MALANG, Suara Muhammadiyah – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., resmi menyandang gelar baru sebagai Pendekar Kehormatan dari Perguruan Seni Bela Diri Indonesia Pencak Silat Tapak Suci. Prosesi pengukuhan berlangsung khidmat dan penuh semangat dalam agenda pembukaan Kejuaraan Dunia (Kejurdun) Tapak Suci ke-2 tahun 2025 di Universitas Brawijaya, Malang, pada Jumat (1/8/2025) malam.
Pengukuhan ini didasarkan pada Surat Keputusan Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Surat keputusan tersebut dibacakan secara langsung oleh Sekretaris Umum PP Tapak Suci, Pendekar Besar H. A. Fanan Hasanudin, PBr.
"Dalam SK itu, Prof. Abdul Mu’ti secara resmi ditetapkan sebagai Pendekar Kepala Kehormatan," ujar Fanan Hasanudin. Dengan penetapan ini, Abdul Mu’ti berhak mengenakan Sabuk Hitam dan Rompi Pendekar sebagai simbol kehormatan tertinggi.
Pada kesempatan yang sama, penghargaan juga dianugerahkan kepada lima tokoh Muhammadiyah lainnya yang dilantik sebagai Pendekar Madya Kehormatan. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusi mereka dalam mendukung perkembangan Tapak Suci di berbagai lini.
Setelah dilantik, Abdul Mu’ti didapuk untuk memberikan sambutan mewakili para pendekar yang baru dikukuhkan. Ia mengawali pidatonya dengan humor segar yang mengundang tawa hadirin.
"Saya ini Pendekar karena perawakan saya pendek dan kekar. Kalau Bapak Muhadjir Effendy ini Pendekar karena beliau adalah Penegak Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar," kelakarnya, merujuk pada Menko PMK Muhadjir Effendy yang hadir mewakili Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Dalam sambutannya, Mu'ti mengapresiasi perkembangan dan prestasi luar biasa yang telah diraih Tapak Suci, baik di tingkat nasional maupun internasional. Menurutnya, Tapak Suci lebih dari sekadar seni dan olahraga bela diri.
"Tapak Suci adalah wadah pendidikan karakter bangsa, sebagaimana semboyannya yang agung: 'Dengan iman dan akhlak kita menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak kita menjadi lemah'," tegas Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu.
Momen pelantikan ini disaksikan secara langsung oleh ratusan peserta Kejurdun dari dalam dan luar negeri, para kader, pendekar, serta tamu kehormatan yang memenuhi tribun utama. Suasana semakin sakral ketika seluruh hadirin berdiri tegap dan bersama-sama mengucapkan Ikrar Tapak Suci—sebuah janji untuk membela kebenaran, menegakkan keadilan, dan menjaga marwah ajaran Islam.
Sebagai penutup, Abdul Mu'ti menegaskan bahwa Tapak Suci telah menjadi aset bangsa dan dunia.
"Terima kasih kepada Tapak Suci. Tapak Suci tidak hanya menjadi milik Muhammadiyah, tetapi milik Indonesia dan juga dunia," pungkasnya.