Petunjuk Bagi Orang Bertakwa

Publish

21 May 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
79
Foto Istimewa/Pixabay

Foto Istimewa/Pixabay

Oleh: Suko Wahyudi

“Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (Al-Baqarah [2]: 1–2)

Al-Qur’an membuka surat Al-Baqarah dengan sebuah kalimat yang tegas dan penuh makna: tidak ada keraguan di dalamnya. Ia datang dari Allah SwT, Tuhan semesta alam, sebagai cahaya yang membimbing manusia kepada jalan yang lurus. Bukan sekadar bacaan, bukan pula kumpulan kata tanpa makna. Al-Qur’an adalah petunjuk hakiki, yang turun bukan untuk membingungkan, melainkan untuk menerangi jalan hidup manusia.

Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan Kitab itulah, Allâh menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Al-Maidah [5]:15-16)

Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (An-Nahl [16]: 89)

Ia adalah kitab suci yang tak mungkin bengkok atau cacat. Setiap huruf dan ayatnya mengandung makna yang dalam dan kebenaran yang mutlak. 

Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. (Yunus [10]: 37)

Di tengah derasnya informasi yang saling tumpang tindih, ketika manusia mulai bingung membedakan antara kebenaran dan kepalsuan, maka Al-Qur’an datang sebagai jawaban. Kitab ini tak hanya memuat hukum dan perintah, tetapi juga limpahan kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya. Ia menyapa hati yang gelisah, menenangkan jiwa yang risau, dan menguatkan iman yang nyaris padam.

Orang yang Bertakwa 

Allah SwT menyebut bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Siapakah mereka? Orang bertakwa adalah mereka yang sadar bahwa hidup ini bukan milik sendiri. Mereka hidup dengan kesadaran bahwa Allah SwT selalu hadir, melihat, dan mengawasi. Mereka bukan manusia yang tanpa cela, tetapi mereka yang terus berjuang menjaga diri dari keburukan, memelihara hati agar tidak mengeras, dan senantiasa kembali kepada Allah SwT di setiap keadaan.

Dalam Tafsir Al-Jalalayn, dijelaskan bahwa “laa raiba fiih” berarti tidak ada keraguan bahwa Al-Qur’an itu dari sisi Allah. Kata “huda lil-muttaqin” menunjukkan bahwa manfaat dan hidayah dari Al-Qur’an hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang bertakwa, yaitu orang yang menjauhi kemaksiatan dan menjaga perintah Allah SwT.

Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir al-Jami‘ li Aḥkam al-Qur’an menegaskan bahwa Al-Qur’an bersifat umum dalam penyampaian petunjuk, namun hanya orang yang bertakwa yang mampu mengambil pelajaran darinya. Mereka yang memiliki hati bersih dan akal jernih akan dapat membaca ayat demi ayat dengan pemahaman yang mendalam dan penuh hikmah.

Sementara itu, Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Aẓim menambahkan bahwa petunjuk Al-Qur’an terbagi menjadi dua: petunjuk umum (hudan ‘am) bagi seluruh manusia, dan petunjuk khusus (hudan khaṣṣ) yang diberikan kepada mereka yang membuka hatinya kepada kebenaran. Maka, jika seseorang merasa tidak mendapatkan cahaya dari Al-Qur’an, barangkali bukan karena Al-Qur’annya kurang jelas, melainkan karena hatinya belum benar-benar terbuka untuk menerima hidayah.

Petunjuk itu ada, tetapi tidak semua bisa menerimanya. Seperti cahaya matahari yang bersinar bagi semua, hanya mereka yang membuka mata yang dapat melihat. Demikian pula dengan Al-Qur’an. Ia hadir untuk semua, namun hanya hati yang bersih yang mampu menangkap cahayanya. Hati yang tertutup oleh kesombongan, hawa nafsu, dan keangkuhan akan kesulitan menerima hidayah. Maka menjadi penting bagi manusia untuk membersihkan hatinya, agar mampu menerima dan meresapi pesan-pesan Ilahi dalam Al-Qur’an.

Peta Kehidupan 

Al-Qur’an adalah peta kehidupan. Ia bukan hanya memberi tahu arah, tapi juga menuntun langkah. Dalam setiap ayatnya terdapat prinsip keadilan, nilai-nilai kebaikan, hingga pesan cinta yang tulus dari Sang Pencipta kepada makhluk-Nya. Ia tidak hanya bicara tentang surga dan neraka, halal dan haram, tetapi juga tentang cinta, harapan, kesabaran, dan makna hidup.

Terkadang, kita merasa jauh dari Al-Qur’an. Membacanya hanya sebagai rutinitas tanpa makna. Kita pernah berada di titik itu, melafalkan ayat-ayat suci, namun tak merasa disentuh oleh maknanya. Hati kita terlalu sibuk oleh dunia, terlalu bising oleh suara lain yang membuat kita lupa akan ketenangan dalam ayat-ayat Allah SwT. 

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran mendapat pelajaran. (Shad [38]:29).

Maka, marilah kita jujur kepada diri sendiri: sudahkah kita benar-benar menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman? Ataukah kita masih menjadikannya sekadar simbol?

Jika ingin merasakan keajaiban Al-Qur’an, maka datangilah ia dengan hati yang tunduk. Hadirkan diri secara utuh, buka hati dan pikiran, dan biarkan ayat-ayat itu menyentuh kedalaman jiwa kita. Sebab, Al-Qur’an bukan sekadar untuk dibaca, tetapi untuk direnungkan dan diamalkan. Setiap huruf yang kita baca adalah cahaya, dan setiap makna yang kita pahami adalah pelita bagi kehidupan kita.

“Barang siapa yang membaca satu huruf al-Qur`an maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan dibalas sepuluh kebaikan, aku tidak mengatakan alif, lam, mim, satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi)

Bagi mereka yang menjadikan Al-Qur’an sebagai penuntun, hidupnya akan penuh berkah. Di tengah gelapnya dunia, mereka punya pelita. Di saat orang lain kehilangan arah, mereka tetap teguh melangkah. Di saat kesedihan melanda, mereka menemukan pelipur dalam ayat-ayat suci. Al-Qur’an menjadi sahabat dalam sepi, penyejuk saat panasnya ujian hidup, dan penuntun ketika dunia menawarkan banyak jalan yang menyesatkan.

Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. (Thaha [20]: 123-124).

Lebih Dekat dengan Al-Qur'an 

Agar lebih dekat dengan Al-Qur’an, mulailah dengan membacanya perlahan-lahan, dengan hati yang hadir. Rasakan setiap katanya seolah-olah Allah SwT sedang berbicara langsung kepada kita. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah berkata, 

"Seseorang yang membaca al Qur`an, hendaknya melihat bagaimana Allah berlemah-lembut kepada makhlukNya dalam menyampaikan makna perkataanNya ke pemahaman mereka. Dan hendaknya ia menyadari, apa yang ia baca bukan perkataan manusia. Hendaknya ia menyadari keagungan Dzat yang mengucapkannya, dan hendaknya ia merenungi perkataanNya."

Kemudian, amalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari. Biarkan akhlak kita dibentuk oleh Al-Qur’an, dalam berbicara, bersikap, bersosial, dan mengambil keputusan. Dan jika mampu, ajarkanlah kepada orang lain. Bagikan cahaya itu, agar lebih banyak hati yang tersentuh oleh keindahan Al-Qur’an.

Utsman bin ‘Affan RA berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Allah SwT telah berjanji bahwa siapa pun yang mengikuti petunjuk-Nya, tidak akan tersesat dan tidak akan celaka.

Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. (Az-Zukhruf [43]: 43).

"Sungguh telah aku tinggalkan pada kalian sesuatu yang tidak akan menjadikan kalian tersesat selagi kalian berpegang teguh denganya yaitu al-Qur’an dan Sunnah nabiNya." (HR Muslim)

Janji itu bukan sekadar kata-kata, tetapi kepastian yang bisa dipegang teguh. Maka, selama kita memegang Al-Qur’an, kita akan selalu punya arah. Sekalipun hidup ini penuh liku, seberat apa pun ujian yang datang, kita tak akan benar-benar kehilangan jalan.

Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus. (Al-Isra’ [17]:9)

Hidup di zaman yang serba cepat ini sering kali menjauhkan kita dari perenungan. Kita terbiasa mencari jawaban instan, padahal kehidupan butuh kedalaman makna. Al-Qur’an mengajak kita untuk berhenti sejenak, merenung, dan memahami tujuan hidup. Ia mengajak kita berdialog dengan hati, memeriksa kembali arah hidup, dan memperbaiki niat dan tindakan.

Di akhir perjalanan hidup ini, bukan harta atau gelar yang akan menyelamatkan kita. Tapi sejauh mana kita hidup dengan petunjuk Allah, sejauh mana kita menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabat setia dalam suka dan duka. Maka, marilah kita kembali. Bukan hanya kembali membuka mushaf, tetapi kembali merangkul Al-Qur’an sebagai sumber kebijaksanaan dan ketenangan.

Semoga Allah SwT senantiasa melembutkan hati kita, membuka pintu pemahaman terhadap firman-Nya, dan meneguhkan langkah kita di atas jalan petunjuk. Sebab, dalam Al-Qur’an terdapat kehidupan. Dan siapa yang hidup bersamanya, tidak akan pernah mati dalam kegelapan.

 

 

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Antara "Al-Silm" dan "Al-Islam": Memahami Konsep Kedamaian dalam Al-Qur'an Oleh: Donny Syofyan....

Suara Muhammadiyah

14 April 2025

Wawasan

Indonesia, Madura, dan Ritelmart Oleh: Saidun Derani, Dosen Pascasarjana UM-Surabaya dan UIN Syahid....

Suara Muhammadiyah

28 October 2024

Wawasan

Tidak Berhenti Pada Jilbab Oleh: Ahsan Jamet Hamidi, Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Legoso, Ta....

Suara Muhammadiyah

16 August 2024

Wawasan

In Memoriam Paus Francis dalam Refleksi Seorang Kader Muhammadiyah  Oleh: Mansurni Abadi, Mant....

Suara Muhammadiyah

27 April 2025

Wawasan

365 Hari Dilalui, 365 Hari Akan Kita Hadapi Oleh : Machnun Uzni, S.I.Kom, Wakil Sekertaris Pimpinan....

Suara Muhammadiyah

31 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah