YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ditandai dengan pemukulan gong oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Rapat Koordinasi Lembaga Bantuan Hukum Muhammadiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah resmi dibuka. Bertempat di SM Tower Malioboro Yogyakarta, lebih dari 100 advokat Muhammadiyah berkumpul untuk membahas strategi dan isu krusial dalam bidang hukum di Indonesia.
Taufiq Nugroho, Ketua Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih kepada seluruh anggota advokat Muhammadiyah yang hadir di Rakornas LBH AP Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Ia memuji advokat Muhammadiyah sebagai pahlawan sekaligus pejuang yang berperan di balik layar. Mereka berada di garis depan untuk memastikan keamanan serta legalitas hukum dari setiap Amal Usaha Muhammadiyah yang akan berdiri atau sedang menghadapi gugatan hukum kelompok tertentu.
“Kita adalah pahlawan yang berjuang di balik layar. Sebelum universitas, rumah sakit, atau amal usaha Muhammadiyah yang lain berdiri, LBH sudah memastikan keamanan hukum dan seluruh gugatannya, serta menyelesaikannya dengan senyap," ungkap Taufiq dalam sambutannya sebagai panglima yang membawahi LBH AP PP Muhammadiyah (8/8)
Menurutnya, Muhammadiyah terus eksis hingga hari ini bukan tanpa alasan. Sejak berdirinya hingga sekarang, Muhammadiyah secara konsisten hadir memberikan manfaat dan solusi kepada masyarakat. Misalnya, ketika masyarakat kesulitan mendapatkan akses pendidikan, Muhammadiyah hadir mendirikan sekolah dan perguruan tinggi. Begitu JUGA dengan rumah sakit Muhammadiyah, ia hadir untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang belum mendapatkan akses kesehatan.
“Sebagai pejuang yang bergelut di ranah hukum, tugas kita hari ini adalah bagaimana agar akses terhadap hukum dapat dirasakan oleh semua. Kami berharap LBH hadir di seluruh lapisan masyarakat,” tegasnya.
Oleh sebab itu, untuk mencapai cita-cita tersebut, banyak hal yang mesti dibenahi serta diperkuat. Yang mana selama ini ia keluhkan adalah terkait kurangnya jumlah advokat Muhammadiyah yang ada di daerah-daerah.
Untuk itu ia pun ingin menggandeng Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang memiliki fakultas hukum untuk bekerja sama mencetak advokat Muhammadiyah. Hal ini tak lain sebagai upaya kaderisasi sekaligus memperkuat peran advokasi hukum di daerah, khususnya bagi Muhammadiyah.
“Salah satu isu yang diangkat dalam Rakornas LBH AP kali ini adalah mendeklarasikan organisasi advokat Muhammadiyah,” tegas Taufiq menutup sambutannya dengan terima kasih. (diko)