Oleh: H Aris Rakhmadi, ST., MEng, Dept of Informatics Engineering, Universitas Muhammadiyah Surakarta
اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ: ﴿وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا ٱلۡبَلَدَ ءَامِنٗا وَٱجۡنُبۡنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ﴾
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Pada kesempatan khutbah kali ini marilah kita merenungi kondisi bangsa kita yang sedang diuji dengan berbagai gejolak sosial dan gelombang demonstrasi di berbagai tempat. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk tidak larut dalam kegelisahan, melainkan mengambil peran dalam menjaga persatuan, menebarkan kebaikan dengan penuh hikmah, serta memohon kepada Allah agar bangsa Indonesia senantiasa diberi keselamatan, kedamaian, dan dijauhkan dari perpecahan.
Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk melihat semua peristiwa ini bukan hanya dari sisi lahiriah, tetapi juga dengan kacamata iman. Setiap musibah, gejolak, dan kekacauan yang menimpa bangsa adalah bagian dari ujian Allah SWT. Ujian itu datang agar kita semakin sadar akan kelemahan diri, memperbaiki amal, dan kembali kepada jalan-Nya.
Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (٢)
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji?” (Al-‘Ankabūt: 2)
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Persatuan adalah pondasi utama bagi kekuatan umat dan bangsa. Tanpa persatuan, umat akan mudah dilemahkan oleh perpecahan, perselisihan, dan permusuhan. Karena itulah Islam menegaskan agar umat berpegang teguh pada tali agama Allah dan tidak bercerai-berai.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا ۚ وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (١٠٣)
“Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan nikmat Allah itu kamu menjadi bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Āli ‘Imrān: 103)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa nikmat terbesar dari Allah kepada umat Islam adalah persaudaraan (ukhuwah). Rasulullah ﷺ mencontohkan hal ini ketika beliau mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka sebelumnya berbeda suku, berbeda latar belakang, bahkan sering bermusuhan, tetapi dengan iman dan ukhuwah Islamiyah mereka bersatu menjadi saudara seiman yang saling menolong dan saling menguatkan.
Relevansinya bagi bangsa Indonesia sangat jelas. Perbedaan pendapat, termasuk melalui demonstrasi, adalah hal yang lumrah dalam kehidupan berbangsa. Namun, jangan sampai perbedaan itu membuat kita terpecah, saling membenci, bahkan bermusuhan. Karena sesungguhnya kekuatan Indonesia terletak pada persatuan rakyatnya. Jika persatuan rapuh, maka bangsa akan mudah diadu domba dan dilemahkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Islam menugaskan umatnya untuk selalu menebarkan kebaikan dan mencegah keburukan. Namun, amar ma’ruf nahi munkar itu harus dilakukan dengan cara yang penuh hikmah, kelembutan, dan kedamaian, bukan dengan kebencian atau kekerasan. Karena Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam, bukan sebagai sumber perpecahan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya; jika ia tidak mampu maka dengan lisannya; dan jika ia tidak mampu maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).
Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa kewajiban amar ma’ruf nahi munkar tidak harus selalu dengan kekerasan atau konfrontasi. Ada tahapan dan ada cara yang sesuai dengan kemampuan dan keadaan. Justru ketika amar ma’ruf dilakukan dengan cara hikmah dan kasih sayang, maka ia akan lebih membekas dan membawa perubahan yang nyata.
Karena itu, menebarkan kebencian, melakukan kekerasan, dan memecah-belah umat bukanlah ajaran Islam. Yang diajarkan Rasulullah ﷺ adalah kelembutan hati, kasih sayang, dan keteladanan yang baik. Maka, di tengah gejolak bangsa ini, umat Islam harus menjadi penebar kesejukan, pengajak kebaikan, dan pengingat yang damai.
Marilah kita mulai dari lingkungan terdekat kita: keluarga, tetangga, masyarakat sekitar. Jadilah muslim yang membawa kedamaian, bukan ketakutan. Jadilah muslim yang menguatkan persaudaraan, bukan meruntuhkannya. Dengan demikian, Islam benar-benar hadir sebagai rahmat bagi bangsa Indonesia.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Bangsa ini adalah milik bersama. Indonesia bukan hanya sekadar tanah tempat kita berpijak, tetapi juga amanah Allah ﷻ yang harus dijaga dengan doa, usaha, dan persaudaraan. Di tengah berbagai ujian, doa umat sangat dibutuhkan untuk keselamatan, kedamaian, dan keberkahan negeri ini.
Doa Nabi Ibrahim عليه السلام untuk negerinya menjadi teladan bagi kita dalam mendoakan Indonesia:
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا ٱلۡبَلَدَ ءَامِنٗا وَٱجۡنُبۡنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: ‘Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala.’” (QS. Ibrahim: 35).
Maka, sudah sepatutnya kita sebagai umat Islam yang tinggal di Indonesia, senantiasa berdoa agar Allah ﷻ menjaga negeri ini, melindungi rakyatnya, memberi keberkahan rezeki, serta menghadirkan pemimpin-pemimpin yang adil dan amanah.
بارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، وَلِجَمِيعِ المُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ، وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَاتِ، اللّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ، وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ، وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ، وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ، وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ، وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي بِلَادِنَا وَاجْعَلْهَا آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً، وَوَفِّقْنَا لِزِيَادَةِ الْإِيمَانِ وَالطَّاعَةِ، وَاحْفَظْنَا وَأَهْلَنَا مِنَ الْفِتَنِ وَالْخِلَافِ، وَارْزُقْنَا رُوحَ التَّعَاوُنِ وَالتَّرَاحُمِ وَالْإِصْلَاحِ، وَاجْعَلْ أَعْمَالَنَا سَبَبًا لِبِنَاءِ أُمَّةٍ وَطَنٍ صَالِحٍ، خَالِصَةً لِوَجْهِكَ الْكَرِيمِ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Sumber: Majalah SM Edisi 18/2025