SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Dalam semangat membangun generasi yang tangguh dan peduli, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Muhammadiyah Semampir, Surabaya, menggelar program pengabdian sosial yang melibatkan para santrinya secara langsung. Program ini menjadi salah satu bentuk ikhtiar untuk menanamkan nilai-nilai Al-Ma’un dalam kehidupan nyata santri yakni menjadi pribadi yang tidak hanya menerima, tetapi juga mampu memberi dan melayani masyarakat.
Dua santri terpilih menjadi pelopor dalam pelaksanaan program ini. Mereka diterjunkan langsung ke lingkungan masyarakat untuk menjalani proses pembinaan berbasis pengalaman (experiential learning). Dengan penuh semangat, mereka mulai menjalankan berbagai aktivitas sosial yaitu mendampingi anak-anak belajar, memfasilitasi kegiatan keagamaan, serta aktif terlibat dalam dinamika sosial kemasyarakatan.
Program ini bukan sekadar tugas lapangan, melainkan upaya strategis dalam membentuk karakter dan jiwa kepemimpinan sosial sejak dini. Kepala LKSA Muhammadiyah Semampir, Ahmad Fathullah, MPd, menyampaikan bahwa program pengabdian ini merupakan bagian dari visi pembinaan holistik yang menggabungkan aspek spiritual, emosional, dan sosial.
“Kami ingin santri bukan hanya tumbuh dalam lindungan panti, tetapi juga berkembang menjadi pribadi yang berani peduli, mampu hadir di tengah masyarakat, dan memberi kontribusi nyata. Inilah makna sejati dari ‘santri berdaya, umat berjaya’,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, para santri menunjukkan dedikasi dan kedewasaan yang menginspirasi. Mereka tidak hanya sekadar menjalankan peran sebagai peserta, tetapi juga menjadi agen perubahan yang membawa semangat positif bagi lingkungan sekitarnya.
“Awalnya saya merasa gugup, tapi ternyata di luar sana banyak orang baik yang justru menyambut kami dengan hangat. Saya belajar bahwa kebahagiaan itu bukan hanya ketika kita dibantu, tapi juga ketika kita bisa membantu orang lain,” ujar salah satu santri yang mengikuti program pengabdian sosial.
Program ini juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Kehadiran santri dalam kegiatan warga menjadi warna baru yang mempererat silaturahmi serta menghadirkan suasana edukatif dan spiritual yang membangun. Dalam beberapa kesempatan, warga turut mengapresiasi semangat pengabdian yang ditunjukkan para santri muda ini.
Ahmad Fathullah menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari kurikulum karakter di LKSA Muhammadiyah Semampir yang terus diperbarui secara kontekstual. Para santri diajak untuk menyadari peran mereka sebagai pemimpin masa depan yang harus memiliki empati, kepekaan, serta semangat juang untuk kemaslahatan umat.
“Mereka adalah pemimpin masa depan. Dan kepemimpinan sejati tidak hanya dilatih lewat teori, tetapi juga dibentuk dari pengalaman langsung di tengah masyarakat. Di situlah karakter ditempa, dan jiwa relawan tumbuh,” jelasnya.
Selain membentuk karakter santri, program ini menjadi jembatan sinergi antara LKSA dan masyarakat sekitar. Melalui pendekatan ini, LKSA Muhammadiyah Semampir ingin menunjukkan bahwa lembaga sosial bukan sekadar tempat pembinaan internal, tetapi juga pusat dakwah sosial yang aktif dan produktif.
Dengan semangat Al-Ma’un sebagai landasan gerak, program pengabdian ini diharapkan terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak santri ke depannya. Ahmad Fathullah menegaskan bahwa program ini akan diperluas dalam cakupan wilayah dan ragam kegiatan, sehingga semakin banyak ruang kontribusi yang bisa dijelajahi oleh para santri.
“Ini baru awal. Ke depan, kami akan buka lebih banyak peluang pengabdian, baik di bidang pendidikan, keagamaan, maupun pemberdayaan sosial. Karena kami yakin, ketika santri diberi ruang untuk berdaya, maka umat akan semakin berjaya,” pungkasnya. (Ahmad)
