Musibah Bukan Kutukan, Tapi Tanda Kekuasaan Allah

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
82
Prof Dr H Abdul Mu'ti, MEd. Foto: Cris

Prof Dr H Abdul Mu'ti, MEd. Foto: Cris

KARANGANYAR, Suara Muhammadiyah - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah sekaligus Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti hadir dan membuka Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah-'Aisyiyah ke-3, Kamis (26/6) di Wonder Park Lawu Resort Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.

Mu'ti menyampaikan selamat dan sukses kepada Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang telah sukses melaksanakan Jambore tersebut. Termasuk mengapresiasi dedikasi MDMC dan semua pihak terkait kegiatan kemanusiaan baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Kami tentu merasa bangga dengan kehadiran MDMC. Sehingga kalau kita membuat tagline gerakan, 'Di mana ada bencana, di situ ada MDMC'", katanya.

MDMC, ungkap Mu'ti, menjadi pertama yang hadir dan memberikan bantuan ketika terjadi bencana alam. "Ini menunjukkan bagaimana pelayanan sosial telah menjadi DNA (Deoxyribonucleic Acid) Muhammadiyah. Pelayanan sosial itu menjadi jiwanya warga Muhammadiyah," sebutnya.

Mu'ti membeberkan, sangat merasakan betul kiprah MDMC di akar rumput.  Kiprahnya begitu rupa, sehingga karena itu maka, publik sangat menaruh harapan besar dengan MDMC sebagai benteng penanganan bencana alam.

"MDMC serta mitra-mitranya telah memberikan jawaban setiap kali terjadi permasalahan bencana di Indonesia," ujarnya.

Muhammadiyah dalam merespons bencana alam, telah mengeluarkan pedoman berupa Fikih Kebencanaan. Melalui pedoman ini, Muhammadiyah melalui MDMC memberikan tuntunan untuk menghindari perilaku yang dapat merusak lingkungan dan mendatangkan bencana dan merefleksikan dibalik layar musibah tersebut.

"Dengan Fikih Kebencanaan itu, Muhammadiyah tidak pernah menyalahkan musibah yang terjadi. Tidak pernah menganggap musibah sebagai kutukan atau laknat, tapi melihatnya sebagai bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang kita harus menyikapinya dengan iman dan sikap yang positif," tegasnya.

Menggarisbawahi kata musibah, harus dimaknai sebagai rahmat Allah kepada hamba-Nya. Karena dengan musibah itu, menjadi cara Allah membentangkan pintu surga bagi hamba-hamba-Nya yang mengulurkan tangan dan membantu sesama.

"Ayat tentang musibah setelah Innalilahi wa Innailaihi Raji'un dan sebelumnya, dimulai dengan penyebutan musibah itu disifati dengan kabar gembira. Karena itu, Muhammadiyah melihat berbagai bencana dengan sikap yang senantiasa positif, bahwa itu cara Allah membentangkan pintu surga bagi hamba-hamba-Nya," tandasnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BANTUL, Suara Muhammadiyah – Halal Bi Halal Keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiyah Ranting T....

Suara Muhammadiyah

29 April 2025

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Gerakan Subuh Mengaji (GSM) Aisyah Jawa Barat dilaksanakan secara dari....

Suara Muhammadiyah

28 August 2024

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah — Dalam upaya memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap konsep dan....

Suara Muhammadiyah

20 June 2025

Berita

BOGOR, Suara Muhammadiyah - Ahad (16/03/25), Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gunung Putri me....

Suara Muhammadiyah

18 March 2025

Berita

Resepsi Milad Muhammdiyah ke-111 dan Milad UMKU ke-25 KUDUS, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Da....

Suara Muhammadiyah

27 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah