Oleh: Drs HM Jindar Wahyudi, MAg, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Boyolali, Alumni Pondok Shabran UMS
اَلْحَمْدُ ِلله ِالَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ اْلحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفاَ بِاللهِ شَهِيْدًا اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَلَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ: فَيَااَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْاللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُون. وقال تعالى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ .
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Mengawali hutbah jum’at ini marilah kita bersyukur kepada Allah SwT atas segala nikmat yang dilimpahkan kepada kita, seraya meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SwT. Hanya orang bertaqwa yang menjalani kehidupan ini dengan kebijaksanaan yang tidak menyebarkan berita bohong (hoax) karena takut akan azab Allah SwT.
Firman Allah.
اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang senang atas tersebarnya (berita bohong) yang sangat keji itu di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang sangat pedih di dunia dan di akhirat. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS. An Nur : 19)
Ayat ini turun bersamaan dengan ayat 11-20 pada surat An Nur berkenaan dengan fitnah yang menimpa keluarga Rasulullah saw, Sebagaimana “Aisyiah meriwayatkan bahwa;
Aku difitnah Abdullah bin Ubay bersama para munafikin yang lain (setelah menemani Rasulullah di salah satu peperangan) telah berkhianat dengan Shafwan bin Mu’athal setibaku di Madinah. Peristiwa ini turun setelah ayat tentang hijab diturunkan.Rasulullah percaya atas fitnah itu, lalu aku pamit untuk pulang ke rumah orang tuaku dan Rasulullah mengijinkannya. Sebulan berlalu dan belum tururun surat yang menyelesaikan masalahku ini. kemudian Rasulullah hadir ke rumahku, setelah bersyahadat dan berkata; ‘Aisyah aku telah mendengar kabar tentang dirimu. Jika kau tidak bersalah Allah pasti akan membersihkan namamu, namun jika kau bersalah bertaubatlah dan minta ampun kepada Allah dan Allah pasti akan menerima tobatnya. Aku berkata ; aku wanita yang masih belia, demi Allah Engkau telah mendengar berita itu dan membekas dihatimu dan Engkau mempercayainya. Jika aku katakan bahwa aku bersih dan Allah lebih tahu Engkau pasti tidak percaya. Lalu aku ke kamar. Tidak lama kemudian turunlah ayat, lalu Rasulullah bersabda; “bergembiralah ‘Aisyiah Allah telah membersihkan namamu” Mengetahui hal itu ibuku berkata, bangunlah temui Rasulullah, “aku tidak akan menemuinya, aku hanya bersyukur kepada Allah yang telah menurunkan ayat yang menyatakan bahwa aku tidak bersalah (HR Bukhari Muslim).
Sungguh betapa dahsyatnya dampak dari berita bohong yang viral dikalangan masyarakat luas apalagi jika hal itu menimpa pimpinan umat atau tokoh panutan tentu akan timbul kegaduhan di masyarakat, belum lagi dampak psikologi dan sosial bagi diri dan keluarganya tentu sangat mendalam. Tidak terkecuali keluarga Rasulullah pernah mengalami kejadian demikian (sebagaimana riwayat di atas) sehingga ‘Aisyiah harus meninggalkan Rasulullah saw sendirian untuk pulang ke rumah orang tuanya. Betapa sedih hati Rasulullah dan ‘Aisyiah sebagai suami istri yang harmonis harus berpisah dalam waktu satu bulan dengan perasaan yang tidak menentu.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Sebagai orang beriman kita harus bersikap bijaksana dan berhati-hati ketika menerima informasi di dalam gadget kita dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Kita cermati kebenaran informasi.
Firman Allah.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al Hujurat : 6)
Untuk mencermati kebenaran informasi memang tidak mudah namun jika kita memiliki niat baik untuk mengetahui kebenaranya tentu ada jalan yang bisa kita tempuh.
2. Kita cermati kebaikan informasi
Kelayakan untuk meneruskan informasi kepada orang lain sebagai sebuah kebaikan informasi bisa juga dilihat dari isi sebagai pesan informasinya apakah sesuai atau tidaknya dengan budaya, etika, moral masyarakat dan akhlak yang baik sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.
Rasululah saw pernah ditanya oleh Nawwas bin Sam’an tentang sesuatu itu mengandung nilai-nilai kebaikan atau keburukan yang mengandung dos, lalu Beliau bersabda:
الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ (رواه مسلم والترمذى)
“Kebaikan itu adalah bagusnya akhlaq sedang dosa adalah apa yang kamu lakukan akan menggelisahkan jiwamu dan tidak senang jika diketahui oleh orang lain." (HR Muslim dan Turumdzi)
3. Kita cermati kemanfaatan informasi
Berkaitan dengan manfaat informasi ini juga bersifat relatif sehingga harus benar-benar selektif dalam memilih orang atau grup yang akan kita kirimi informasi ini karena masalah kemanfaatan ini berkaitan pula dengan kuaalitas keislaman seseorang
Dalam sebuah Hadits dari Abu Huraerah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
مِنْ حُسْنِ ِاِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَالَايَعْنِيْهِ (رواه الترمذى وابن ماجة)
“Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat." (HR. At Turmudhi dan Ibnu Majjah)
Di antara kemanfaatan informasi yang layak untuk kita kirimkan ulang kepada orang lain antara lain bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan, ketrampilan teknis, pemahaman agama dan motivasi keagamaan, kewaspadaan dan sebagainya sehingga wawasan-wawasan itu bisa menambah referensi dan motivasi untuk berbuat dan berkarya yang bermanfaat bagi diri dan orang lain sehingga kita termasuk orang yang menyebarkan kebaikan pada sesama.
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Demikian khutbah jum’at yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan ada manfaatnya dan apa yang kita lakukan dalam bentuk menyebarkan informasi merupakan usaha yang mengandung kebenaran, kebaikan dan manfaat bagi orang lain agar termasuk bagian dari orang yang selalu menyebar kebaikan yang bernilai ibadah di hadapan Allah swt. Ammin.
بَارَكَ الله ُلِى وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِاْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمِ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَنَا وَاِيَّكُمْ عِبَادِهِ الْمُتَّقِيْنَ وَاَدَّبَنَا بِالْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ الَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. َاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلاَءِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ اَجْمَعِيْنَ, وَارْضَى عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِيْنَ وَالْمُوءْمِنَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ِانَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ ِاذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ِانَّكَ اَنْتَ الْوَهَّاب. رَبِّى اغْفِرْلِى وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .
Sumber: Majalah SM Edisi 17/2025