Oleh: Wiwin Lestari
Lokasi geografis yang cukup menantang memang kadang membuat orang lekas menyerah untuk melaluinya. Namun, tidak demikian halnya dengan para orang tua murid TK Aisyiyah Bojong, Pleret, Bantul. Mereka tidak patah semangat untuk tetap menyekolahkan anaknya di sana.
TK Aisyiyah Bojong terletak di lereng pegunungan Dusun Bojong, Kalurahan Wonolelo, Kapanewon Pleret dan berbatasan dengan Desa Bawuran, Kapanewon Pleret serta Desa Wukirsari, Kapanewon Imogiri. TK ini berada dalam satu komplek dengan SD Muhammadiyah Bojong, Kelompok Bermain Harapan Bahagia, dan Masjid Nurul Huda milik warga kampung.
Untuk dapat menuju ke TK Aisyiyah Bojong, orang tua harus melalui jalan menuju sekolah yang berkelok-kelok, naik turun perbukitan. Tentunya kondisi ini menyebabkan adanya permasalahan dan tantangan khusus bagi pengelola TK Aisyiyah Bojong, misalnya terbatasnya sumber air bersih.
Meskipun demikian, tantangan ini dijawab dengan langkah yang cukup strategis oleh TK Aisyiyah Bojong. TK tersebut melakukan beberapa transformasi demi eksistensi lembaga. Dengan mengoptimalkan kondisi geografis lembaga yang berada di pegunungan sebagai keunggulan dan daya tarik bagi masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di sini, sekolah menyediakan lahan yang luas untuk bermain, di tempat yang tenang/jauh dari kendaraan bermotor. Di halaman sekolah tersedia lapangan dan lahan kosong di sisi kiri gedung yang luas.
Lahan luas di sisi kiri gedung sekolah dimanfaatkan sebagai kebun sekolah dengan bermitra dengan kelompok KKN dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) yang memberikan pendampingan saat mulai menanam sayur-sayuran dan tanaman toga. Guru, karyawan dan mahasiswa UST menanam macam-macam sayuran yaitu terong, cabe, tomat, papaya, singkong, kangkung, bayam, dan ubi jalar. Setelah ditanam, dirawat dan dipupuk, sekolah dapat memanen hasilnya.
Hasil panennya dapat digunakan sebagian untuk makan anak-anak dan guru serta sebagian lagi dapat dijual kepada wali murid maupun masyarakat sekitar. Sebagian hasil penjualan produk kebun sekolah ditukar atau dibelanjakan telur, ayam, tempe, dan tahu, yang bisa dimasak sebagai lauk bagi peserta didik dan sebagian hasil penjualan lainnya dapat menjadi sumber pemasukan sekolah. Sayangnya, saat ini kebun sekolah baru dapat ditanami saat musim penghujan, karena jika musim kemarau pihak sekolah masih kesulitan untuk melakukan penyiraman karena terbatasnya sumber air bersih di pegunungan pada musim tersebut.
Transformasi lain yang dilakukan TK Aisyiyah Bojong adalah dengan menyelenggarakan program plus dengan mendirikan daycare/taman pengasuhan anak dengan layanan asuh dari pukul 07.00-15.00 WIB, dilanjutkan dengan layanan tahfidz Al-Quran hingga pukul 16.00 WIB. Peserta didik di usia TK dan KB (kelompok bermain) dapat mengikuti program reguler saja atau ditambah dengan layanan pengasuhan daycare sampai sore. Selain usia TK dan KB, daycare ini juga memberikan layanan bagi anak usia 1-3 tahun. Program ini ternyata lumayan membuahkan hasil. Salah satu orang tua murid bernama Bu Tutik menyampaikan bahwa ia senang ada sekolah yang melayani daycare juga karena di daerah pegunungan Wonolelo tidak ditemukan sekolah lainnya yang memberikan layanan seperti ini.
Program plus tersebut tentunya memerlukan usaha dan perjuangan yang tidak mudah, karena persaingan harga, kualitas pelayanan dan kompetensi guru menjadi daya saing utama untuk mendapatkan peserta didik. Program-program juga disusun untuk dilaksanakan sesuai dengan usia dan mengutamakan kebutuhan/kenyamanan anak.
Untuk menyediakan fasilitas sekolah yang makin lengkap, pihak sekolah bekerjasama dengan Pengurus Ranting Muhammadiyah Wonolelo dan warga sekitar. Beberapa yang diupayakan antara lain adalah penambahan fasilitas berupa aula, tempat tidur, perlengkapan P3K, peralatan mandi, memasak, SDM, dan bahan pembelajaran. Selain itu, sekolah juga merenovasi kelas agar menarik dan membuat murid nyaman.
Dalam upayanya untuk meningkatkan animo orang tua untuk menyekolahkan putra-putrinya ke TK Aisyiah Bojong Wonolelo, sekolah juga memanfaatkan media sosial untuk promosi, yaitu melalui Facebook, Instagram serta mengikuti grup informasi Pleret. Tujuannya adalah agar TK Aisyiyah Bojong dapat lebih dikenal di lingkup yang lebih luas, tidak hanya di tingkat lokal saja. Berkat beragam upaya yang telah dilakukan untuk mentransformasi TK Aisyiyah Bojong, saat ini jumlah murid semakin banyak, dari berbagai wilayah sekitar seperti daerah Bawuran, Segoroyoso, Jambidan dan lain sebagainya. Selain itu, respon dan dukungan dari warga masyarakat dan aparatur desa juga semakin meningkat.
Lokasi geografis serta fasilitas sekolah yang dulunya termasuk menjadi kendala, saat ini mampu memberikan nilai plus bagi TK Aisyiyah Bojong. Nilai plus ini mutlak diperlukan dalam menghadapi tantangan dan persaingan di dunia pendidikan, serta menjadi tolok ukur bagi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di lembaga tersebut.
*) Guru TK Aisyiyah Bojong