Muhammadiyah Bermuhasabah

Publish

30 December 2023
pdm

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
349
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Muhammadiyah Bermuhasabah

Oleh: Saidun Derani

Menjelang tutup tahun 2023 dan memasuki tahun 2024 sudah sepatutnya Muhammadiyah Bermuhasabah, sebuah upaya mengevaluasi diri apa yang sudah dicapai dan kemungkinan apa pula yang harus dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang. Dalam konteks inilah arti penting bermuhasabah dilakukan untuk menjawab tantangan dalam diri dan di luar dirinya baik secara individu (keluarga) maupun sebagai sebuah ormas (organisasi) seperti Muhammadiyah yang terorganisir dan moderen.

Muhasabah itu sendiri berasal dari akar kata Bahasa Arab  ha-si-ba yaitu  haasaba-yuhaasibu-muhasabah bermakna menelaah kegiatan yang dilakukan pada masa lalu dan persiapan untuk ke depan dengan mengkalkulasi plus minus dengan rujukan Alqur’an dan sunnah Rasul. 

Jadi dengan muhasabah ini baik orang perorangan maupun kelompok seperti ormas Islam, organisasi keluarga, masyarakat dan bangsa diharapakn lahir sebuah kegiatan yang dianggap berdampak positif untuk ditingkatkan lebih baik ke depan, baik kuantitas apalagi kualitasnya. 

Hal ini penting dilakukan setiap individu sebagai diri pribadi lebih-lebih sebuah ormas Islam seperti Persyarikatan Muhammadiyah. Konteks pentingnya sangat terkait dengan menghitung hari seiring dengan perubahan sosial (social change) yang memang sudah menjadi tabiat dasar manusia yang terus bergerak menjawab tantangan diri ke dalam dan di luar dirinya di tengah kehidupan bermasyarakat.

Dengan menghitung hari maka sebuah organisasi akan tahu apa yang menjadi tantangannya, mengapa gagal menjawab atau sekurang-kurangnya tidak maksimal melaksanakan program kerjanya secara optimal akan ditemukan jawabannya. 

Perhatikan kata-kata sahabat Umar bin Khaththab di bawah ini: “Hendaklah kalian menghisab (mengintropeksi) diri kalian sebelum kalian dihisab Allah” (Tirmidzi dan Ahmad)

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا

Allah berfirman dalam Alqur’an surah al-Hasyar, ayat 18:”Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”. (QS. Al-Hasyar:18)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Dari kedua sumber ajaran Islam itu dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan yang dapat menghubungkan dan konekting antara masa lalu dan ke depan sehingga didapat hasil yang lebih baik adalah intropeksi diri (muhasabah).

Menurut Prof. Arif Satria (www.istiqlal.or.id) paling tidak ada tiga hal yang terkandung dalam makna muhasabah tersebut, yaitu:

Pertama, bagi orang atau ormas yang melaksanakan muhasabah sesungguhnya dipandang sebagai sosok atau ormas pembelajar dan hal inilah yang dimaksud long life education, terus lah belajar mulai dari buaian sampai ke liang kubur. Alqur’an surah Yusuf, ayat 111 menerangkan bahwa : Sungguh pada kisah mereka benar-nenar terdapat Pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat” 

لَقَدْ كَانَ فِى قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَابِ

Bagi seseorang pembelajar sejati diindikasikan selalu berfikir dan berfikir sehingga dapat mengakumulasikan rumus-rumus konsepsi ilmu untuk diamalkan. Dalam konteks inilah makna mengapa Allah menjanjikan akan menaikkan beberapa derajat (kelas sosialnya) bagi orang-orang yang berilmu pengetahuan. Dari manusia semacam inilah akan melahirkan dan mampu memprediksi perubahan sosial (social change)  sehingga dapat menyiapkan apa yang harus dilakukan.

Surat Mujadilah ayat 11 menyebutkan bahwa Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Sebab itu ormas Islam yang memiliki daya cium yang tajam terhadap perubahan sosial memiliki kemampuan adaptif yang tinggi dengan pola pikir yang bertumbuh (growth mindset). Dalam konteks ini akan terpacu terus skill dan kompetensi baru dengan learning agility yang tinggi. Jadi kecepatan belajar ini sangat penting agar ormas Islam atau orang perorang bisa berperan menjadi trend setter perubahan sosial.

Kedua, muhasabah adalah sebuah upaya (ikhtiar) agar kehidupan dan penghidupan jauh lebih baik ke depan dari hari kemarin. Dengan demikian muhasabah mengandung makna perlunya orientasi pada masa depan di dunia maupun masa depan Akhirat.

Surat Al-Hasyr ayat 18 di atas merupakan pondasi visi masa depan pemeluk Islam. Bagi mukmin visi besarnya adalah menjadi hamba yang berbahagia di dunia dan berbahagia juga di Akhirat. Keseimbangan ini merupakan sebuah keniscayaan sebagaimana doa yang sering dibaca Nabi Muhammad Saw :”Wahai Tuhan Kami, anugrahkanlah kami kebahagian di dunia dan juga kebagiaan di Akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka”.

Dunia dengan demikian hanya sebagai jembatan menuju Akhirat. Dalama konteks ini kehidupan dunia tidak dibenarkan sampai melalaikan menyiapkan bekal Akhirat. Ayat di bawah menerangkan: “Jika solat sudah ditunaikan maka bertebaran lah kalian di bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah supaya kalian beruntung”. (al-Jumu’ah: 10). 

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepada kalian (kebahagiaan) negeri Akhirat dan janganlah kalian melupakan kebahagiaan dari kebaikan dunia (al-Qasas : 77). 

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

Case Qarun menjadi ibrah (pembelajaran). Harta berlimpah ruah pada akhirnya binasa dalam kepapaan. Beliau adalah orang solih akan tetapi miskin  (asset) yang meminta tolong didoakan kepada Nabi Musa agar kaya harta. Akan tetapi pasca kaya dia menjadi sombong dan melalaikan ibadah dan tidak peduli kepada sesama. Jadi ayat ini men dan jelaskan mengingatkan akan pentingnya hidup supaya ada keseimbangan antara profan (dunia) dan sakral (Akhirat).

Dalam konteks muhasabah model ini dapat melahirkan cara pandang bahwa hidup di dunia ini dituntut mampu menciptakan masa depan. Kemampuan semacam ini akan melahirkan umat yang akan menjadi penentu kecendrungan perubahan sosial di dunia. Inilah yang dimaksud dengan Islam Berkemajuan dan Mencerahkan yang menjadi motto Muhammadiyah memasuki abad keduanya.

Ketiga, dengan bermuhasabah akan mendorong seseorang atau ormas Islam mengupdate kegiatan atau program kerjanya. Kata kuncinya adalah mau belajar dari kelemahan diri sendiri maupun mengambil kelebihan orang lain yang dikenal dalam pepatah orang Minang  “Belajar dari Alam Takambang”.

Bagi orang yang berprestasi dia terus bergerak dengan visi ke depannya dalam rel kemajuan. Dasarnya adalah yang pertama menjalankan fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi yang harus memakmurkan dan sekaligus menjaga kehidupan dunia dari kerusakan (Hud: 61; Al-Ambiya: 107; al-Baqarah: 11, 30).

Dan kedua, sebagai bentuk syukur atas nikmat yang tidak terhingga dari Allah (an-Nahl: 4), baik kenikmatan kehidupan dunia, iman, dan kemerdekaan. Jika pandai bersyukur baik dengan jiwa dan tindakan nyata yang impactful akan diberi akumulatif kenikmatan itu yang akan terus membesar :”Jika kalian bersyukur pasti Aku tambah nikmatKu. Sungguh benar azabKu sangat keras”, firman Allah dalam Surah Ibrahim, ayat 7.

Artinya orang yang berprestasi  adalah orang yang pandai bersyukur  dan janji Allah di atas akan mendapatkan kenikmatan yang kelipatannya tanpa batas. Benarlah kata Umar bin Khaththab “Barang siapa yang harinya sekarang lebih baik daripada hari kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Atau sebaliknya menjadi orang yang merugi dan terlaknat”.

Tantangan Muhammadiyah tahun-tahun mendatang cukup berat dan tantangan itu  saling berkelindan antara satu dengan yang lainnya. Sistemik dan terstruktur masalahnya. Sebab itu menjawabnya juga kudu sistemik dan terstruktur meminjam bahasa Ketua PWM Banten, Dr. KH. Muhammad Syamsuddin, M.Pd. Ada mata rantai yang tersambung dari tingkat atas sampai ke struktur yang paling bawah Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) ketika beliau memberi arahan sosialisasi Penulisan Sejarah Muhammadiyah Banten dan Persiapan Muktamar Solo tahun 2023 di PDM Tangsel Ramadhan 1443 H.

Hasil studi Sejarah Muhammadiyah Provinsi Banten terbitan tahun 2023, berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris PWM Banten tahun 2015-2027, Prof. Dr. H. Zakaria Syafe’i, bahwa sangat perlu sekali perhatian yang serious dan sungguh-sungguh (Fokus) masalah ekonomi dan financial persyarikatan.

Fakta di lapangan sepanjang tahun 2023 terlihat indikasi ini misalnya bagaimana beratnya para majelis dan lembaga pembantu, Ortom PWM Banten menjalankan programnya karena tersandung masalah ini. Belum lagi persoalan pembayaran cicilan hutang pembangungan Gedung Dakwah PWM Banten ke Bank Bukopin yang selalu tayang digroup Info PWM, pembayaran gaji honor karyawan Kantor PWM Banten yang di bawah UMR, selain masalah gaji guru yang sangat belum layak sebagai pahlawan Pembangunan di wilayah-wilayah tertentu.

Persoalan ekonomi dan financial persyarikatan ini menurut penulis harus segera dicari jalan ke luarnya. Ibarat orang yang sehat pasti darahnya sehat, dan begitu juga organisasi akan sehat dan berjalan baik kalau keuangannya sehat dan baik. Hanya saja penulis di sini tidak masuk ke wilayah management financial organisasi yang sehat dan baik,  menyangkut cara menggali sumber pendanaan dari mana saja dan begitu juga ke mana saja ke luarnya. Jika diminta pendapat PWM Banten team kami siap membantu menyampaikan konsepsinya.

Lain lagi dengan penekanan Ketua PWM Banten lebih menyoroti kepada tata kelola persyarikatan dengan motto kepemimpinan kologial-kelektif. Persoalan di lapangan sistem kologial koleketif ini sejauh penulis perhatikan terasa agak lambat dalam mengambil keputusan  yang terkadang memerlukan waktu yang cepat dan keberanian mengambil tindakan yang sifatnya urgent dan radikal.

Selain masalah di atas ada lagi persoalan lain dalam sistem kepemimpinan kologial kolektif ini adalah ada semacam “kecanggungan” dalam menerapkan “Cleant Governance”. Sebagai contoh penulis memberi perumpamaan di perusahaan berbadan hukum strukturnya ada komisaris, direksi, dan karyawan. Tentulah tugas komisaris mengawasi jalannya perusahaan dan meminta laporan kepada direksi mengapa maju dan mengapa menurun dalam pengelolaan perusahaan pertahunan.

 Kalau di Persyarikatan Muhammadiyah strukturnya ada persyarikatan, AUM, dan anggota. Dalam konteks persyarikatan ini dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) pasal 16, ayat 1, butir (g) dan (h) tidak dibenarkan tumpang tindih merangkap jabatan di persyarikatan dan AUM. Karena dikhawatirkan terjadi “kecanggungan” yang penulis sebutkan di atas tadi terkait auditisitas yang menjadi tugas pokok persyarikatan terhdap AUM.

Lalu pertanyaannya adalah apakah dibenarkan dan boleh doble jabatan ini dilakukan? Muhammadiyah membenarkan sejauh ada izin tertulis dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah seperti dalam ART pasal 16, ayat 2.

Ala kulli hal dua persoalan pokok itu hemat penulis plus masalah basedata perlu menjadi perhatian semua komponen PWM Banten (majelis, lembaga, Ortom) terutama elite 13-nya untuk dimuhasabahi tutup tahun 2023 ini dengan harapan tiga masalah tersebut menjadi clear dan cleant sehingga persyarikatan dapat berjalan baik dan  bersaing dengan ormas Islam yang memiliki amal usaha yang sama dan ormas non-muslim yang ada di Provinsi Banten.

Penulis sejauh ini hanya memotret dan merasakan dan berharap banyak karena motto Muhammadiyah pada abad kedua ini adalah organisasi yang Berkemajuan dan yang Mencerahkan Alam Semesta.InsyaAllah wujud adanya. Allah ‘alam bi-Shawab.

Kampus, 30 Desember 2023

Penulis adalah Dosen Pascasarjana UM-Surby dan UIN Syahid Jakarta, aktif di  PWM Banten 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Refleksi 95 Tahun Sumpah Pemuda Rekonstruksi Kembali (Revisi) dalam Membangun Bangsa dan Negara Ha....

Suara Muhammadiyah

27 October 2023

Wawasan

Mengapa Pemilu Harus Diawasi? Oleh: Ahsan Jamet Hamidi Pemilihan Umum 1997, menjadi yang terakhir....

Suara Muhammadiyah

25 September 2023

Wawasan

Persatuan Bangsa Arab: Antropologis Kuat, Politis Rapuh  Oleh: Hajriyanto Y. Thohari  Ba....

Suara Muhammadiyah

22 July 2023

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (17) Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Saputra Di da....

Suara Muhammadiyah

28 December 2023

Wawasan

Oleh :  Priyono, S.HI., M.H Secara etimologi, pemuda syab (Arab), youth (Inggris) selalu diart....

Suara Muhammadiyah

14 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah