Mendikdasmen Tegaskan Pentingnya Karakter Sosial yang Menumbuhkan Kerukunan

Publish

1 May 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
92
Istimewa

Istimewa

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Upaya penguatan pendidikan karakter yang dilakukan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Kemendikdasmen RI) melalui program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, dibutuhkan untuk membangun perdamaian dan kerukunan sosial di tengah masyarakat majemuk. 

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti, dalam Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diadakan oleh Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikdasmen RI bersama Institut Leimena, mengatakan generasi muda Indonesia harus tumbuh tidak hanya dari sisi prestasi akademik, tetapi memiliki nilai-nilai karakter kuat untuk membangun kehidupan toleran dan saling menghormati.

“Kita perlu memberikan kepada anak-anak kita sikap sosial, dimana mereka bagian tak terpisahkan dari masyarakat, dan membangun lingkungan sosial yang inklusif,” kata Abdul Mu’ti dalam webinar bertemakan “Menyemai Karakter, Menuai Peradaban: Membangun Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” yang dihadiri lebih dari 3.400 peserta dari dalam dan luar negeri, Selasa (29/4/2025) malam.

Menurut Mendikdasmen, program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat merupakan pembiasaan sederhana, namun berdampak besar. Program tersebut tidak hanya terkait pembelajaran formal di sekolah, melainkan berupaya membentuk ekosistem pendidikan karakter yang disebut catur pusat pendidikan, terdiri dari satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan media.

Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Senior Fellow Institut Leimena, Amin Abdullah, mengatakan seluruh elemen bangsa perlu memprioritaskan pendidikan karakter di tengah situasi moral dan etika bangsa Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja. Sebagai bangsa majemuk dan religius, gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat perlu disinergikan dengan kompetensi dalam literasi keagamaan lintas budaya (LKLB) agar generasi muda mampu memahami diri sendiri, menghormati orang lain, mengelola perbedaan secara kreatif, dan bekerja sama lintas agama.

“Literasi keagamaan lintas budaya adalah visi besar untuk membentuk individu yang tidak hanya kuat secara pribadi, tapi juga mampu hidup harmonis dalam keragaman,” kata Amin.

Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul, Arif Jamali Muis, menjelaskan persoalan radikalisme dan intoleransi, ditambah tantangan dunia digital seperti pornografi, adikasi gawai, judi online, menjadi alasan pemerintah untuk memperkuat pendidikan karakter.

Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, terdiri dari bangun pagi, beribadah, berolah raga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat, adalah implementasi Asta Cita ke-4 untuk membangun sistem pendidikan nasional yang berlandaskan karakter utama bangsa. Program penguatan karakter lainnya antara lain senam pagi, gerakan kepanduan dan ekstrakurikuler, ajang talenta (riset inovasi, seni budaya, dan olah raga), pelatihan guru bimbingan konseling (BK) dan ke-BK-an, serta sekolah aman, nyaman, dan menggembirakan. 

“Penanaman pendidikan karakter tidak harus melalui berbagai macam teori, membangun pembiasaan, yang dengan pembiasaan itu akan terbangun kebiasaan, dari kebiasaan terbentuk kepribadian, dari kepribadian terbangun peradaban,” kata Arif.

*Tantangan Dunia yang Terkoneksi*
Direktur Eksekutif, Arigatou International, Switzerland, Maria Lucia Uribe, mengatakan generasi saat ini hidup dalam konektivitas sangat tinggi dimana kemungkinan interaksi antaragama, antarbudaya, antarbangsa menjadi tidak terbatas. Di sisi lain, kita juga berada di tengah meningkatnya ekstremisme, kekerasan, dan perpecahan.

“Penting bagi kita bertanya, apa tujuan pendidikan di dunia yang global dan saling tergantung? Pada masa ini, pendidikan harus diciptakan ulang, berakar pada visi untuk berkontribusi membangun perdamaian, kerukunan sosial, dan merayakan keragaman,” ujar Maria.

Menurut Maria, reformasi kurikulum tidak cukup, melainkan perlu beralih kepada pedagogi transformatif melalui peran guru untuk mendorong dialog dalam menghormati martabat setiap orang. Program LKLB yang dijalankan Institut Leimena bersama para mitranya telah menunjukkan hasil signifikan dalam pemberdayaan guru untuk mengajarkan nilai-nilai etis dan berpikir kritis.

Salah satu alumni program LKLB dan Guru Al-Quran Hadis, MAN 1 Magetan Jawa Timur, Fatwa Nur Aziza, melakukan terobosan dalam mengajarkan agama kepada para siswanya dengan mengajak mereka berkunjung ke rumah ibadah agama lain, yaitu Pura. Fatwa ingin memberikan para siswanya pengalaman perjumpaan dan dialog dengan umat beragama lain.

“Siswa selama ini memahami agama dan umat beragama hanya melalui teks. Belum pernah mereka melihat umat beragama lain secara langsung. Setelah berkunjung ke Pura, yang membuat terharu, salah satu siswa mendatangi saya mengucapkan terima kasih karena telah memberikan pengalaman berharga,” kata Fatwa.

Direktur Ekskutif Institut Leimena, Matius Ho, mengatakan program LKLB berupaya mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan dalam masyarakat majemuk, serta membuka ruang perjumpaan lintas agama agar dapat mengenal dan belajar bersama-sama. Sejak dimulai tahun 2021 sampai saat ini, program LKLB telah meluluskan 64 angkatan dengan total 9.600 pendidik dari 38 provinsi.

“Dalam konteks masyarakat yang religius dan majemuk, di mana taat beribadah tidak berarti mengucilkan diri dari masyarakat luas, tapi juga mampu membangun modal sosial, rasa saling percaya antar penganut agama dan kepercayaan yang berbeda,” kata Matius.

Kepala Puspeka Kemendikdasmen, Rusprita Putri Utami, mengatakan Pancasila adalah jati diri dan karakter bangsa sebagai panduan moral kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah keragaman. “Generasi mendatang perlu dibekali tidak hanya untuk berpikir kritis, tapi juga untuk hidup secara etis dengan kasih sayang melalui literasi yang melampaui batas budaya dan agama,” katanya.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

WONOGIRI, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Wonogiri menyelenggarakan Kons....

Suara Muhammadiyah

23 January 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Bertempat di SMP Muhammadiyah 10 (MUHDASA) Kota Yogyakarta pada tan....

Suara Muhammadiyah

19 October 2023

Berita

LAMTIM, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah Gunung Pelindung Periode 20....

Suara Muhammadiyah

30 September 2024

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah - Muhammad Zair Baitil Atiq mahasiswa prodi Hubungan Internasional (HI) b....

Suara Muhammadiyah

19 March 2024

Berita

GRESIK, Suara Muhammadiyah - Biro Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Ja....

Suara Muhammadiyah

19 May 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah