yogya

SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menjadi pembicara dalam Tarhib Ramadhan 1446 H di Masjid Walidah Dahlan Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Selasa (25/2).

Mu’ti mengatakan, jelang datangnya bulan Ramadhan, umat Islam mesti mempersiapkan banyak aspek. Terutama dalam hal beribadah puasa, keberhasilan menunaikan ditentukan dari seberapa kuat keimanannya.

“Yang imannya kuat, menyambut dengan gembira (Tarhib Ramadhan). Menyiapkan mental, spiritual, untuk memasuki bulan Ramadhan. Yang imannya biasa-biasa saja (rendah), menerima apa adanya,” tuturnya.

Diakui Mu’ti, mengerjakan puasa memang sangat berat. “Tidak ada pilihan lain kecuali ikuti,” ungkapnya. Meski demikian, Al-Qur’an memberikan penghiburan kepada umat Islam jika pada zaman dahulu, juga sama-sama merasakan hal serupa tatkala berpuasa.

“Sejak dulu sudah diwajibkan untuk berpuasa. Jadi kamu jangan merasa kewajiban ini sebagai sesuatu yang berat. Kamu laksanakan saja,” katanya menyitir redaksi Qs al-Baqarah [2] ayat 183.

Berpuasa sebagai latihan spiritual umat Islam agar bisa menghindari dosa diluar bulan Ramadhan. Agar bisa menggapai orientasi utamanya, yakni tampil menjadi orang yang bertakwa. “Itu tergantung dari bagaimana kualitas ruhani kita di dalam menjalankan puasa,” urainya. 

Tapi ironinya banyak orang yang berpuasa, namun kata Mu’ti sebagaimana dikonfirmasi oleh Nabi, hasil yang didapat tidak sesuai orientasi, tapi malah jauh panggang dari api. “Kecuali lapar dan dahaga,” imbuhnya.

Keberhasilan berpuasa dengan kimaksnya menggapai ketakwaan, hanya bisa ditentukan oleh diri sendiri bukan orang lain. Diri sendiri menjadi peranan utamanya, sehingga Mu’ti meminta agar selama bulan Ramadhan, terutama menjalankan puasa, mesti menjaga diri sekaligus mengisinya dengan amalan-amalan yang disunahkan Rasulullah Saw.

“Karena itu maka yang menilai (keberhasilan puasa dengan menggapai takwa) kita. Tapi, yang paling banyak dalam kaitan dengan orang bertakwa, selain beriman kepada Allah, Rasulullah, Malaikat, Kitab, Hari Akhir, juga kewajiban melaksanakan ibadah, dan yang banyak adalah akhlak,” tegasnya.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menyebut, cerminan orang bertakwa yang terpublikasikan ke dalam kehidupan adalah ketika mampu menahan dari gejolak amarah sekaligus punya jiwa kesabaran yang tinggi.

“Sehingga orang bertakwa itu tidak marahan, tidak amukan, tidak nesunan. Ini problem sosial kita sekarang ini, ada gejala di mana kita punya budaya amuk,” bebernya.

Untuk itu, sebelum menjalani puasa di bulan Ramadhan, Mu’ti meminta untuk menata mental sekaligus menyiapkan iman. Dua hal ini sebagai penentu berhasil atau tidaknya pengejawantahan ibadah puasa tersebut.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi bagian dari motivasi dan juga meningkatkan kesiapan mental spiritual kita untuk menunaikan ibadah puasa Ramadan 1446 H,” pungkasnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah – Auditorium SD Muhammadiyah 1 Malang diresmikan oleh Menteri Pendi....

Suara Muhammadiyah

13 February 2025

Berita

PONTIANAK, Suara Muhammadiyah - Bertempat di aula Politeknik 'Aisyiyah Pontianak, jumat-ahad 5-....

Suara Muhammadiyah

6 September 2025

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tanwir 1 Aisyiyah Periode 2022-2027 secara resmi ditutup pada Ju....

Suara Muhammadiyah

17 January 2025

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Fakultas Studi Islam (FSI) Universitas Muhammadiyah Riau (Umri....

Suara Muhammadiyah

23 October 2025

Berita

BULUKUMBA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Bulukumba (UM Bulukumba) menyelenggarakan r....

Suara Muhammadiyah

21 May 2025