Memahami Moderasi Beragama di Lingkungan Pelajar

Publish

21 June 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
279
IPM Jawa Timur

IPM Jawa Timur

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Dalam upaya pemahaman moderasi beragama, PW IPM Jawa Timur mengadakan seminar dengan menghadirkan Direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indoensia dengan tema “Penguatan Nilai-nilai Moderasi Beragama untuk Pelajar”. Bertempat di Aula BPSDM Jawa Timur. Sabtu (15/06).

Agenda ini masuk dalam kegiatan fokus Rapat Kerja Wilayah yang dihadiri oleh perwakilan dari Pimpinan Daerah IPM di seluruh Jawa Timur. Ketua bidang Seni Budaya IPM Jawa Timur, Nizar Syahroni menjelaskan bahwa banyak generasi muda yang salah pemahaman terkait moderasai beragama.

“Oleh karena itu pada malam hari ini mari kupas bagaimana cara beragama yang moderat. Menjadi umat unggul dan teladan tanpa keluar dari batasan ekstremisme.” Jelas Nizar.

Direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Prof. Dr. Irfan Idris, MA mengatakan bahwa sebenarnya manusia itu sudah mempunyai nilai dalam dirinya, tetapi masih lemah. Oleh karena itu perlu pemahaman dalam moderasi beragama. “Moderasi beragama itu maksudnya ialah sikap tengah. Tidak terlalu fanatik dan tidak terlalu lemah. Diantara kedua hal yang buruk.” Terangnya.

Ada suatu sikap, tambah Prof. Irfan, tindakan dan cara pandang dalam praktek beragama dalam kehidupan sehari-hari dan tujuan utamanya dari moderasi agama itu menjadi teladan bagi semua orang. “Negara kita sudah selesai dan final dengan ideologi Pancasila. Tidak ekstrem dan tidak berlebih-lebihan saat menjalani agama menjadi salah satu cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yakni melindungi martabat kemanusiaan di Indonesia.” Ungkapnya.

Bukan tugas kita menyalahkan yang berbeda aliran dengan kita. Tetapi mari menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan serta mengekspresikan keyakinannya. “Teman-teman jadilah pelajar yang mempunyai toleransi yang aktif atau pasif, maksudnya aktif ialah menghormati dan membantu sedangkan pasif menghormati tidak membantu.” Tandasnya.

Bukan malah menjadi intoleransi kepada agama lain. Artinya, tidak hormat dan tidak membantu agama lain. Di akhir pemaparannya, beliau berpesan kepada seluruh kader IPM se-Jawa Timur untuk terus memahami praktek moderasi beragama. Jadilah teladan di lingkungan sekitar dan mempunyai pengetauan luas.

“Saat ini generasi muda semangatnya selangit, tetapi pemahamannya sangat dasar. Oleh karena itu tinggikan pemahaman teman-teman agar mempunyai nilai terhadap masyarakat.” Tutupnya. (faqih/diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPP....

Suara Muhammadiyah

30 March 2024

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Diikuti oleh seluruh Ketua Program Studi dan Wakil Dekan, Biro Akad....

Suara Muhammadiyah

29 August 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Lazismu Jawa Barat menggelar Lazismu Goes To Campus di Auditoriu....

Suara Muhammadiyah

8 May 2024

Berita

OKUTIMUR, Suara Muhammadiyah - Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Kabupat....

Suara Muhammadiyah

9 February 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Klaten....

Suara Muhammadiyah

26 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah