JAKARTA, Suara Muhammadiyah — Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah silaturahmi ke Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Selasa (19/8). Kegiatan yang berlangsung di ruang pertemuan lantai 9 Gedung MPR RI tersebut diterima langsung oleh Wakil Ketua MPR RI, Dr Eddy Soeparno, SH., MH., didampingi beberapa staf khusus.
Rombongan LDK PP Muhammadiyah dipimpin langsung oleh Ketua, Muchamad Arifin, yang hadir bersama jajaran pengurus, yaitu Sekretaris Suhardin, Bendahara Mufid Habib Mustofa, Wakil Bendahara Kamarul Zaman, serta staf Najihussalam dan Ary Zuanda.
Dalam pertemuan tersebut, Muchamad Arifin menyampaikan paparan mengenai peran dan program LDK Muhammadiyah. Ia menegaskan bahwa dakwah komunitas di Muhammadiyah sejatinya telah dimulai sejak awal berdirinya Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan. Hingga kini, program dakwah terus berkembang, meliputi pengiriman dai ke daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal), pemberdayaan mualaf, serta pembinaan komunitas marginal perkotaan.
Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, tampak antusias menyimak paparan tersebut. Ia secara khusus memberikan perhatian pada pengalaman dakwah Muhammadiyah di pedalaman 3T. Menurutnya, para dai LDK Muhammadiyah yang bertugas di daerah 3T adalah pejuang sejati dalam mencerdaskan masyarakat ketika banyak pihak lain belum peduli.
“Program-program LDK Muhammadiyah sangat relevan dengan tantangan kebangsaan kita saat ini. Para dai yang berjuang di pelosok adalah ujung tombak pencerahan umat dan bangsa. Karena itu, MPR RI tidak hanya siap mendukung, tetapi juga menyandingkan program dakwah tersebut dengan sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Dengan demikian, dakwah yang dilakukan akan semakin kokoh dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila, menguatkan semangat kebangsaan, menjaga NKRI, serta merawat Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Eddy Soeparno.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa MPR RI melihat peran Muhammadiyah, khususnya melalui LDK, sangat strategis dalam membangun ketahanan bangsa dari bawah. “Jika dakwah komunitas bertemu dengan penguatan empat pilar, maka masyarakat akan tidak hanya tercerahkan secara keagamaan, tetapi juga semakin kuat secara kebangsaan,” tambahnya.
Silaturrahim ini diharapkan semakin memperkuat jejaring dakwah komunitas Muhammadiyah dengan berbagai elemen bangsa, serta menghadirkan kontribusi nyata dalam membangun masyarakat yang berdaya, berkemajuan, dan berkepribadian Indonesia. (Rif/Anggi)