Matang dalam Literasi, Saatnya Perkuat Dimensi Ekonomi

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
408
Prof Dr Haedar Nashir, MSi. Foto: Cris

Prof Dr Haedar Nashir, MSi. Foto: Cris

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir bangga dengan kebertahanan Suara Muhammadiyah mencapai usia 110 tahun. Usia ini melampaui usia kemerdekaan Indonesia, dan sangat jarang ditemukan media sezamannya yang masih bertahan sampai sekarang.

"Usia 110 tahun ini merupakan usia yang terbilang panjang. Bahkan usia manusia sekarang jarang yang ke-110," ucapnya dalam malam Tasyakuran Milad ke-110 Suara Muhammadiyah di SM Tower Malioboro Yogyakarta, Rabu (13/8).

Karena itu, Haedar menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim Suara Muhammadiyah yang telah berdedikasi tinggi dalam menumbuhkembangkan media ini menjadi makin berkemjuan.

"SM sekarang menjadi sebuah entitas media dan sekaligus juga usaha atau amal usaha yang relatif besar dan selalu ada inovasi dan langkah-langkah baru," katanya.

Dalam kesempatan itu, Haedar menyampaikan Suara Muhammadiyah harus siap menghadapi perubahan media ke depan. Hal ini tidak dapat dinafikan di tengah derasnya arus digitalisasi, disrupsi teknologi, dan pergeseran perilaku pembaca.

"Ke depan media itu tetap memiliki kekuatan, dan sekarang sudah terbukti. Tapi bagaimana menampilkan kekuatan itu," ujarnya.

Kekuatan itu yang kemudian mesti terhunjam di dalam sukma Suara Muhammadiyah. "Itu memang harus kita terobos," ucapnya. Dan saat ini, Suara Muhammadiyah sudah melakukannya dengan memfokuskan penguatan pada dimensi ekonomi.

"Inilah yang kita tekankan dalam pergerakan Muhammadiyah di era kami setelah Muktamar Makassar dan kemudian kita perkuat lagi di Muktamar Surakarta," terangnya.

Menurut Haedar, secara teologis, dimensi ekonomi dalam pergerakan Muhammadiyah sangat kuat. Islam sendiri mengajarkan perniagaan yang dijalankan dengan prinsip adil, jujur, dan memberi kemaslahatan bagi umat.

“Dianjurkan untuk berniaga, tapi yang tidak boleh itu riba. Riba itu bukan hanya soal rente atau lintah darat. Tapi juga eksploitatif dalam makna yang lebih luas. Yang tidak boleh itu. Itu bagian dari fasad fil ardh. Jadi keliru orang Islam tidak berniaga,” tegasnya.

Di situlah dimensi yang dipinta Haedar, mesti diperkuat oleh Suara Muhammadiyah kini dan ke depan. Dengan orientasi, usaha dan bisnis yang dijalankan dapat berkembang lebih baik lagi. “Dan ini perlu terus dikembangkan,” tukasnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

GORONTALO, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) merayakan langkah pertama ....

Suara Muhammadiyah

11 December 2024

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sukses meraih penghargaan Museum....

Suara Muhammadiyah

28 February 2024

Berita

KULON PROGO, Suara Muhammadiyah – Di tengah transformasi zaman yang makin kompleks. Lebih-lebi....

Suara Muhammadiyah

21 May 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Direktur Sekolah pascasarjana Direktur Sekolah Pascasarjana Uham....

Suara Muhammadiyah

30 October 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas 'Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta mengadakan Pertemuan Orang....

Suara Muhammadiyah

16 September 2024