Menjaga Mentalitas dengan Nilai-Nilai Spiritual

Publish

12 October 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
470
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Menjaga Mentalitas dengan Nilai-Nilai Spiritual

Pada dasarnya, manusia diciptakan oleh Tuhan di dunia dengan sempurna, dibandingkan dengan ciptaan Tuhan lainnya. Dalam Al-Qur'an, Allah menyatakan "Laqod fi Ahsani fii Taqwim" (Sungguh Aku menciptakan manusia dalam keadaan yang paling sempurna).

Ini menandakan bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan hewan, tumbuhan, dan yang lainnya. Di dalam diri manusia, terdapat hati (qolbu), yang merupakan pusat dalam menggerakkan akal, pikiran, perilaku, dan tindakan manusia itu sendiri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mentalitas terdiri dari jiwa, berfikir, dan perasaan. Karena mentalitas memiliki makna yang berkaitan dengan watak lahir dan batin manusia, dari bahasa Latin "Mens (Mentis)" yang berarti jiwa, nyawa, sukma, roh, dan semangat, semuanya bersatu dan berhubungan erat.

Seiring dengan perkembangan zaman dan beban yang semakin berat, watak dan karakter manusia cenderung menjauh dari nilai-nilai agama. Saat ini, banyak terjadi peningkatan gangguan kesehatan mental pada manusia, dan semakin mudah terkena penyakit mental. Ini dialami oleh anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa, dikarenakan faktor ekonomi, keluarga, dunia kerja, lingkungan, dan bahkan orang-orang berpendidikan tinggi atau yang memiliki jabatan di dunia politik maupun bisnis, yang terkadang juga terkena penyakit mental.

Beberapa tahun yang lalu, ada calon presiden yang menjadikan isu Revolusi Mental, tetapi kenyataannya masih jauh dari harapan, dengan maraknya praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) di beberapa instansi pemerintahan dan swasta. Prof. Dr. KH. Haedar Nasir, M.Si, pernah mengatakan, "Banyak orang cerdas tapi miskin akhlak," menandakan bahwa kecerdasan dan jabatan tidak akan memiliki dampak positif jika tidak digunakan dengan sebaik-baiknya.

Dalam ilmu kesehatan dan psikologi, penyakit mental dapat disebabkan secara biologis (mental organik), seperti gangguan pada syaraf, infeksi bakteri, kelainan bawaan, atau cedera otak, penyalahgunaan NAPZA, kekurangan nutrisi, dan ketergantungan pada smartphone.

Faktor psikologis, di antaranya, meliputi peristiwa traumatis seperti bullying, pelecehan seksual, kekerasan verbal, kehilangan orang tua, kurangnya kemampuan dalam berinteraksi sosial, perceraian, atau kehilangan suami atau istri, dan perasaan rendah diri.

Untuk mengatasi dan mengantisipasi masalah tersebut, penting untuk memperkuat diri, keluarga, dan masyarakat dengan nilai-nilai spiritual yang holistik. Selain itu, menciptakan kenyamanan dan keadilan akan meningkatkan kesejahteraan.

Selamat Hari Kesehatan Mental sedunia, semoga kita senantiasa terjaga dan melindungi generasi kita agar menjadi generasi yang kuat dan tangguh.

Rumini Zulfikar, Ketua PRM Troketon, Pedan, Klaten


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Suara Muhammadiyah dan Revolusi Industri 2.0 Oleh Mu’arif Suara Muhammadiyah (SM) terbit per....

Suara Muhammadiyah

1 November 2023

Wawasan

 Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (1)  Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Sap....

Suara Muhammadiyah

7 September 2023

Wawasan

Bahaya ‘Crab Mentality’ dalam Tubuh IMM Oleh: Naufal Abdul Afif S.Sos Crab mentality ....

Suara Muhammadiyah

25 September 2023

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (11) Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Saputra Di da....

Suara Muhammadiyah

16 November 2023

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Pencapaian ilmiah mengalami lonjakan dahsyat di masa pemerintahan khalifah Al M....

Suara Muhammadiyah

26 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah