Menjaga Mentalitas dengan Nilai-Nilai Spiritual

Publish

12 October 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
1217
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Menjaga Mentalitas dengan Nilai-Nilai Spiritual

Pada dasarnya, manusia diciptakan oleh Tuhan di dunia dengan sempurna, dibandingkan dengan ciptaan Tuhan lainnya. Dalam Al-Qur'an, Allah menyatakan "Laqod fi Ahsani fii Taqwim" (Sungguh Aku menciptakan manusia dalam keadaan yang paling sempurna).

Ini menandakan bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan hewan, tumbuhan, dan yang lainnya. Di dalam diri manusia, terdapat hati (qolbu), yang merupakan pusat dalam menggerakkan akal, pikiran, perilaku, dan tindakan manusia itu sendiri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mentalitas terdiri dari jiwa, berfikir, dan perasaan. Karena mentalitas memiliki makna yang berkaitan dengan watak lahir dan batin manusia, dari bahasa Latin "Mens (Mentis)" yang berarti jiwa, nyawa, sukma, roh, dan semangat, semuanya bersatu dan berhubungan erat.

Seiring dengan perkembangan zaman dan beban yang semakin berat, watak dan karakter manusia cenderung menjauh dari nilai-nilai agama. Saat ini, banyak terjadi peningkatan gangguan kesehatan mental pada manusia, dan semakin mudah terkena penyakit mental. Ini dialami oleh anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa, dikarenakan faktor ekonomi, keluarga, dunia kerja, lingkungan, dan bahkan orang-orang berpendidikan tinggi atau yang memiliki jabatan di dunia politik maupun bisnis, yang terkadang juga terkena penyakit mental.

Beberapa tahun yang lalu, ada calon presiden yang menjadikan isu Revolusi Mental, tetapi kenyataannya masih jauh dari harapan, dengan maraknya praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) di beberapa instansi pemerintahan dan swasta. Prof. Dr. KH. Haedar Nasir, M.Si, pernah mengatakan, "Banyak orang cerdas tapi miskin akhlak," menandakan bahwa kecerdasan dan jabatan tidak akan memiliki dampak positif jika tidak digunakan dengan sebaik-baiknya.

Dalam ilmu kesehatan dan psikologi, penyakit mental dapat disebabkan secara biologis (mental organik), seperti gangguan pada syaraf, infeksi bakteri, kelainan bawaan, atau cedera otak, penyalahgunaan NAPZA, kekurangan nutrisi, dan ketergantungan pada smartphone.

Faktor psikologis, di antaranya, meliputi peristiwa traumatis seperti bullying, pelecehan seksual, kekerasan verbal, kehilangan orang tua, kurangnya kemampuan dalam berinteraksi sosial, perceraian, atau kehilangan suami atau istri, dan perasaan rendah diri.

Untuk mengatasi dan mengantisipasi masalah tersebut, penting untuk memperkuat diri, keluarga, dan masyarakat dengan nilai-nilai spiritual yang holistik. Selain itu, menciptakan kenyamanan dan keadilan akan meningkatkan kesejahteraan.

Selamat Hari Kesehatan Mental sedunia, semoga kita senantiasa terjaga dan melindungi generasi kita agar menjadi generasi yang kuat dan tangguh.

Rumini Zulfikar, Ketua PRM Troketon, Pedan, Klaten


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Merawat Muhammadiyah Oleh: Saidun Derani Mukaddimah Tulisan ini diinspirasi oleh Pidato Sambutan ....

Suara Muhammadiyah

26 February 2024

Wawasan

Etika Sosial dan Politik dalam Masyarakat Modern Oleh: Jabrohim Fenomena sosial-politik di era ko....

Suara Muhammadiyah

6 April 2025

Wawasan

Tali Pengikat dalam Kehidupan Manusia Oleh: Rumini Zulfikar, Penasehat PRM Troketon "Tali pengikat....

Suara Muhammadiyah

15 May 2024

Wawasan

Oleh: Hendra Apriyadi , M.Pd (Wakil Ketua 1 STIKes Muhammadiyah Tegal /Kandidat Doktor PBI Uhamka) ....

Suara Muhammadiyah

19 January 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Imam Syafi'i memberi banyak pen....

Suara Muhammadiyah

13 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah