UNISA Yogyakarta–Dinkes DIY Dorong Eliminasi TBC

Publish

22 December 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
55
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Gelar Seminar Nasional Anti Stigma Berbasis PPM

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Upaya penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di Indonesia masih terkendala oleh persoalan stigma sosial yang melekat pada penderitanya. Sikap menjauh, prasangka negatif, hingga pengucilan kerap menjadi beban tambahan yang harus ditanggung pasien, bahkan melebihi dampak penyakit itu sendiri. Kondisi ini menjadi perhatian utama Universitas ’Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam Seminar Nasional bertema “Seminar Akhir Tahun: Akhiri Stigma, Akhiri TBC.”

Seminar yang diselenggarakan dalam kerangka Public Private Mix (PPM) ini merupakan bentuk kolaborasi antara institusi pendidikan, layanan kesehatan, komunitas, dan pemerintah dalam mendukung percepatan eliminasi TBC. Kegiatan berlangsung secara hibrida pada Rabu (17/12/2025) di Gedung Siti Moendjijah, UNISA Yogyakarta, dan diikuti oleh sekitar 180 peserta dari berbagai latar belakang.

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) UNISA Yogyakarta, Dr. Dewi Rokhanawati, S.SiT., M.PH, menegaskan bahwa ketakutan masyarakat terhadap TBC sering kali tidak berdasar dan justru melahirkan stigma.
“Pasien TBC bukan ancaman bagi lingkungan. Yang menjadi persoalan adalah stigma yang membuat mereka dijauhi. Padahal, dukungan sosial merupakan langkah awal yang sangat penting dalam proses penyembuhan,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Ari Kurniawati, MPH, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit, menyampaikan sambutan Kepala Dinas Kesehatan DIY, dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH. Ia menekankan bahwa stigma dapat menghambat keberhasilan pengobatan karena membuat pasien enggan mengakses layanan kesehatan secara terbuka.
“Masyarakat perlu memahami bahwa penderita TBC membutuhkan penguatan moral. Tanpa dukungan lingkungan sekitar, pengobatan akan sulit berjalan optimal,” tuturnya.

Perspektif Multidisiplin dalam Penanganan TBC

Berbagai sudut pandang dihadirkan melalui empat narasumber kompeten. Dari aspek klinis, dr. Hendris Utama Citra Wahyudin, Sp.P dari RSUP Dr. Sardjito menyoroti peran strategis generasi muda dalam pencegahan penularan.
“TBC bukan penyakit turunan atau kutukan, melainkan penyakit menular yang dapat disembuhkan. Kepatuhan berobat menjadi kunci. Generasi muda harus menjadi teladan hidup sehat sekaligus agen perubahan dalam menghapus stigma,” jelasnya.

Sementara itu, Psikolog Klinis Firra Berlinawati, M.Psi., menyoroti dampak psikologis yang kerap menyertai diagnosis TBC.
“Banyak pasien mengalami tekanan mental seperti kecemasan, kemarahan, hingga depresi akibat isolasi sosial dan efek samping pengobatan. Pemeriksaan kesehatan jiwa sejak awal sangat diperlukan untuk mencegah putus obat dan meningkatkan kualitas hidup pasien,” paparnya.

Dari ranah akademik dan kebijakan, Suratini, M.Kep., Sp.Kep.Kom, dosen UNISA Yogyakarta, menekankan pentingnya lingkungan yang inklusif bagi pasien TBC.
“Kesembuhan tidak hanya ditentukan oleh obat, tetapi juga oleh lingkungan yang mendukung. Mulai dari kondisi rumah yang sehat hingga jaminan bebas diskriminasi di tempat kerja,” jelasnya.

Kesaksian Penyintas Perkuat Pesan Anti Stigma

Pengalaman langsung disampaikan oleh Eny Suryaningsih, penyintas TBC Resisten Obat (RO) yang kini aktif mendampingi pasien melalui Siklus Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa stigma sosial berdampak besar pada kehidupannya, termasuk kehilangan pekerjaan.
“Tekanan sosial yang saya alami sangat berat dan berdampak pada kondisi ekonomi serta kesehatan mental. Namun, dukungan komunitas membuat saya bertahan. TBC bukan akhir segalanya, penyakit ini bisa disembuhkan jika pasien tidak distigmatisasi dan mendapatkan pengobatan yang tepat,” ungkap Eny.

Melalui seminar berbasis Public Private Mix (PPM) ini, UNISA Yogyakarta dan Dinkes DIY berharap kesadaran masyarakat semakin meningkat, stigma terhadap penderita TBC dapat ditekan, serta kolaborasi lintas sektor terus diperkuat guna mewujudkan target Indonesia Bebas TBC 2030. (Edwin Daru Anggara)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar kuliah ta....

Suara Muhammadiyah

13 January 2025

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) menggelar Tabligh Akbar dalam r....

Suara Muhammadiyah

17 July 2024

Berita

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Dewan Perwakilan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa....

Suara Muhammadiyah

6 November 2023

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah — Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendik....

Suara Muhammadiyah

18 July 2025

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah - SMP UNISMUH Makassar, Sulawesi Selatan (SPUMA) menoreh prestasi memban....

Suara Muhammadiyah

9 March 2024