JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia (MPBI) Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (Uhamka) menggelar kuliah umum bertajuk Pembelajaran Rekognisi pada Sabtu (26/4/2025). Kegiatan yang digelar di kampus SPs Uhamka, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ini menghadirkan tiga narasumber kompeten di bidangnya.
Perkuliahan yang dibagi menjadi tiga sesi ini meliputi Keterampilan Menulis/Berbahasa Produktif yang diisi oleh Prof. Dr. Sukirno, M.Pd., sesi Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia dengan narasumber Dr. Kuntoro, M.Hum., dan sesi Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia yang disampaikan oleh Dr. Eko Suroso, M.Pd.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Prodi MPBI SPs Uhamka, Dr. Imam Safii, M.Pd., mengungkapkan bahwa kegiatan rekognisi pembelajaran ini merupakan salah satu realisasi dari kerjasama antarinstitusi.
“(Kegiatan ini) Sekaligus juga dirancang khusus untuk membekali mahasiswa MPBI dari berbagai semester, mulai dari semester 1 hingga 4, agar menjadi lebih produktif dalam studi mereka,” katanya.
Senada dengan hal tersebut, Sekretaris SPs Uhamka, Dr. Ihsana El Khuluqo, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan dengan harapan dapat memantik semangat mahasiswa dalam menggarap penelitian, baik untuk tesis maupun artikel ilmiah.
Dia juga berharap agar para mahasiswa yang hadir dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat bagi perkuliahan mereka saat ini dan menjadi bekal yang berharga di masa depan.
“Kegiatan Pembelajaran Rekognisi ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas mahasiswa MPBI SPs Uhamka dalam bidang pendidikan bahasa Indonesia," ujarnya.
Kegiatan ini disambut baik oleh para mahasiswa yang hadir. Restu Nur Wahyudin, salah satu mahasiswa MPBI SPs Uhamka yang mengikuti kegiatan tersebut mengungkapkan dirinya mendapat insight dalam keterampilan dan penelitian bahasa dan sastra.
“Kegiatan yang dilaksanakan tadi menambah wawasan saya terkait keterampilan menulis dan penelitian bahasa. Setiap peristiwa melahirkan fenomena yang bisa menjadi ide penelitian,” ungkap Restu yang juga seorang pendidik dan penulis tersebut. (soleh)