YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pengajian Ramadhan 1446 H yang digelar oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) DIY resmi dibuka pada Sabtu (15/3) di Amphitarium Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Acara ini mengusung tema "Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan."
Wakil Rektor Bidang Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi UAD, Utik Bidayati, mengapresiasi tema yang diangkat dalam pengajian ini. Ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar meningkatkan ibadah kepada Allah, tetapi juga harus mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari agar bermanfaat bagi umat.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Ikhwan Ahada, yang turut hadir dalam acara ini, menekankan pentingnya transformasi diri agar perempuan mampu memahami potensi yang dimiliki. Hal ini, menurutnya, sejalan dengan semangat Aisyiyah dalam memberdayakan perempuan melalui berbagai program dan gerakan. Ia juga menyoroti peran Aisyiyah yang telah terbukti luar biasa sejak awal berdiri, menjelang kemerdekaan, hingga pasca kemerdekaan. Kontribusi perempuan dalam organisasi ini, lanjutnya, tak terbantahkan dalam berbagai aspek kehidupan.
Lebih lanjut, Ikhwan menjelaskan bahwa peran Aisyiyah dalam berbagai sektor menjadi bukti nyata kesetaraan gender yang berlandaskan konsep Risalah Perempuan Berkemajuan. Ia menafsirkan istilah "mendinamisasi" dalam tema pengajian ini sebagai sebuah proses pemberdayaan yang berkelanjutan. Menurutnya, pemberdayaan perempuan harus berlandaskan prinsip keadilan karena tidak ada kemakmuran tanpa keadilan yang tercipta.
Sementara itu, Ketua PWA DIY, Dr Widiastuti, MM, menegaskan bahwa ruang bagi perempuan kini semakin luas dengan semakin banyak sektor yang dapat dimasuki. Namun, ia juga mengingatkan bahwa masih ada perempuan yang belum sepenuhnya merasakan manfaat pembangunan, terutama dalam akses kesehatan dan hukum. Oleh karena itu, ia mendorong perempuan Aisyiyah untuk terus bergerak dan berkontribusi dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, sebagaimana yang telah dilakukan melalui Sekolah Wirausaha Aisyiyah.
Sebagai bagian dari upaya kemandirian ekonomi, PWA DIY telah memproduksi air mineral dengan merek Bueka. Meskipun keuntungan dari usaha ini belum sepenuhnya mampu membiayai organisasi, Widiastuti menilai bahwa langkah ini tetap penting karena telah melibatkan 80 agen yang berperan sebagai pionir distribusi hingga ke tingkat ranting. Dalam bidang kesehatan, PWA juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa rumah sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah guna memastikan perempuan Aisyiyah memiliki kesehatan yang prima sehingga tetap aktif dalam gerakan dakwah yang peduli terhadap kesehatan masyarakat.
Melalui momentum Pengajian Ramadhan ini, Widiastuti berharap perempuan Aisyiyah semakin tergerak untuk berkontribusi dan menginspirasi orang lain. Ia juga mendorong setiap daerah, cabang, dan ranting untuk menggali serta memanfaatkan keunggulan yang dimiliki sebagai modal utama dalam menggerakkan organisasi.
Pengajian ini menghadirkan berbagai narasumber yang membahas peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Rektor UAD, Muchlas, membawakan materi bertajuk "Strategi Perempuan Berkemajuan sebagai Pemimpin di Era 5.0." Rektor UMY, Achmad Nurmandi, menyampaikan tema "Perempuan sebagai Agen Perubahan Menuju Keadilan di Indonesia." Rektor Unisa Yogyakarta, Warisiti, menyampaikan materi "Strategi Mewujudkan Keadilan Kesehatan Melalui Dinamisasi Perempuan."
Selain itu, Akademisi UIN Sunan Kalijaga Rof'ah Makin membahas "Peran Perempuan dalam Membangun Masyarakat Inklusif," sementara Wakil Rektor UAD Yogyakarta, Norma Sari, menyampaikan kajian berjudul "Dinamika Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan dalam Perspektif Aisyiyah." Sebagai penutup, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Siti Syamsiatun, menyampaikan materi tentang "Dinamika Perempuan Berkemajuan dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial." (Nad/Tia/Cris)
