BENGKULU, Suara Muhammadiyah – Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar konsolidasi tata kelola masjid dan musala Muhammadiyah di Kampus I Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) pada Rabu (20/8). Kegiatan ini dihadiri jajaran pengurus pusat Majelis Tabligh, di antaranya Wakil Sekretaris Dr Waluyo, Lc., MA., Ketua Bidang Pemberdayaan Korps Mubaligh dan Kemasjidan Talqis Nurdianto, Lc., MA., Ph.D., serta Anggota Bidang Sistem Informasi Dakwah dan Digitalisasi Tabligh Farid Suryanto, SPd., MT.
Konsolidasi ini berfokus pada pembahasan regulasi tata kelola masjid dan musala Muhammadiyah. Salah satu poin utama adalah integrasi pengelolaan masjid dengan Korps Mubaligh Muhammadiyah, sehingga fungsi rumah ibadah tidak hanya sebagai pusat ritual, tetapi juga basis dakwah yang lebih sistematis.
Selain itu, Majelis Tabligh PP Muhammadiyah memperkenalkan Sistem Pendataan Tabligh Muhammadiyah (Sitama). Melalui aplikasi ini, pendataan kegiatan dakwah dan kemasjidan dapat dilakukan secara digital. Dalam sesi simulasi, para peserta diberi kesempatan langsung untuk mencoba pengisian data Sitama sebagai langkah awal menuju tata kelola yang lebih modern.
Rektor Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Dr Susianto, MSi., yang turut hadir, memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia mengisahkan perjalanan panjang membesarkan kampus Muhammadiyah Bengkulu sebagai cerminan semangat dakwah yang konsisten, sekaligus menegaskan pentingnya sinergi antara dunia pendidikan dan gerakan dakwah Muhammadiyah.
Wakil Ketua PWM Bengkulu, Dr. Aan, menilai forum konsolidasi ini sebagai momentum baru bagi persyarikatan di wilayahnya. “Ini menjadi tonggak penting untuk menata masjid Muhammadiyah agar lebih profesional, terkelola baik, dan benar-benar menjadi pusat dakwah umat,” ujarnya.
Sementara itu, Waluyo menegaskan bahwa Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta, Jawa Tengah telah mengamanahkan penguatan tata kelola tabligh dan masjid. “Amanah muktamar adalah mengintegrasikan pengelolaan tabligh dengan Korps Mubaligh Muhammadiyah. Ini merupakan format strategis untuk memperkuat dakwah persyarikatan di masa depan,” kata Waluyo.
Kegiatan ini ditutup dengan penyampaian materi inti: regulasi pengelolaan masjid oleh Waluyo, presentasi sistem pendataan Sitama oleh Farid Suryanto, serta panduan penyusunan khutbah oleh Ustadz Talqis Nurdianto. Suasana diskusi berlangsung hangat, menandai semangat baru Muhammadiyah dalam memperkuat basis dakwah melalui tata kelola masjid yang lebih profesional dan adaptif terhadap perkembangan zaman. (Indra/Kiky)