PRINGSEWU, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Pringsewu (UMPRI) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat nilai-nilai ideologis dan kepemimpinan melalui kegiatan Baitul Arqam Pimpinan Middle Manager yang berlangsung pada Selasa-Kamis, 5–7 Agustus 2025 di Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung Selatan dengan tema “Menguatkan Ideologi dan Kepemimpinan Muhammadiyah, Mewujudkan UMPRI Yang Unggul, Islami dan Berkemajuan.”
Kegiatan ini diikuti oleh 34 peserta yang terdiri dari para Dekan, Wakil Dekan, Ketua Program Studi, dan Ketua Lembaga di lingkungan UMPRI.
Adapun tujuan diadakannya adalah untuk menanamkan secara mendalam nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan kepada para pimpinan unit kerja di UMPRI agar menjadi role model dalam kepemimpinan yang berlandaskan ideologi gerakan Muhammadiyah.
Ketua pelaksana, Rahmat Efendi dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini bukan sekadar pelatihan, melainkan bagian dari proses kaderisasi dan pembinaan berkelanjutan.
“Acara ini bukan sekadar pelatihan biasa, tetapi merupakan bagian dari proses kaderisasi dan pembinaan berkelanjutan yang harus terus kita jaga dan kembangkan,” ujar Rahmat Efendi.
Rektor UMPRI, Arena Lestari, dalam sambutannya menegaskan bahwa Baitul Arqam harus menjadi ruang yang menggembirakan, membahagiakan, namun sarat dengan makna ideologis.
“Baitul Arqam bukan hanya agenda rutin, melainkan proses menyemai nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan. Dari sinilah kepemimpinan yang berjiwa kader dan berorientasi peradaban akan tumbuh dan berkembang,” ungkap Arena.
Turut hadir juga dari Wakil Ketua MPKSDI Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Faiz Rafdhi, M.Kom, yang menyampaikan bahwa Baitul Arqam adalah instrumen penting dalam membangun ideologi dan militansi kader. Ia mengapresiasi UMPRI yang terus berkomitmen pada penguatan perkaderan, termasuk dalam aspek pengembangan kader perempuan.
“Baitul Arqom adalah alat ideologisasi. Ia menumbuhkan akar keimanan, memperkuat batang ideologi, dan memanen buah kepemimpinan yang mencerahkan umat,” tegas Faiz Rafdhi.
Sementara itu, Ma’aruf Abidin, M.Si, dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Lampung menambahkan bahwa Baitul Arqam harus menjadi ruang yang memerdekakan cara berpikir kader, menyatukan gerak langkah, dan menguatkan kesetiaan terhadap prinsip-prinsip Muhammadiyah.
“Baitul Arqam ini harus menjadi ruang yang memerdekakan cara berfikir kader, menyatukan gerak langkah, serta menguatkan kesetiaan prinsip-prinsip Muhammadiyah,” ucap Ma’ruf Abidin.
Kegiatan Baitul Arqam juga menjadi ruang refleksi dan dialog antar pimpinan, sehingga nilai-nilai yang diperoleh tidak berhenti pada teori, tetapi bertransformasi menjadi praktik dalam keseharian, khususnya dalam lingkungan kampus. Dengan pendekatan yang menyenangkan namun mendalam, peserta diajak tidak hanya memahami ideologi, tetapi juga membumikannya dalam kepemimpinan yang inklusif, solutif, dan berkemajuan.