YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) secara resmi meluncurkan ruangan baru bernama Nakamura Corner. Ribuan koleksi pribadi milik Prof. Mitsuo Nakamura, antropolog asal Jepang yang lebih dari lima dekade meneliti Islam di Indonesia, akan segera dapat diakses publik melalui layanan Perpustakaan UMY.
Peresmian yang digelar pada Rabu (24/09) ini dirangkaikan dengan bedah buku terbaru karya Prof. Nakamura berjudul Mengamati Islam Indonesia 1971–2023. Buku tersebut merekam perjalanan panjang penelitiannya terhadap Islam dan Muhammadiyah di Indonesia.
Dalam sambutannya, Prof. Nakamura yang kini berusia 92 tahun menuturkan bahwa dedikasinya dalam mengkaji Islam di Indonesia lahir dari pengalaman lapangan dan interaksi langsung dengan masyarakat. Sejak awal 1970-an, ia memilih Yogyakarta, khususnya Kotagede, sebagai lokasi penelitian karena dinilai merepresentasikan interaksi unik antara tradisi dan modernitas.
Salah satu hasil penelitian mendalamnya adalah karya monumental The Crescent Arises Over the Banyan Tree, yang hingga kini menjadi rujukan penting dalam studi tentang Muhammadiyah.
“Saya bukan ahli agama Islam dari kitab, tetapi saya belajar Islam dari orang-orang yang saya temui sehari-hari. Penelitian saya lahir dari pengalaman hidup bersama masyarakat,” ungkap Nakamura. Ia juga menegaskan bahwa setiap hasil penelitian akademik memiliki etika untuk dikembalikan kepada masyarakat sebagai bentuk penghargaan dan terima kasih.
Dalam sesi bedah buku Mengamati Islam Indonesia 1971–2023, Nakamura memaparkan bahwa karya terbarunya merangkum lebih dari lima dekade penelitiannya. Buku tersebut menyoroti dinamika gerakan Muhammadiyah, perkembangan pendidikan dan sosial-keagamaan, serta interaksi Islam Indonesia dengan modernitas. Ia berharap karyanya dapat menjadi stimulasi intelektual bagi generasi muda untuk terus meneliti dan memperkaya kajian tentang Muhammadiyah maupun Islam Indonesia.
Kepala Perpustakaan UMY, Novy Diana Fauzie, M.A., menjelaskan bahwa Nakamura Corner akan menampung 4.857 koleksi pribadi Nakamura yang terdiri dari literatur berbahasa Jepang, Belanda, dan Indonesia. Koleksi ini mencakup bidang antropologi, sejarah Islam, hingga kajian sosial, yang sebagian besar merupakan referensi utama dalam penulisan karya-karya akademiknya.
“Apa yang kita kenal dari tulisan-tulisan Nakamura, akarnya ada pada ribuan buku ini. Karena itu, Nakamura Corner menjadi sangat istimewa, berbeda dengan corner lain di UMY yang umumnya lahir dari kerja sama kelembagaan. Kali ini, seluruh koleksi datang dari dedikasi seorang akademisi,” ujar Novy.
Novy menambahkan bahwa peresmian ini baru merupakan soft launching, sebab sebagian koleksi masih dalam proses pengiriman dari Jepang. UMY menargetkan Nakamura Corner dapat dibuka secara penuh untuk civitas academica maupun publik pada November mendatang. Ia juga berharap corner ini menjadi rujukan baru dalam memahami Islam Indonesia dari perspektif global. (ID)