YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Bidang Advokasi Sosial Pimpinan Daerah Nasyiatul 'Aisyiyah (PDNA) Kota Yogyakarta menggelar Rembuk Raya yang bertajuk "Menavigasi Suara Perempuan" pada Selasa (10/6) di Aula PDM Kota Yogyakarta.
Komisioner KPI Pusat, Evri Rizqi Monarshi, dan Sumarni Susilawati dari PPNA hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut.
Turut hadir dalam acara ini Ketua PDA Kota Yogyakarta, PDNA se-DIY, dan Ortom serta PC Muslimat NU dan Fatayat NU. Rembuk Raya ini juga diikuti oleh sekolah non-Muhammadiyah, seperti SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMA Kolese De Britto.
Ketua Panitia, Sena Safitri, menyampaikan bahwa acara ini merupakan langkah awal dari Sekolah Paralegal Junior. Ia juga menjelaskan pengusungan tema tersebut mengajak perempuan untuk lebih peduli dan terlibat dalam menyuarakan isu-isu yang mereka hadapi. Tema ini juga mendorong perempuan agar lebih berdaya dalam kehidupan sosial maupun di ranah publik.
“Bagaimana perempuan di organisasi, bagaimana kita semua berdaya dan bergerak di publik tidak hanya di domestik, tapi juga perempuan sebagai manusia yang berdaya dan bergerak untuk sosial,” jelasnya.
Senada dengan itu, Ketua Departemen Organisasi Kerja sama dan Kehumasan PDNA Kota Yogyakarta, Ella Yussy Dwi Astuti dalam sambutannya menegaskan bahwa Aisyiyah merupakan barometer gerakan perempuan di Muhammadiyah yang kemudian melahirkan juga Nasyiatul Aisyiyah.
“Dengan peran konkretnya, saat ini per 2025 (Aisyiyah) sudah mempunyai banyak fakultas, bahkan universitas di berbagai daerah, artinya Aisyiyah sudah sampai pada level tertinggi pendidikan,” ujarnya.
Selain berbicara terkait suara perempuan, Nasyiatul 'Aisyiyah memiliki strategi untuk berdiaspora serta membangun jaringan agar suara-suara perempuan terus terdengar.
“Saya ingin meng-highligh bahwa kami tidak hanya berbicara soal suara perempuan, tetapi juga membangun jaringan, kehadiran teman-teman hari ini adalah bagian dari upaya agar suara-suara perempuan tetap terdengar dan berkontibusi diranah publik,” ujarnya.
Ella juga mengajak seluruh peserta untuk bertanya dan berpartisipasi dalam diskusi. Ia menegaskan tidak ada batasan pertanyaan. Dirinya juga mendorong partisipasi berkelanjutan dalam Sekolah Paralegal Junior serta mengarahkan kegiatan semacam ini untuk menjadi program unggulan PDNA.
Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kota Yogyakarta, Rowiyah, turut hadir dan mengapresiasi pelaksanaan Rembuk Raya yang diselenggarakan oleh PDNA Kota Yogyakarta. Ia menilai kegiatan ini merupakan salah satu bentuk nyata kepedulian terhadap isu kesetaraan gender.
“Ini sudah sangat tepat sekali karena saat inilah isu di masyarakat tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan itu sedang digiat-giatkan,” katanya.
Rowiyah menegaskan terkait pentingnya isu kesetaraan gender yang harus dipahami dan diimplementasikan. Ia menyampaikan bahwa pada hakikatnya, semua manusia memiliki derajat yang sama, tanpa memandang jenis kelamin. Menurutnya, baik laki-laki maupun perempuan memiliki peran yang setara dalam kehidupan sosial, ekonomi, maupun dalam pengambilan keputusan publik.
“Harapannya setelah mengikuti Rembuk Raya ini semua akan memunculkan kesadaran terutama bagi laki tentang bagaimana cara menghargai perempuan, dan memandang bahwa perempuan dan laki-laki itu setara,” pungkasnya.
Dalam acara ini juga akan dilaunching Sekolah Paralegal Junior, program unggulan PDNA Kota Yogyakarta. (Nad/Tia)