Setahun Peningkatan Kesejahteraan Guru

Publish

23 October 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
123
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Setahun Peningkatan Kesejahteraan Guru 

Oleh: Wiguna Yuniarsih, Wakil Kepala SMK Muhammadiyah 1 Ciputat Tangerang Selatan

Selama setahun pemerintahan Prabowo Subianto, telah banyak program yang dilakukan untuk menjalankan amanat konstitusi, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Program tersebut mulai dari revitalisasi sekolah, digitalisasi pembelajaran, evaluasi belajar melalui tes kemampuan akademik, tujuh kebiasaan anak hebat, hingga peningkatan kesejahteraan guru. 

Tetapi, dalam implementasinya masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan agar program berjalan dengan maksimal. Hal ini sebagaimana diakui oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti bahwa sederet capaian yang dinilai baik oleh sejumlah pihak setahun ini masih awal. Karena itu Pak Menteri meminta semua pihak terus mengawal kinerja pemerintah

”Capaian ini adalah awal untuk melangkah lebih baik pada sisa masa bakti sampai tahun 2029. Tentu banyak yang sudah kami capai, tetapi kami sadar banyak hal yang belum,” kata Mu’ti, dalam taklimat media di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, pada Rabu (22/10/2025).

Guru adalah faktor penting dalam sistem pendidikan yang berperan strategis dalam menciptakan generasi berkualitas. Namun, di Indonesia, kesejahteraan guru masih menjadi tantangan yang perlu diselesaikan secara menyeluruh. 

Kesejahteraan guru tidak hanya menyangkut gaji, tetapi juga mencakup aspek psikologis, sosial, dan profesional. Kondisi kesejahteraan ini tidak hanya berdampak pada motivasi dan kinerja guru, tetapi juga pada kualitas pendidikan secara keseluruhan (Hasanah & Zainuddin, 2024)

Pada saat Peringatan Hari Guru Nasional 2024, Presiden Prabowo mengatakan ; “Bagi saya, guru adalah kunci bagi kebangkitan bangsa Indonesia. Guru bagi kita semua adalah tonggak berdirinya sebuah negara. Negara yang berhasil adalah negara yang pendidikannya berhasil," ujar Presiden di hadapan ribuan guru yang hadir (28/11/2024).

Presiden Prabowo turut membagikan pengalaman pribadinya ; "Walaupun mungkin saya dulu sebagai murid termasuk murid yang agak bandel begitu, tapi karena guru-guru saya tidak mau menyerah membimbing saya, akhirnya hari ini saya berdiri di hadapan rakyat Indonesia sebagai Presiden Indonesia," ungkapnya sambil tersenyum.

Kemudian Presiden berkomitmen untuk mewujudkan kesejahteraan guru “Kami sadar apa yang kita berikan pengumuman hari ini belum yang saudara-saudara perlukan. Tapi ini adalah upaya kami dan ini akan kami upayakan terus,” ucap Presiden Prabowo dengan suara bergetar penuh haru.

Realisasi Kesejahteraan Guru

Kini setelah setahun memimpin, beberapa komitmen untuk mensejahterahkan guru telah direalisasikan. Sebagai guru, tentu kami senang dengan program tersebut, walaupun tentu saja belum sempurna. Sebab masih banyak guru-guru honorer yang gajinya kecil, sehingga tingkat kejahteraannya masih memprihatinkan.

Secara umum, ada dua program utama dalam meningkatkan kesejahteraan guru dengan alokasi anggaran Rp13,2 triliun; Pertama, peningkatan kompetensi guru berupa fasilitasi pengembangan jenjang karir guru. Ada dua program yang telah dilaksanakan, yakni beasiswa melanjutkan kuliah S1/D4 untuk 16.197 guru, dan sertifikasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi 804 ribu.

Meskipun Indonesia memiliki jumlah guru yang cukup banyak, rata-rata nilai Uji Kompetensi Guru (UKG) pada tahun 2022 masih di bawah standar minimal yang ditetapkan, yakni 55, dengan rata-rata nasional mencapai 54,05. Hasil UKG tertinggi tercatat di Kota Yogyakarta dengan rata-rata sebesar 69,12, sementara Kota Lanny Jaya memperoleh nilai rata-rata terendah, yaitu 33,88. Berikut disajikan grafik rata-rata nilai UKG guru di Indonesia pada tahun 2022 (Hilmiatussadiah, dkk, 2024). 

Kompetensi guru berdampak penting pada kinerja guru dalam proses pengajaran dan juga berpengaruh pada motivasi belajar siswa (Arlita et al., 2020). Penelitian Rohman (2020) menjelaskan bahwa kompetensi guru termasuk kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru dan pengaruh lebih besar diperlihatkan oleh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Karena itu, kebijakan Mendikdasmen meningkatan kompetensi guru, layak untuk diapresiasi. 

Kedua, peningkatan kesejahteraan guru, dengan rincian ; 1). Tunjangan profesi bagi guru non-ASN @Rp2 juta untuk lebih dari 785 ribu guru. 2). Bantuan subsidi upah (BSU) @ Rp300 ribu bagi 253 ribu guru PAUD nonformal non-ASN. 3). Insentif guru non-ASN @Rp300 ribu per bulan, mulai Juni 2025 diberikan selama 7 bulan. Jadi setiap guru dapat Rp2,1 juta yang disalurkan mulai Agustus-September 2025. Semuanya itu ditransfer langsung ke rekening, sehingga tidak ada pemotongan.

Adapun faktor-faktor kesejahteraan meliputi: 1) fasilitas yang memadai, 2) gaji yang memenuhi standar hidup, 3) lingkungan kerja yang aman dan nyaman, 4) sistem kerja yang adil dan terbuka, serta 5) ruang untuk kreativitas dan aspirasi. Inilah faktor-faktor yang akan meningkatkan etos dan moral kerja guru, yang pada gilirannya mendongkrak kinerja profesional mereka (Massalim, 2019).

Dampak Kesejahteraan Guru

Kesejahteraan guru memiliki dampak langsung pada hasil belajar siswa. Guru yang sejahtera cenderung lebih fokus, sabar, dan kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Penelitian Indrianti & Listiadi (2021) menemukan bahwa siswa yang diajar oleh guru dengan tingkat kesejahteraan yang baik menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan kognitif dan afektif mereka.

Selain itu, kesejahteraan guru juga memengaruhi hubungan dengan siswa. Guru yang merasa didukung cenderung lebih terbuka dalam mendengarkan kebutuhan siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Sehingga proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan maksimal.

Kesejahteraan berdampak pula pada motivasi dan kinerja guru dalam meningkatkan pembelajaran, baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor seperti motivasi, keahlian, pengalaman profesional, dan latar belakang pendidikan memengaruhi kinerja guru. Penelitian Nawawi (2022) menunjukkan bahwa ada korelasi kuat antara kesejahteraan guru dan efektivitas pengajaran di kelas. Guru yang merasa dihargai dan didukung cenderung lebih kreatif dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang interaktif dan inovatif.

Atas capaian program kesejahteraan guru tersebut, Menteri Dikdasmen Abdul Mu’ti mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat. Survei dari Indo Strategi, SPIN, Muda Bicara menempatknya sebagai Menteri dengan kinerja ranking 1. Sedangkan survei Poltracking dan Indopol Survey, mengungkapkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap Mendikdasmen mencapai 76-79 persen. Semoga ke depan kesejahteraan guru terus meningkat. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Meluruskan Makna Kehormatan: Kontras Ajaran Islam dan Praktik Honor Killing Oleh: Donny Syofyan, Do....

Suara Muhammadiyah

12 September 2025

Wawasan

Sidik Jari: Bukti Kekuasaan Ilahi yang Tercetak pada Ujung Jemari Kita Oleh: Wakhidah Noor Agustina....

Suara Muhammadiyah

10 September 2025

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan/Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Pernahkah Anda mendengar klaim b....

Suara Muhammadiyah

7 May 2025

Wawasan

Pentingnya Kolaborasi Mempersiapkan Generasi Emas yang Beradab Oleh: Rumini Zulfikar (Gus Zul), Pen....

Suara Muhammadiyah

11 August 2025

Wawasan

Titah Muhammadiyah, Pelopor Gerakan Islam Modernis Oleh: Arifulhaq Atjeh, Dosen, Guru SMKN 1 ....

Suara Muhammadiyah

13 May 2025