KULON PROGO, Suara Muhammadiyah - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pembinaan Kesehatan Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah berlangsung selama 3 hari, Kamis-Sabtu (17-19/7) di Hotel Morazen, Temon, Kulon Progo, DIY. Tema yang diusung yaitu "Transformasi Kesehatan Muhammadiyah: Kolaborasi dan Inovasi."
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir hadir membuka secara resmi kegiatan tersebut, Jumat (18/7). Ketua Panitia Ekorini Listiowati mengatakan, pentingnya Rakernas ini. Menurutnya, Rakernas ini tidak hanya forum evaluasi dan perencanaan, "Tetapi menjadi pusat konsolidasi transformasi dalam menjawab tantangan era baru sistem kesehatan nasional," sambungnya.
Sementara, Ketua MPKU PP Muhammadiyah Muhammad Agus Samsudin menyampaikan, tema tersebut bukan sekadar menjadi romantika kata, tetapi telah melekat di tubuh Persyarikatan Muhammadiyah.
"Menurut hemat kami, sebenarnya kolaborasi dan inovasi itu telah menjadi DNA (Deoxyribonucleic Acid) Muhammadiyah. Seandainya pada tahun 1923, Kiai Sudja' tidak memiliki cita-cita pendirian rumah sakit, barangkali sampai sekarang kita tidak akan pernah punya rumah sakit," katanya.
Namun, cita-cita itu diupayakan oleh Kiai Sudja' untuk pendirian rumah sakit milik Muhammadiyah. Pada akhirnya, cita-cita tersebut dapat diwujudkan dengan pendirian Rumah Sakit Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO--sekarang PKU) yang resmi berdiri tanggal 15 Februari 1923.
"Pada tahun itu, memiliki rumah sakit adalah sesuatu hal yang luar biasa. 50 tahun berpikir ke depan. Dan itu adalah bagian dari inovasi Muhammadiyah," terangnya.
Saat ini, jumlah rumah sakit milik Muhammadiyah telah menyebar di seluruh kawasan Indonesia. Dilaporkan oleh Agus, ada 128 unit dan telah dirasakan kebermanfaatannya oleh masyarakat secara luas.
"Maka, tentu saja ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kita," ucapnya.
Namun demikian, Agus tidak menafikan bilamana masih banyak pekerjaan besar yang harus diselesaikan. Di sinilah implikasi dari tema Rakernas tersebut menemukan urgensinya.
"Inilah yang menjadi topik kita (di Rakernas). Inovasinya saya tempatkan di nomor dua. Dan Kolaborasi saya tempatkan di nomor satu. Karena kolaborasi yang sangat penting dilakukan bersama-sama," jelasnya.
Agus melihat, saat ini rumah sakit Muhammadiyah telah aktif berkolaborasi satu dengan yang lainnya. Dan ini menjadi titik awal untuk kemajuan rumah sakit Muhammadiyah ke depan.
"Rumah sakit sudah mampu berkolaborasi antara rumah sakit yang besar membantu rumah sakit yang kecil. Dan juga rumah sakit yang bagus membeli rumah sakit yang baru," bebernya.
Ditambah dengan, rumah sakit Muhammadiyah menciptakan inovasi-inovasi kebaruan yang berkelanjutan. Inovasi tersebut dengan melakukan digitalisasi dalam aspek pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
"Dan saat ini, ada platform SehatMu. Di mana secara digital kita sudah mengkoneksikan antara 20 rumah sakit. Harapan kami, ke depan sampai akhir tahun bisa bertambah lagi," sebutnya.
Termasuk menyangkut keamanan (security) digital. "Ini yang perlu kita perkuat dan kita konsolidasikan bersama," tekannya.
Di samping itu, Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ali Ghufron Mukti sangat bangga dengan kiprah Muhammadiyah di bidang kesehatan. Menurutnya, kiprah Muhammadiyah ini telah membantu Pemerintah dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat.
"Pemerintah sangat berterima kasih kepada Muhammadiyah. Kalau sekarang ada 128 rumah sakit Muhammadiyah, ditambah kliniknya banyak sekali, ini luar biasa. Jika tidak ada Muhammadiyah, saya tidak bisa membayangkan tingkat kesehatan masyarakat Indonesia," ucapnya.
Sementara, Haedar menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mewakili institusi Pemerintah telah menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan Muhamadiyah selama ini.
"Membuat langkah-langkah kita dalam pengembangan program kesehatan umum menjadi lebih baik lagi," ujarnya.
Haedar juga berharap, Rakernas MPKU PP Muhammadiyah dapat melahirkan langkah-langkah dan panduan kesehatan yang lebih strategis sekaligus memberikan manfaat nyata bagi seluruh warga masyarakat.
Dalam pembukaan Rakernas ini, turut dilaunching PT Mentari Medika Indonesia (Medikindo) dan SehatMu. Pada saat bersamaan, juga dirangkai dengan sejumlah workshop tematik dan sesi strategis yang memperkuat kapasitas jejaring RSMA dan KMA. (Cris)