Tekad Bersama Majukan Pendidikan dan Kemandirian Umat
BANJARNEGARA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wanayasa menyelenggarakan Pengajian Ahad Wage pada Ahad (19/10) bertempat di Pondok Modern Muhammadiyah MBS MTs Muhammadiyah Wanayasa. Kegiatan ini sekaligus menjadi momen peresmian Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBS Wanayasa dan dihadiri berbagai tokoh, di antaranya Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banjarnegara, Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah beserta staf, Camat Wanayasa Sri Wahyuni, Koramil dan Kapolsek Wanayasa, Kepala KUA, Kepala Desa Wanayasa, Kepala Puskesmas Wanayasa, PCM Pejawaran dan Karangkobar, tamu dari Cilacap, serta warga masyarakat se-Wanayasa.
Dalam sambutan Mudir MBS Wanayasa, Ustaz Wahyudin, S.Ag., M.S.I. menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya acara seremoni, melainkan bentuk pertanggungjawaban atas amanah pendidikan yang diemban. Ia menegaskan, “Ini kesempatan untuk melaporkan amanah yang kami jalankan bersama para guru dan pimpinan madrasah dalam memajukan MTs dan MBS Wanayasa.” Ia menyebut dukungan warga Muhammadiyah dan masyarakat telah membawa banyak kemajuan. Jumlah siswa terus meningkat, sarana prasarana membaik, dan gedung megah berdiri sebagai wujud kerja keras bersama.
Wahyudin juga mengingatkan bahwa pembangunan gedung tersebut masih menyisakan tanggungan hutang sebesar Rp1,2 miliar. “Gedung ini memang megah, tetapi hutangnya masih menjadi amanah kita bersama,” ujarnya. Ia berharap hutang tersebut dapat diselesaikan sebelum masa pensiunnya. Sebagai upaya kemandirian, MBS mendirikan Dapur Makan Bergizi (MBG) yang berfungsi membantu pelunasan hutang melalui penyewaan dapur dan pemberdayaan ekonomi lokal. “Dapur ini bukan hanya fasilitas pesantren, tetapi rumah gizi dan keberkahan untuk masyarakat Wanayasa,” tegasnya.
Ia juga mengumumkan rencana pendirian SMK Muhammadiyah di lingkungan MBS pada tahun 2026 bekerjasama dengan SMK Muhammadiyah Karangkobar. Jurusan yang disiapkan meliputi Teknik Kendaraan Ringan, Akuntansi, dan Bisnis Daring. Menutup sambutannya, ia menyampaikan, “Kami tidak akan menyerah. Dengan keyakinan, keberanian mengambil risiko, dan kebersamaan, in syaa Allah kita mampu menyelesaikan amanah ini.”
Ketua PCM Wanayasa, Rohmani, S.T. mengapresiasi peran MBS sebagai pusat keunggulan pendidikan Muhammadiyah di wilayah Wanayasa. “Kami memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada MBS yang telah mengelola pendidikan dengan baik dan menjadi kebanggaan warga Muhammadiyah,” katanya. Ia menilai pembangunan Dapur Makan Bergizi sebagai bagian dari dakwah yang menggembirakan dan menyejahterakan, namun tetap mengingatkan tanggung jawab penyelesaian pembiayaan pembangunan. PCM juga melaporkan peluncuran mobil operasional PCM yang masih memerlukan dukungan biaya operasional dari warga Muhammadiyah.
Dalam kesempatan itu, Camat Wanayasa, Sri Wahyuni, memaparkan program pemerintah kecamatan yang akan membangun lima dapur gizi untuk 11.300 penerima manfaat, termasuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. “Kami ingin hasil tani berupa sayur, beras, hingga bahan pangan lain bisa terserap langsung di wilayah kita. Jadi perputaran ekonomi cukup di Wanayasa,” jelasnya. Ia juga mengajak masyarakat kembali menanam padi dan komoditas unggulan daerah seperti beras Pandansari dan Barito.
Sri Wahyuni menekankan pentingnya keterlibatan keluarga dalam pendidikan anak. “Jangan sampai anak mencari tempat curhat di luar rumah karena kita sebagai orang tua tidak hadir. Bangun komunikasi yang hangat setiap hari,” katanya. Ia juga mengingatkan bahaya narkoba dan konten negatif di era digital.
Ketua PDM Banjarnegara Ust. H. Sobri dalam ceramahnya menyoroti keberadaan enam SPPG Muhammadiyah di wilayah Banjarnegara termasuk di MBS Wanayasa. “Kalau satu SPPG bisa menyalurkan setengah ton beras dalam sehari, maka lima dapur bisa mencapai dua setengah ton. Ini menghidupkan petani hingga koperasi,” ujarnya. Ia mendorong inovasi dalam penyediaan makanan sehat seperti es krim sayur atau sosis bergizi agar menarik bagi anak-anak.
Ia menegaskan kekuatan Muhammadiyah berada di cabang dan ranting. “Muhammadiyah adalah gerakan. Semua harus bergerak, bukan hanya pimpinan,” katanya. Ia mengingatkan pentingnya pengajian rutin, rapat, dan pelayanan sosial sebagai wujud kecintaan kepada organisasi. Menutup ceramahnya, ia mengajak jamaah memperbarui niat. “Amal tergantung pada niat. Kalau ikhlas karena Allah, in syaa allah diterima. Mari kita gerakkan Muhammadiyah dengan ikhlas demi ridha Allah,” tutupnya. (Badru)