Tim Dosen UMS Gelar Pengabdian Internasional Pasca-Gempa Dahsyat

Publish

26 May 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
94
Foto Istimewa

Foto Istimewa

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sebagai bentuk tanggung jawab akademik dan solidaritas kebangsaan lintas batas, tim dosen dari Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan skema kemitraan internasional di Thailand.

Kegiatan ini menggandeng para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebagai mitra utama dalam membangun resiliensi masyarakat Indonesia yang bermukim di Thailand terhadap risiko bencana. Inisiatif ini muncul sebagai respons atas gempa besar yang mengguncang Thailand pada 28 Maret 2025 lalu, yang menelan banyak korban jiwa dan menimbulkan trauma mendalam di tengah masyarakat internasional yang tinggal di negara tersebut, termasuk warga negara Indonesia.

Mengusung tema "Penguatan Literasi dan Resiliensi Bencana bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di Thailand: Upaya Peningkatan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Alam", program ini difokuskan pada edukasi, pelatihan, serta simulasi penanggulangan bencana bagi para TKI di wilayah-wilayah terdampak maupun berisiko tinggi.

Ketua tim pengabdian, Dr Puspita Indra Wardhani, SPd., MSc., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kontribusi akademisi dalam menjawab tantangan global, khususnya perlindungan WNI di luar negeri.

“Thailand bukan hanya rawan gempa, tetapi juga banjir musiman, cuaca ekstrem, dan polusi udara. WNI harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan menghadapi situasi krisis,” ujar dosen UMS itu, Kamis (22/5).

Program yang digelar di Si Lom, Bangkok, Thailand dilakukan dalam berbagai sesi, mulai dari edukasi mitigasi bencana, pelatihan tanggap darurat hingga penguatan jejaring komunitas Indonesia di Thailand. Salah satu peserta pelatihan, Firdha yang bekerja di salah satu perusahaan di Bangkok, asal Pangandaran, Jawa Barat mengaku bersyukur dengan adanya program ini. 

“Setelah gempa kemarin, kami benar-benar merasa waswas. Tapi dengan pelatihan ini, saya jadi tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana. Kami merasa diperhatikan,” tuturnya haru.

Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan antara diaspora Indonesia dan tanah air, tetapi juga menjadi contoh nyata sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat internasional dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan inklusif.

Melalui kolaborasi lintas negara ini, tim pengabdi berharap model pengabdian semacam ini dapat terus dikembangkan dan direplikasi di negara-negara lain tempat WNI bekerja atau tinggal, terutama di kawasan rawan bencana. Sebab resiliensi tidak hanya dibangun di dalam negeri, tetapi juga di tempat di mana warga Indonesia berada. (Fika/Humas)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah –  Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Utara menerima audiensi P....

Suara Muhammadiyah

21 September 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Keberadaan sebagian besar Satuan Pendidikan Keagamaan didaera....

Suara Muhammadiyah

29 August 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bantul, Daerah Isti....

Suara Muhammadiyah

29 May 2024

Berita

DELI SERDANG, Suara Muhammadiyah – Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masy....

Suara Muhammadiyah

29 May 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Muhammadiyah yang lahir sejak tahun 1912 sampai sekarang dikenal lu....

Suara Muhammadiyah

8 March 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah