Menasihati Tetangga yang Mengalami Stres

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
113
Foto Ilustrasi Freepik

Foto Ilustrasi Freepik

Menasihati Tetangga yang Mengalami Stres

Oleh: Mohammad Fakhrudin

Uraian di dalam kajian ini merupakan lanjutan uraian tentang “MenasihatiTetangga yang Sakit” yang telah dipublikasi di Suara Muhammadiyah online, 25 Juli 2025. Ada tujuh hal pokok yang telah diuraikan di dalam edisi tersebut, yaitu (1) nasihat untuk tetangga yang berakidah tegak lurus (2) nasihat bagi orang yang lebih percaya pada ilmu pengetahuan, (3) nasihat bagi orang yang lebih percaya pada dukun, (4) nasihat bagi orang yang mudah terpengaruh, (5) nasihat bagi orang yang mengimani ada hubungan dosa dengan sakit atau sebaliknya, (6) nasihat bagi orang yang tak mau berikhtiar, dan (7) ikhlas dan sabar.

Stres dalam konteks kajian ini merujuk kepada pengertian gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar. Pengertian terebut terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V (hlm.1599).

Hak Memperoleh Nasihat

Memperoleh nasihat merupakan salah satu hak muslim. Hal itu dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana terdapat di dalam HR Muslim berikut ini.

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

“Hak seorang muslim terhadap seorang muslim ada enam perkara.” Lalu, beliau ditanya, “Apa enam perkara itu, wahai Rasulullah?” Jawab beliau, “Bila engkau bertemu dengannya, ucapkankanlah salam kepadanya. Bila dia mengundangmu, penuhilah undangannya. Bila dia meminta nasihat, berilah dia nasihat. Bila dia bersin lalu dia membaca tahmid, doakanlah semoga dia memperoleh rahmat. Bila dia sakit, kunjungilah dia. Dan bila dia meninggal dunia, ikutlah mengantar jenazahnya ke kubur.” 

Perlu kita pahami bahwa nasihat dapat disampaikan dengan kata-kata dan/atau perilaku. Nasihat yang pokok bagi orang yang sakit dan/atau keluarganya adalah ikhlas dan sabar menerima takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, semua nasihat itu harus disampaikan secara bijak. 

Kita menghindari kesalahpahaman atau ketersinggungan. Harus kita hindari maksud kita menyampaikan nasihat, tetapi tetangga yang sakit dan/atau keluarganya malah salah paham atau tersinggung. 

Nasihat dapat datang dari orang yang berpendidikan lebih rendah, dari orang yang berstatus sosial lebih rendah, dan/atau dari orang yang lebih muda. Banyak orang yang berpendidikan lebih rendah, tetapi berkahlak lebih mulia daripada orang yang berpendidikan lebih tinggi. Banyak orang yang berstatus sosial lebih rendah, tetapi berakhlak lebih mulia daripada orang yang berstatus sosial lebih tinggi. Banyak orang yang berusia lebih muda, tetapi berakhlak lebih mulia daripada orang yanag berusia lebih tua. 

Banyak orang berpendidikan tinggi, berstatus sosial tinggi, dan berusia lebih tua, tetapi berakhlak buruk misalnya zalim dalam perilaku pemerolehan rezeki, zalim dalam perilaku penegakan hukum, atau zalim dalam perilaku politiknya. Oleh karena itu, mereka justru harus dinasihati.

Nasihat untuk Tetangga yang Terguncang Jiwanya

Mas Tok (panggil saja demikian) terguncang jiwanya. Di rumahnya tidak ada seorang pun yang mau menyapa. Istri dan anak-anaknya sangat marah karena dia berselingkuh. 

Hatinya galau. Untuk mengatasi kegalauannya, dia mengajak ngobrol dengan siapa pun yang dapat ditemuinya di sekitar rumahnya, tetapi topik pembicaraannya tidak runtut. Pada awal pembicaraannya dia bercerita tentang peristiwa yang dialaminya. Diceritakannya bahwa dia mengalami kecelakaan ketika bersepeda santai dengan anaknya. Dia terserempet bus sehingga jatuh dan tidak sadarkan diri, Dia sadar setelah berada di rumah sakit tempatnya bekerja sebagai perawat. Namun, tiba-tiba topik ceritanya beralih ke topik lain. Dia menceritakan bahwa istrinya menuduhnya berselingkuh. Lalu, dia beralih ke masalah lain lagi.

Ada perilakunya yang aneh. Ketika bertemu dengan siapa pun termasuk anak kecil, dia pasti bersikap sempurna dan memberi hormat seperti tentara atau polisi. 

Saya tidak menertawakaannya meskipun anak kecil dan orang lain menertawakannya. Saya justru menasihatinya agar dia berperilaku wajar; tidak perlu bersikap sempurna dan memberi hormat seperti tentara atau polisi. Mereka, yang menertawakannya, saya nasihati juga agar tidak menertawakannya, tetapi membantu pemulihannya.

Saya tidak menasihatinya agar dia periksa ke psikiater. Dia baru saja pulang dari rumah sakit jiwa dan secara medis sedang dalam proses pemulihan. Saya menasihatinya agar dia berlatih memfokuskan pembicaraan. Setiap berbicara dengan saya, jika pembicaraannya tidak runtut, saya bimbing agar memperbaikinya. 

Setiap hari dia datang ke rumah kami. Rupanya dia merasa nyaman karena saya mau mendengarkan secara sungguh-sungguh dan meresponsnya sesuai dengan harapannya. Tambahan lagi, rumah kami hanya berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya.

Istrinya adalah mahasiswa saya. Jika tahu bahwa suaminya tidak berada di rumah kami, dia datang ke rumah kami untuk curhat tentang suaminya. Kadang-kadang di luar jam kuliah dia memanfaatkan waktu untuk minta nasihat. Saya nasihati agar bersabar menerima ujian. Saya doakan juga. 

Atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala, Mas Tok mengikuti nasihat dan berangsur-angsur dapat mengontrol diri. Bicaranya mulai teratur. Rasa percaya dirinya timbul kembali. Perilakunya wajar. Namun, timbul hal baru.  Dia sangat bersemangat menceritakan semua pengalamannya dan mengaku juga sebagai suami yang paling banyak dosanya di dunia. 

Saya menasihatinya agar tidak mengulangi perbuatan dosanya. Namun, dia kembali berselingkuh dengan perempuan yang sama. Oleh karena itu, istri dan anaknya meninggalkannya. Sejak itu, dia tidak pernah datang lagi ke rumah kami dan kami tidak mengetahui lagi kabar tentang dia.

Nasihat untuk Anak Tetangga yang Mengaku sebagai Anak Angkat

Anak tetangga (panggil saja Er) pada malam hari tiba-tiba mengaji di rumah. Hal itu membuat ibunya yang sudah lama menjanda karena suaminya meninggal, bingung. Ibunya makin bingung karena anak gadisnya itu tiba-tiba berhenti mengaji lalu menyebut nama lelaki yang akan melamarnya (sebut saja Mas Kus) dengan cemas. Ibunya khawatir telah terjadi hal yang tidak diinginkannya. Tentu dia khawatir jika lamaran dibatalkan secara sepihak.
Oleh karena itu, saya diundang datang ke rumahnya untuk memberikan nasihat. Saya pun datang. Tentu saya tidak dapat langsung memberikan nasihat. Saya perlu mengetahui lebih dahulu secara utuh kronologis peristiwanya.

Tidak banyak informasi yang saya peroleh. Oleh karena itu, saya menasihatinya agar dia dan keluarganya mohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar semua baik-baik saja. Lalu, dia minta agar saya bersedia dijadikan sebagai ayah angkatnya. Saya tersenyum dan menguatkan lagi agar dia mohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Pada malam berikutnya Er melakukan hal yang sama dengan malam sebelumnya. Saya diundang lagi. Saya datang lagi. Kembali saya menasihatinya agar dia dan keluarganya berdoa secara sungguh-sungguh untuk memperoleh pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saya menasihatinya agar semua percaya bahwa Mas Kus insyaallah tidak akan ingkar janji. 

Alhamdulillahi rabbil’alamin. Saya dapat berbicara lewat telepon dengan Mas Kus. Dia meyakinkan bahwa lamaran tetap dilaksanakan sesuai dengan rencana. Er dan keluarganya bersyukur. 

Ketika pernikahan akan dilangsungkan Mas Kus dan wakil dari keluarganya bersilaturahim ke rumah kami. Mereka berterima kasih karena saya bersedia menjadi ayah angkat Er. Rupanya Er kepada keluarga besar Mas Kus mengaku sebagai anak angkat saya. 

Dalam acara pernikahan, saya diberi amanah untuk mewakili keluarga besar Er. Alamdulilahi rabbil’aalamiin acara pernikahan berlangsung lancar. 

Setelah menikah, Er mengikuti suaminya tinggal di Banyumas. Dari perkawinan tersebut, mereka dianugerahi dua orang anak.Tiap Idul Fitri mereka bersilaturahim pada orang tuanya yang rumahnya bersebelahan dengan rumah kami di Magelang dan mereka pasti bersiltaturahim juga ke rumah kami. Tentu saja istri saya tidak lupa memberi "kedua cucu" itu hadiah sekadarnya.

Kedua anaknya sejak kecil menyapa "mbah" pada saya dan istri saya.  Alhamdulillahi rabbil'alamin mendapat tambahan cucu.

"Ya, Allah. Engkau Maha Pemberi Barakah. Limpahkanlah barakah-Mu kepada kami. Aamiin."


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Masjid Gedhe Kauman dan Alumni Shabran Oleh: Mahli Zainuddin Tago Jogja, Jumat sore 8 September 20....

Suara Muhammadiyah

12 September 2023

Wawasan

Oleh: Prima Trisna Aji, Dosen prodi Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang Menje....

Suara Muhammadiyah

3 June 2025

Wawasan

Oleh: Drh H Baskoro Tri Caroko, LPCRPM PP Muhammadiyah, Bidang Pemberdayaan Ekonomi, Seni dan Budaya....

Suara Muhammadiyah

6 September 2024

Wawasan

Oleh: Rizal Bahara, STP, MM Sumber daya alam mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Sumb....

Suara Muhammadiyah

19 September 2023

Wawasan

Membangun Pondasi Pendidikan yang Kuat: Dari Kejujuran hingga Olimpiade Kehidupan Oleh: Amir Hady, ....

Suara Muhammadiyah

2 May 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah