YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Gelak tawa ratusan anak sekolah dasar bergema di Lapangan Sepak Bola Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta sejak pagi hari. Sabtu (20/12/25) menjadi hari yang penuh keceriaan saat Lembaga Pengembangan Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Festival Olahraga Permainan Tradisional bagi Siswa Sekolah Dasar. Sekitar 650 peserta—siswa, guru olahraga, orang tua, hingga masyarakat umum—turut meramaikan acara yang mengembalikan nuansa masa kecil melalui permainan tradisional seperti gobak sodor.
Acara dimulai dengan semangat tinggi melalui Senam Anak Indonesia Hebat, yang dilakukan secara massal oleh seluruh peserta sebagai bentuk dukungan terhadap program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Gerakan senam yang energik dan diiringi lagu ceria ini langsung menyuntikkan semangat pagi, membuat anak-anak semakin antusias sebelum memasuki rangkaian lomba permainan tradisional.
Pagi itu, matahari baru saja menyapa ketika Prof. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah bidang Pendidikan, Seni, Budaya, dan Olahraga, naik ke panggung pembukaan. Dengan senyum hangat, Prof. Irwan Akib menyapa anak-anak yang sudah tak sabar menanti lomba. “Permainan tradisional bukan hanya hiburan, melainkan jembatan untuk membangun generasi yang sehat, berbudaya, dan berkomitmen pada nilai-nilai keislaman serta kebangsaan,” ujar Prof. Irwan Akib saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi.
Di lapangan, suasana semakin hidup. Anak-anak berlarian mengejar bola dari anyaman daun kelapa dalam gobak sodor. Sorak sorai penonton—kebanyakan orang tua yang ikut bernostalgia—membuat suasana semakin hangat. Ada yang tertawa lepas saat anaknya terjatuh lucu, ada pula yang bertepuk tangan bangga melihat putra-putrinya berhasil memenangkan satu babak. Dr. Gatot Sugiharto, S.H. Ketua Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menjelaskan bahwa festival ini sengaja dirancang untuk mengembalikan permainan tradisional ke dalam kehidupan anak-anak masa kini.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya memperkuat program olahraga di sekolah-sekolah Muhammadiyah, tetapi juga mendorong anak-anak aktif bergerak secara menyenangkan sambil memahami nilai warisan budaya bangsa. Yang lebih mengharukan, keseluruhan uang pendaftaran sebesar satu juta tiga ratus ribu rupiah didonasikan untuk korban banjir di Sumatra melalui LazisMu.
Hingga sore hari, festival yang didukung oleh UAD, dan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, berlangsung meriah dengan pembagian hadiah bagi para pemenang. Banyak anak yang pulang dengan wajah berbinar, membawa kenangan manis dan semangat baru untuk terus bermain permainan leluhur. Bersama para mahasiswa semester 5 mata kuliah pilihan Pengembangan Olahraga Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UAD yang menjadi panitia, dan fasilitator, anak-anak berbagi keceriaan. Kegiatan ini meninggalkan kesan mendalam: di tengah gempuran gawai dan permainan digital, permainan tradisional ternyata masih mampu menyatukan hati dan membentuk generasi yang sehat jiwa raga.

