SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Berada di tengah hamparan persawahan. Dengan ditemani angin yang berhembus sepoi-sepoi. Hadir sebuah program terobosan yang menggembirakan dan menyejukkan. Sebuah program bertujuan untuk memastikan bahwa pemenuhan gizi masyarakat Indonesia terpenuhi secara maksimal dan merata.
Oleh karena itulah berdiri SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) Muhammadiyah yang ada di Minggir, Kabupaten Sleman. Bersama dengan 20 SPPG lain yang tersebar secara nasional, Kepala Badan Gizi Nasional pun hadir langsung untuk meresmikannya (15/7).
Peresmian tersebut ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti pendirian gedung. Acara dihadiri Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi Tarjih dan Tabligh Syamsul Anwar, Kepala Badan Gizi Nasional RI Dadan Hindayana, Ketua Dewan Pembina Yayasan Lembaga Peningkatan Kesehatan Gizi Indonesia (YLPKGI) Arsjad Rasjid, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat serta Ketua Koordinator Nasional Program Makan Bergizi Muhammadiyah (MBM) Nurul Yamin.
Syamsul Anwar dalam amanatnya mengingatkan bahwa, dalam rangka membangun sumber daya manusia yang berkualitas, diperlukan sebuah program yang berfokus pada pengoptimalan gizi bagi anak-anak Indonesia secara merata. Menurutnya, hal ini menjadi sebuah keniscayaan bagi Muhammadiyah untuk menyongsong Indonesia emas 2045. Mempersiapkan generasi yang tangguh dan berkualitas di tengah persaingan antara bangsa yang kian kompleks.
"Karena makan bergizi dan kualitas SDM itu sangat erat kaitannya," ujarnya di Kantor PCM Minggir, Kabupaten Sleman.
Ia pun berharap, melalui program tersebut, Indonesia dapat terus bersaing dan tidak tertinggal oleh bangsa lain di dunia. Serta dapat belajar dari India dan Brazil yang telah sukses menyelenggarakan program serupa.
Syamsul bercerita, dalam sebuah sidang tinggal menteri, pada persiapan konferensi G-20 di Brazil. Pemerintah Brazil menuai pujian dari Sekjen PBB karena dianggap sukses menurunkan tingkat kelaparan. Dari kurang lebih 7 juta rakyat Brazil yang mengalami kelaparan, mengalami penurunan menjadi 2,8 juta. Capaian ini tentu sangat luar biasa di tengah situasi global yang tidak menentu.
"Jadi, salah satu program yang menjadi dasar pujian PBB kepada Brazil adalah kesuksesannya dalam melakukan program makan bergizi gratis," ucapnya.
"Jadi, apa yang kita lihat ini bukanlah sesuatu yang menyimpan. Ini adalah suatu gerakan yang mendunia," tambahnya.
Syamsul pun kemudian meninjau program MBG dari sudut pandang Muhammadiyah. Yang mana program ini perlu ditempatkan dalam filosofi Al-Ma'un. Mengajarkan setiap elemen untuk berbagi demi kepentingan bersama yang lebih besar.
"Oleh karena itu saya mengingatkan supaya program ini tidak didasarkan pada pola pertimbangan ekonomis, apalagi pertimbangan transaksional. Untungnya berapa, saya dapat apa, seimbang atau tidak dengan tenang yang saya keluarkan, dan lain sebagainya. Ini adalah kebersamaan kita membangun bangsa Indonesia yang cerdas," tegasnya mengakhiri sambutannya. (diko)