KUDUS, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) Syamlawi Pesantren Muhammadiyah Periode 2025/2026 Kudus resmi dilantik oleh Pimpimpinan Cabang IPM Kota Kudus yang berlangsung di Masjid Markaz At Tauhid, Pesantren Unit 2 Singocandi. Momen ini menjadi langkah awal bagi para kader pelajar untuk melanjutkan kepemimpinan pelajar Muhammadiyah di lingkungan pesantren.
Acara pelantikan turut dihadiri oleh Pimpinan IPM Kota Kudus dan serta Mudir Pesantren Muhammadiyah Kudus jajarannya . Para tamu undangan, Ustadz Ustadzah, dan seluruh santri pun turut menyaksikan prosesi pelantikan ini dengan penuh antusias.
Dalam rangkaian acara pelantikan, Ketua Umum PR IPM Syamlawi periode 2024/2025, Muhammad Nuzayh Effendi, turut memberikan sambutan terakhirnya sebagai bentuk penutup masa kepemimpinannya. Ia menyampaikan ucapan selamat kepada jajaran pengurus baru yang telah resmi dilantik, sekaligus rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh teman seperjuangan selama satu periode penuh menjalankan amanah.
“Terima kasih atas kebersamaan, kerja sama, dan semangat yang telah kita bangun bersama. Semoga apa yang kita lakukan menjadi amal jariyah dan menjadi pijakan kuat bagi kepengurusan selanjutnya,” ujar Nuzayh dalam sambutannya. Ia juga berpesan kepada pengurus baru untuk tetap semangat dan istiqamah dalam menjalankan tugas, karena kepengurusan adalah bagian dari proses belajar dan ladang pengabdian di jalan Islam.
Sementara itu, Ketua Umum PR IPM Syamlawi yang baru dilantik untuk periode 2025/2026, Hauzan Tsaqif Faros, mengajak seluruh kader IPM dan santri untuk bersama-sama menjaga semangat kolaborasi dan kontribusi aktif dalam kegiatan-kegiatan pesantren. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya IPM sebagai bagian yang tak terpisahkan dari dinamika kehidupan santri.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri. IPM harus hadir membantu dan mendukung kegiatan-kegiatan di pesantren, baik di bidang ibadah, akademik, maupun sosial,” tuturnya. Ia juga menjelaskan makna dari tema pelantikan tahun ini, yakni "Generasi Baru, Semangat Baru", yang mencerminkan harapan akan lahirnya semangat kepemimpinan yang lebih segar, aktif, dan membawa perubahan positif.
Perwakilan IPM Kota Kudus yang turut hadir memberikan arahan kepada seluruh kader agar menjadikan IPM sebagai sarana pendidikan karakter melalui prinsip dasar 3T: Tertib Ibadah, Tertib Belajar, dan Tertib Organisasi. Ia menekankan bahwa ketiga hal ini harus dijalankan secara seimbang, karena IPM bukan tempat berkegiatan semata, melainkan wadah pembinaan yang menyeluruh. Ia juga mengingatkan bahwa nilai dari sebuah organisasi tidak diukur dari seberapa banyak jumlah anggotanya, tetapi dari kualitas gerakan dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
Wakil Direktur II Pesantren Muhammadiyah Kudus menyampaikan apresiasi kepada kepengurusan sebelumnya, khususnya para santri kelas VI yang telah menuntaskan amanahnya dengan baik. Menurutnya, IPM adalah ruang belajar yang sangat penting, tempat di mana santri berlatih ikhlas, berusaha, dan menanamkan niat yang benar dalam menjalani amanah.
Ia menegaskan bahwa pengalaman organisasi adalah bekal berharga yang akan bermanfaat tidak hanya di pesantren, tetapi juga di masa depan, saat santri melanjutkan studi maupun hidup bermasyarakat. Ia mendorong seluruh santri untuk berpartisipasi, meskipun tidak harus menduduki jabatan tertentu. Menurutnya, keterlibatan dan pengalaman adalah inti dari proses pembelajaran itu sendiri.
Mudir Pesantren dalam pesannya mengingatkan bahwa kelelahan dalam organisasi seringkali datang bukan karena tugas yang berat, tetapi karena niat yang tidak tepat. Jika seseorang hanya ingin mendapatkan pujian dan sanjungan, maka lelah akan cepat menghampiri. Namun, jika niat diluruskan karena Allah, maka perjuangan dalam organisasi akan terasa ringan dan bermakna. Ia juga menegaskan bahwa IPM merupakan bagian penting dari proses kaderisasi santri.
Banyak alumni yang dulunya aktif di IPM terbukti mendapat manfaat besar dari pengalaman yang mereka jalani. Mereka tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, terlatih dalam kepemimpinan, dan siap mengabdi di tengah masyarakat. Oleh karena itu, ia berpesan agar seluruh pengurus baru menjalankan amanah ini dengan sungguh-sungguh, tidak mencari popularitas, tetapi menjadikan IPM sebagai ladang amal dan sarana pembentukan diri.