MAKASSAR, Suara Muhammadiyah -Mahasiswa D3 Sanitasi PoltekMu Makassar kembali menunjukkan kontribusi nyata mereka dalam kegiatan Praktik Belajar Lapangab (PBL) melalui inovasi sederhana tetapi berdampak besar bagi lingkungan.
Bertempat di Dusun Buki, Desa Tonasa, Tombolo Pao , mahasiswa Prodi D3 Sanitasi Politeknik Muhammadiyah Makassar menciptakan tempat pembakaran sampah sederhana yang minim asap sebagai solusi terhadap permasalahan sampah yang belum memiliki tempat pembuangan akhir (TPA) di wilayah tersebut.
Ketua Panitia PBL, Syahrul Ramadhan mengungkapkan, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh pembacaan mahasiswa atas kondisi setempat yang menemukan masyarakat tidak memiliki sistem pengelolaan sampah yang memadai, sehingga sampah kerap menumpuk dan dibakar sembarangan, sehingga menyebabkan polusi udara. Untuk itu, mahasiswa merancang dan membangun tempat pembakaran sampah yang ramah lingkungan dan meminimalisasi asap.
Struktur tempat pembakaran ini dibuat sederhana tetapi fungsional. Tempat penampungan sampah dilengkapi penutup yang dirancang agar asap tidak langsung keluar ke udara bebas. Desain ini memungkinkan proses pembakaran berlangsung secara lebih tertutup, mengurangi emisi asap yang mencemari lingkungan.
Celah ventilasi pada bagian bawah berfungsi ganda: sebagai tempat keluarnya sisa pembakaran dan sebagai jalur sirkulasi udara yang memastikan pembakaran tetap berlangsung dengan baik tanpa menimbulkan asap berlebih. Udara panas dan asap yang timbul akan dialirkan ke atas melalui saluran cerobong yang telah disiapkan.
Syahrul menyatakan bahwa tempat pembakaran sampah ini merupakan bentuk model yang paling sederhana di antara berbagai jenis TPS lainnya, tetapi efektif untuk diterapkan di lingkungan perdesaan dengan keterbatasan sarana dan prasarana.
Dengan adanya inovasi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan turut menjaga kebersihan serta kesehatan lingkungan tempat tinggal mereka.
Sementara itu, Kepala Dusun Bonto-Bontoa, Asri Enja, menyambut baik inisiatif mahasiswa ini. Ia menyampaikan harapannya agar pembangunan TPS model ini dapat dilanjutkan ke rumah-rumah warga jika terbukti mampu mengurangi polusi udara.
"Insyaallah, kami sangat mendukung inovasi ini. Kalau memang bisa mengurangi pencemaran, kami siap melanjutkan pembuatannya," ujar dia.
Ketua Prodi D3 Sanitasi PoltekMu Novi Poni Harwani mengatakan bahwa pihaknya memang menekankan kepada mahasiswa untuk mencari masalah lingkungan yang Ada di desa atau di lokasi PBL. "Kegiatan PBL ini berfokus untuk solusi pemecahan masalah tersebut, bukan sekadar mencari data lantas laporan," tegas dia.
Pihaknya mendukung dan mengapresiasi inovasi yang dibuat oleh mahasiswa PBL tahun ini. Ketua Prodi bersyukur karena mahasiswa berhasil menerapkan ilmu teori yang di didapatkan di bangku kuliah. "Alhamdulillah, inovasi mahasiswa ini hadir sebagai respons terhadap banyaknya masyarakat yg membakar sampah di lahan terbuka sehingga menimbulkan polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan," ujar dia.
Ia berharap, upaya mahasiswa dalam mengedukasi masyarakat terkait dampak negatif asap pembakaraan terhadap kesehatan dan lingkungan dapat direalisasikan oleh masyarakat.
"Tentu harapan kami dengan adanya luaran inovasi dari mahasiswa, dapat betul-betul menjadi solusi dalam permasalahan lingkungan yg berhubngan dengan pencemaran udara dan menjadi inspirasi bagi warga yang lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan dalam mengatasi masalah sampah," kata Novi.
Selain, mahasiswa yang PBL di lokasi, Prodi D3 Sanitasi PoltekMu juga mengerahkan dosen-dosennya untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Penyuluhan tersebut dalam rangka pengabdian kepada masyarakat.
