Memotret Kemeriahan PRM Krangkoan dalam Milad Muhammadiyah ke-116

Publish

5 June 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
119
Foto Istimewa

Foto Istimewa

BATANG, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Krangkoan, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menggelar peringatan Milad Muhammadiyah ke-116 dengan meriah pada Rabu (4/6). Acara berlangsung di Kompleks Muhammadiyah Center setempat dan diikuti oleh jajaran pimpinan Cabang dan Ranting Muhammadiyah se-Kecamatan Limpung, serta simpatisan dari berbagai lapisan masyarakat.

Peringatan Milad ini diawali dengan apel akbar yang menampilkan formasi barisan tertib dari unsur pelajar, ortom, dan warga Muhammadiyah. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai acara sosial dan edukatif seperti bazar UMKM warga, donor darah bekerja sama dengan PMI Batang, cek kesehatan gratis, serta pentas seni dari siswa-siswi MIM Krangkoan.

Namun, yang paling mengesankan dari gelaran kali ini adalah penayangan video dokumenter dan pembacaan narasi sejarah terbentuknya Muhammadiyah Ranting Krangkoan. Sebuah kisah panjang yang mengakar sejak era pra-kemerdekaan. Tayangan tersebut berhasil membangkitkan rasa haru dan bangga di kalangan warga, sekaligus menjadi refleksi atas peran sejarah Muhammadiyah dalam membangun pendidikan dan dakwah di Krangkoan.

Ketua PRM Krangkoan, H Ekhwanudin, SPd, dalam sambutannya mengatakan bahwa memperingati Milad Muhammadiyah tidak hanya sekedar seremonial, tetapi juga momen untuk menggali ulang jejak sejarah sebagai sumber inspirasi dakwah masa kini dan mendatang.

Aspek kesejarahan bukan sekadar romantisme masa lalu, tetapi menjadi pondasi penting untuk meneguhkan semangat dakwah yang berpijak pada identitas dan perjuangan para pendahulu.

"Paham Muhammadiyah pada tahun 1926 sudah masuk di dukuh Krangkoan, dengan diawali tokoh masyarakat pada waktu itu, yang dengan sabar menularkan ilmu keislaman berpedoman pada Qur'an dan sunnah. Para pendahulu tidak bosan-bosan menimba ilmu sampai ke kota Jogja, bahkan sampai ada yang ikut pengajian KH. Ahmad Dahlan dengan berjalan kaki dari Krangkoan Batang ke Jogja," ujar Ekhwanudin yang berprofesi sebagai pendidik.

Di balik semarak peringatan ini, terselip kisah istimewa tentang PRM Krangkoan sebagai salah satu ranting Muhammadiyah tertua di Kabupaten Batang, selain Mlangi dan Pekuncen (Tersono). Jejak sejarahnya menelusup hingga tahun 1933, ketika Muhammadiyah Cabang Pekalongan menyelenggarakan Kongres Cabang di Dukuh Krangkoan, sebuah kawasan agraris yang kala itu jauh dari hiruk pikuk kota.

Kongres tersebut melahirkan keputusan penting yakni pendirian Madrasah Diniyah Muhammadiyah Krangkoan sebagai lembaga pendidikan Islam yang menandai lahirnya PRM Krangkoan secara resmi. Madrasah ini menjadi penanda awal gerakan tajdid di tengah masyarakat yang kala itu masih kuat dengan praktik kejawen dan tradisi mistik.

Dokumen historis dari Djawatan Pendidikan Agama Yogyakarta tanggal mencatat bahwa madrasah ini telah memiliki empat kelas aktif dengan pembelajaran dibagi dua termin: sore dan malam hari. Dedikasi luar biasa ditunjukkan oleh para guru dan santri yang rela belajar hingga larut malam.

Selanjutnya, pada tahun 1962, berdasarkan dokumen resmi lainnya, madrasah ini telah menyelenggarakan kegiatan belajar siang hari, menyesuaikan dengan dinamika zaman. Kala itu, madrasah dipimpin oleh Maesaroh, yang mencerminkan peran aktif perempuan dalam kepemimpinan pendidikan di persyarikatan.

Madrasah Diniyah Muhammadiyah Krangkoan resmi berdiri 15 September 1938, dan sempat ditutup sementara akibat agresi militer Belanda antara tahun 1947–1949, namun kembali aktif dan akhirnya berkembang menjadi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Krangkoan yang masih berdiri kokoh hingga hari ini.

Kini, tiap pagi siswa MIM Krangkoan berdiri dengan khidmat, melafalkan tujuan berdirinya Muhammadiyah dan tujuan pendidikan Muhammadiyah, sebuah tradisi yang menjadi jembatan ruh perjuangan generasi terdahulu menuju generasi penerus yang lebih sadar sejarah dan nilai perjuangan.

Peringatan Milad Muhammadiyah tahun ini bukan hanya sebatas seremoni tahunan di Krangkoan, namun menjadi momen kebangkitan untuk menyatukan spirit sejarah, semangat kebersamaan, dan harapan masa depan. Sebuah pengingat bahwa di desa kecil sekalipun terdapat cahaya peradaban Islam yang mencerahkan. 

“Kita tak boleh melupakan sejarah. Sebagai generasi masa kini, jangan sampai lemah ghiroh keislamannya, dan harus siap melanjutkan perjuangan para tokoh yang sudah mendahului kita," tandas Ikhwanudin kepada warga Persyarikatan. (Ilham/n)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

PURWOREJO, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMPwr) kembali menegaskan ....

Suara Muhammadiyah

30 April 2025

Berita

PURWOREJO, Suara Muhammadiyah - Dalam rangka menyambut Pemilihan Bupati Purworejo 2024, Pimpinan Dae....

Suara Muhammadiyah

3 August 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Digital Dasar Batch 1 resmi dibuka di....

Suara Muhammadiyah

17 July 2024

Berita

SUMBAWA, Suara Muhammadiyah - Pondok pesantren Muhammadiyah terus meningkat jumlahnya. Dalam Ra....

Suara Muhammadiyah

17 February 2025

Berita

SEMARANG, Suara Muhammadiyah – Pesantren Muhammadiyah Kudus kembali mencatatkan prestasi gemil....

Suara Muhammadiyah

30 January 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah