YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Korps Mubalighat ‘Aisyiyah (KMA) merupakan wadah bagi para Mubalighat ‘Aisyiyah dalam menempa diri, saling belajar bersama, untuk menguatkan sekaligus memastikan bahwa dakwah ‘Aisyiyah berjalan secara sistematis, progresif dan tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Melalui pembagian tugas antar anggota dari beragam potensi dan peran (lintas majelis) untuk saling mengisi bersinergi berkolaborasi, dengan leading sector dari Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK). Ada dalam setiap level pimpinan dari pusat sampai di cabang-cabang, sedangkan ranting berbasis pada partisipasi aktif para muballighatnya.
KMA DIY memiliki agenda rutin, salah satunya adalah “Pertemuan Korps Muballighat ‘Aisyiyah DIY” diadakan setiap 3 bulan sekali. Pada Ahad, 24 Agustus 2025. Pertemuan dihadiri oleh PWA (Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah) DIY, MTK PWA DIY, Pengurus KMA DIY, Pengurus KMA PDA se-DIY, juga mengundang para muballighat PDA se-DIY, para alumni ToT (Training of Trainer) Muballighat PWA DIY serta alumni PIMA (Pelatihan Intensif Muballighat ‘Aisyiyah). Dilaksanakan di aula kompleks perkantoran PDM Kota Yogyakarta, jalan Sultan Agung 14.
Dalam sambutannya, Dra. Hj. Hasta Dewi Ketua MTK PWA DIY sekaligus penanggung jawab KMA DIY mengungkapkan,” Kita semua adalah muballighat ‘Aisyiyah, yang tergabung dalam Korps Muballighat ‘Aisyiyah (KMA), yang harus selalu siap dan aktif melakukan pembinaan dan pencerahan baik untuk diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.” Lebih lanjut Hasta mengingatkan agar semua KMA PDA bisa menyelenggarakan acara rutin pertemuan mubalighat. Dengan materi yang beragam seperti materi ketarjihan, isu-isu aktual dalam perspektif tarjih juga bisa mengupas tentang metode-metode yang menarik dalam berdakwah yang disukai jama’ah.
Sementara Ketua KMA DIY, Hj. Rita Hayati, S.I.Kom, M.S.I. mengingatkan agar para muballighat menjaga komitmen bersama untuk aktif dalam berdakwah, salah satu wujudnya adalah hadir dalam pertemuan KMA DIY, karena KMA DIY adalah media pendidikan khusus bagi para muballighat andalan DIY terutama bagi para alumni ToT Muballighat dan alumni PIMA. “ Agar kegiatan-kegiatan kita bisa semakin meluas meningkat dan bermanfaat untuk umat.” Imbuhnya.
Materi inti dalam Pertemuan KMA DIY tersebut adalah kajian tentang “Memahami Kalender Hijriyah Global Tunggal, Implementasi Lokal dan Global” dengan menghadirkan pakar ilmu falak, Dr. H. Oman Fathurrahman SW, M. Ag. Ketua Bidang Hisab dan Iptek Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Oman yang juga menekuni dunia pendidikan, sebagai dosen FPAI Universitas Ahmad Dahlan mengemukakan bahwa Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) adalah agenda serius Muhammadiyah yang sudah dipersiapkan, digagas melalui jalan panjang diskusi pendalaman dan lain-lain. Paling tidak tercatat sejak tahun 2007, Muhammadiyah telah menginisiasi adanya simposium internasional di Hotel Sahid Jakarta, yang dihadiri oleh negara-negara Muslim seperti Yordania, Mesir, Malaysia, Maroko dan tuan rumah Indonesia. Yang menunjukkan KHGT juga menjadi harapan dan kebutuhan masyarakat muslim sedunia. Selanjutnya menjadi agenda penting pembahasan dalam Munas dan Muktamar dan akhirnya digunakan secara resmi oleh Muhammadiyah pada 1 Muharram 1447 H.
“KHGT menggunakan prinsip satu hari satu tanggal untuk seluruh dunia, sehingga umat Islam di seluruh dunia dapat menjalankan ibadah fokus dalam waktu yang sama, tanpa merasa terbebani dengan beragam perbedaan, sehingga memperkuat kesatuan umat Islam secara global," tandasnya. (S. Intani)
