YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Simposium Al-Maun yang berlangsung di SM Tower Malioboro (11/8) menjadi wadah bagi ekonom Muhammadiyah untuk mengungkapkan gagasan. Sekaligus memberikan sumbangan pemikiran dalam sistem perekonomian nasional. Yang mana dalam simposium ini Al-Maun menjadi basis dan sekaligus praksis gerakan ekonomi Muhammadiyah ke depan.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhadjir Effendy mengatakan, Muhammadiyah menjadi satu-satunya yang berhasil leading sebagai gerakan Islam yang lahir di era pra kemerdekaan. Hal ini sejalan dengan cita-cita Kiai Dahlan yang memimpikan Muhammadiyah di kemuadian hari dapat menjadi organisasi yang memimpin peradaban. Salah satu hal yang mengilhami Muhammadiyah menjadi organisasi besar dengan ribuan amal usahanya adalah QS. Al-Maun.
Al-Maun menurutnya, selain menjadi surat pembebasan dalam aspek sosial, juga memiliki dimensi gerakan ekonomi. Konteks berbagi dalam QS. Al-Maun selain berlaku kepada anak yatim dan orang miskin, kontek tersebut juga dapat menjadi landasan di sektor ekonomi. Berbagi dalam konteks ini dapat diartikan "menjalin kerjasama dan kolaborasi". Hubungan di aspek ini pun berlaku setara - saling memberikan manfaat.
“Al-Maun ini bisa menjadi inspirasi bagaimana kita membangun ekonomi yang setara, saling memanfaatkan, saling memberikan berkah. Itulah prinsip ekonomi Islam,” tegasnya dalam Simposium Al-Maun yang berlangsung di SM Tower Malioboro (11/8).
Muhadjir menambahkan, pada dasarnya Al-Maun hadir untuk menolak ketimpangan, menolak adanya pemusatan modal dan kapital, mendorong hadirnya keadilan ekonomi yang didasarkan pada kerelaan satu sama lain. (diko)