MEDAN, Suara Muhammadiyah - Rumah Sakit (RS) Jiwa Prof dr Muhammad Ildrem dan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Sumatera Utara (Sumut) melakukan penandatanganan
Memorandum of Understanding (MoU). Penandatanganan MoU itu dilakukan di Musyawarah Pimpinan Wilayah I Aisyiyah Sumut, Resepi Milad Aisyiyah ke 108 Tahun di Pendopo Jentera Malay, Kabupaten Langkat.
Direktur RS Jiwa Prof dr Muhammad Ildrem, drg. Ismail Lubis,MM menyampaikan, MoU itu tentang demi terwujudnya Kolaborasi Sumut Berkah yang dimana membutuhkan kolaborasi segala pihak untuk mencapai Sumut yang sejahtera.
Kata, drg. Ismail Lubis, MM, MoU yang ditandatangani itu untuk meningkatkan kesehatan mental masyarakat Sumut, serta meningkatkan pelayanan terbaik kepada pasien disabilitas mental yang ada di RS Jiwa Prof dr Muhammad Ildrem.
"Pertama tentunya saya mengucapkan selamat Musyawarah Pimpinan Wilayah kepada Aisyiyah Sumatera Utara. Pada hari ini, Rumah Sakit Jiwa Prof dr Muhammad Ildrem melakukan penandatanganan MoU dengan Aisyiyah Sumut. Tujuan kesepakatan bersama ini meningkatkan kualitas pelayanan terutama Unit Rehabilitasi, mendorong kebijakan dan aturan yang dapat memajukan, meningkatkan taraf hidup dan kepedulian masyarakat
terhadap disabilitas mental," kata drg. Ismail Lubis, MM, Jum'at (30/5/2025).
Adapun beberapa kesepakatan yang ditandatangani oleh RS Jiwa Prof dr Muhammad Ildrem dan PWA Sumut, dijelaskan Ismail, nantinya PWA Aisyiyah Sumut terlibat aktif dalam pelaksanaan instalasi rehabilitasi.
Kemudian, memfasilitasi setiap program ataupun kegiatan juga bekerjasama meningkatkan kapasitas staff melalui seminar, pelatihan dan
workshop.
"Penandatanganan kerjasama ini merupakan keseriusan RS Jiwa Prof dr Muhammad Ildrem dalam meningkatkan kualitas pelayanan terkhusus kesehatan jiwa, "ucap Ismail.
Nantinya, kata Ismail, peran Aisyiyah kepada RS Jiwa Prof dr Muhammad Ildrem untuk merubah stigma masyarakat kepada RS Jiwa. Selain itu, untuk membuka jalur kepada komunitas yang peduli dengan keluarga disabilitas mental.
"Selain itu, peran Aisyiyah dalam merubah stigma, memantau makan obat, memberikan informasi jalur pelayanan mental, relawan dan lembaga komunitas peduli disabilitas mental," tutupnya. (Syaifulh/Diko)