Ortom di Sekolah: Jantung Muhammadiyah di Masa Depan

Publish

29 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
68
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Ortom di Sekolah: Jantung Muhammadiyah di Masa Depan

Oleh: Noval Sahnitri, Ketua Bidang KDI PW IPM Lampung

Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi yang dikenal sebagai gerakan islam yang mencerahkan terutama dalam bidang pendidikan. Semua orang pasti sudah tau bahwa Muhammadiyah memiliki sekitar 5000 lebih sekolah/madrasah. Sekolah/Madrasah di Muhammadiyah secara umum sama seperti sekolah lainnya untuk dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara khususnya, menjadi tempat kaderisasi perkaderan Muhammadiyah sejak usia dini. Hal ini tentu sesuai dengan fungsi Perguruan Muhammadiyah yakni, fungsi kaderisasi. Artinya sekolah hadir tak sekadar tempat belajar biasa, melainkan menjadi ladang tempatnya kaderisasi utamanya Muhammadiyah. 

Perkaderan muhammadiyah adalah sebuah keniscayaan yang diharapkan mampu menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna amanah dikemudian hari. Maka disinilah, ortom harus dihadirkan sebagaimana mustinya yakni, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Hizbul Wathan (HW) dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM), mereka memiliki peran krusial bukan hanya sebagai pelengkap kegiatan ekstrakurikuler tetapi jantung yang memompa semangat nafas estafet kepemimpinan muhammadiyah kedepan dalam denyut nadi generasi muda. 

Pertanyaannya, mengapa ortom di sekolah Muhammadiyah itu penting? Karena disanalah nilai-nilai islam berkemajuan dan perjuangan Muhammadiyah bisa ditanamkan secara aplikatif. Di IPM, selain mereka mendapat ilmu dasar tentang organisasi bisa menjadi ruang pembelajaran diri untuk belajar menjadi pemimpin di masa depan. Dengan IPM, mereka dapat belajar berpikir kritis, menyampaikan ide, gagasan, aspirasinya  dan membangun budaya kegiatan yang positif. Sementara, di Tapak Suci Putera Muhammadiyah dan Hizbul Wathan, mereka dapa ditanamkan nilai kedisiplinan, keberanian serta semangat membela agama dan bangsa tanpa mengesampingkan nilai-nilai agama islam dalam penerapannya. 

Namun dalam kenyataannya, ada diantara sekolah Muhammadiyah yang tidak memberikan ruang optimal pertumbuhan kepada ortom demi masa depan regenerasi Muhammadiyah. Ada sebagian yang menganggap ortom hanya pelengkap, bahkan ironisnya ruang geraknya dibatasi. Hal ini merupakan PR kita semua di Muhammadiyah, bagaimana supaya ortom ini berjalan dengan maksimal. Tidak memberikan dukungan dan ruang gerak kepada ortom, secara tidak langsung sudah mematikan regenerasi kepemimpinan Muhammadiyah. Terlepas, semua sekolah pasti memiliki potensi kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda, namun yang namanya solusi pasti akan didapatkan ketika mau menjalankanya terlebih dahulu. 

Pertama, perlu adanya kesadaran secara kolektif, dalam hal ini baik dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala staf tata usaha, dewan guru serta pimpinan Muhammadiyah setempat. Keberadaan ortom itu bukanlah beban, tapi mereka adalah investasi jangka panjang bagi keberlanjutan gerakan dan regenerasi kepemimpinan Muhammadiyah di masa depan. 

Bayangkan apabila hari ini banyak sekolah Muhammadiyah tidak sadar betapa pentingnya kehadiran ortom ditengah dinamika pendidikan dan perkembangan zaman. Mengabaikan keberadaan ortom di sekolah ibarat seperti memutus aliran darah pada jantung regenerasi. Membina ortom bukan pekerjaan sampingan dan juga yang penting jalan dan ada kegiatan, akan tetapi merupakan bagian inti dari visi dan misi Perguruan Muhammadiyah itu sendiri. 

Kedua, Ortom di sekolah adalah wujud nyata dari pembinaan kader yang terintegrasi dan berkelanjutan. Keberadaan ortom di sekolah hadir juga sebagai media strategis dalam membentuk karakter dan kepemimpinan pelajar. Idealnya, kaderisasi di Muhammadiyah harus berlandaskan pada nilai-nilai islam yang murni serta dengan semangat perjuangan persyarikatan yang diwariskan oleh para pendiri. Kegiatan kaderisasi di Muhammadiyah akan melahirkan calon-calon pemimpin berintegritas tinggi yang dibentuk bukan hanya cerdas secara intelektual tetapi juga kuat secara ideologis, kokoh secara spritual dan siap mengemban amanah persyarikatan, umat dan bangsa. 

Lebih-lebih juga dengan melalui ortom akan membentuk generasi muda yang terbiasa berorganisasi, mengasah kemampuan komunikasi, kepemimpinan, manajemen kegiatan, hingga kepekaan sosial. Hal ini tentunya selaras dengan misi Muhammadiyah untuk menghadirkan islam yang rahmatan lil’alamin yang mampu memberikan solusi bagi problematika kehidupan modern tanpa kehilangan jati diri keislaman. 

Ketiga, ortom di sekolah adalah satu-satunya harapan besar yang dimiliki oleh Muhammadiyah. Ini menjadi titik awal sekaligus benteng kokoh yang utama dalam menyiapkan kader-kader penerus yang akan menjaga kelangsungan gerakan persyarikatan. Namun, jika hari ini sekolah-sekolah Muhammadiyah beserta seluruh stakeholder tidak peduli, tidak  sadar dan tidak memberikan perhatian yang serius terhadap kaderisasi, maka resiko besar menanti. Bisa jadi Muhammadiyah kedepan bukan lagi di isi oleh penerus dari generasi kita, namun bisa jadi di isi oleh orang-orang berkompeten secara akademis dan profesional, namun mereka tidak memiliki keterikatan secara ideologis dan rasa khas perjuangan Muhammadiyah. 

Apabila ini benar-benar terjadi, bisa dikatakan Muhammadiyah akan selalu ada secara nama dan institusi, akan tetapi esensi utama apa yang menjadi tujuan Muhammadiyah bisa tidak tercapai, karena kelalaian kita semua sendiri dalam ketidakmampuan menyiapkan generasi penerus. Ini adalah ancaman nyata yang datang dari internal kita sendiri. Karena itu, sekolah Muhammadiyah sebagai kawah candradimuka kaderisasi harus dipandang sebagai ruang strategis yang tidak boleh diabaikan. 

Bisa kita simpulkan bersama-sama, apabila Muhammadiyah hari ini ingin tetap relevan dan kuat di masa depan, mari kita bersama-sama menghidupkan ortom di sekolahnya masing-masing dengan segala potensi yang dimiliki. Menjaga, merawat dan memperhatikan kaderisasi melalui ortom bukan hanya tugas segelintir orang, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh stakeholder Muhammadiyah. 

Berikan mereka ruang terus belajar, bertumbuh, dah berproses. InsyaAllah dengan memberikan ruang-ruang kepada mereka denyut jantung Muhammadiyah akan terus memompa dan berdetak, bahkan semakin kuat. Sebab, dari sinilah masa depan Muhammadiyah dipertaruhkan. Apakah tetap menjadi gerakan islam, dakwah amar ma’ruf-nahi mungkar dan tajdid yang konsisten di jalan perjuangan, ataukah hanya menjadi nama besar yang kehilangan ruh dan cita-citanya. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Nasionalisme Muhammadiyah dan Kemerdekaan Oleh: Fokky Fuad Wasitaatmadja, Universitas Al Azhar Indo....

Suara Muhammadiyah

19 August 2024

Wawasan

Muhammadiyah dan Dinamika Politik Oleh: Ahmad Alkhawarizmi, S.H, Trainer Pusdiklat UMM, Pengurus MP....

Suara Muhammadiyah

3 May 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Imam Syafi'i memberi banyak pen....

Suara Muhammadiyah

13 December 2023

Wawasan

Nyadran, Sadranan dan Ziarah Oleh: Khafid Sirotudin, LP UMKM PWM Jawa Tengah Selasa pagi, 11 Febru....

Suara Muhammadiyah

14 February 2025

Wawasan

Mengungkap "Q": Injil Tertua yang Tersembunyi Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unive....

Suara Muhammadiyah

20 December 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah