Jihad Digital 110 Tahun Suara Muhammadiyah

Publish

26 August 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
113
Dok Istimewa

Dok Istimewa

Jihad Digital 110 Tahun Suara Muhammadiyah

Oleh Bayu Madya Chandra, SEI, Pengajar Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Garut

Memasuki usianya yang ke-110 tahun, Suara Muhammadiyah (SM) telah membuktikan diri bukan sekadar media yang bertahan dari gempuran zaman, melainkan sebuah entitas yang terus berinovasi demi memberikan kontribusi terbaik untuk negeri. Dedikasi ini tidak luput dari perhatian, bahkan mengundang apresiasi dari tiga pilar pemerintahan: Kementerian Agama Republik Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Pengakuan ini menegaskan bahwa peran Muhammadiyah, melalui media progresifnya, telah menjadi garda terdepan dalam menghadapi salah satu tantangan terbesar era ini: penyebaran hoaks dan disinformasi.

Peran sentral Suara Muhammadiyah dalam perjuangan ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah panjang organisasi induknya. Sebagai corong resmi Muhammadiyah, SM mewarisi nilai-nilai integritas, objektivitas, dan pencerahan yang telah menjadi landasan gerakan selama lebih dari satu abad. Kredibilitas yang dibangun melalui jalur pendidikan, kesehatan, dan dakwah secara konsisten kini diterjemahkan ke dalam ranah digital. Oleh karena itu, ketika SM menyuarakan kebenaran atau meluruskan informasi yang salah, pesannya memiliki bobot moral dan kepercayaan yang jauh lebih kuat di mata umat dan masyarakat luas, menjadikannya 'benteng' yang kokoh di tengah badai informasi yang menyesatkan.

Secara teoretis, fenomena hoaks dan disinformasi dapat dipahami melalui konsep 'information disorder' yang dipopulerkan oleh Wardle dan Derakhshan. Konsep ini membagi kekacauan informasi menjadi tiga kategori: misinformation (informasi salah yang tidak disengaja), disinformation (informasi salah yang sengaja dibuat untuk menipu), dan malinformation (informasi benar yang disebarkan dengan niat jahat). Di era digital, algoritma media sosial dan ekosistem platform yang tertutup telah menciptakan 'echo chambers' dan 'filter bubbles' yang mempercepat penyebaran konten-konten berbahaya ini. Dalam kondisi ini, masyarakat cenderung terpapar pada informasi yang memvalidasi keyakinan mereka sendiri, sehingga semakin sulit untuk menerima fakta yang bertentangan.

Dalam menghadapi disrupsi tersebut, peran institusi yang memiliki kredibilitas menjadi sangat krusial. Teori kredibilitas media (media credibility theory) mengajarkan bahwa kepercayaan publik terhadap sumber berita atau informasi dipengaruhi oleh dua faktor utama: keahlian (expertise) dan kepercayaan (trustworthiness). Di tengah banjir informasi yang kacau, masyarakat secara naluriah mencari 'gatekeeper' atau penjaga pintu informasi yang dapat dipercaya. Organisasi dengan reputasi yang kuat dan sejarah panjang seperti Muhammadiyah memiliki modal sosial dan kredibilitas yang signifikan untuk menjadi sumber rujukan terpercaya di tengah lautan informasi digital.

Penelitian-penelitian terbaru di bidang komunikasi digital mendukung pandangan bahwa literasi digital yang pasif tidak cukup untuk membendung gelombang hoaks. Sebuah studi yang dipublikasikan oleh Universitas Indonesia pada tahun 2022 menunjukkan bahwa kampanye edukasi yang bersifat top-down dari pemerintah seringkali kurang efektif dalam menjangkau audiens di tingkat akar rumput, terutama bagi segmen masyarakat yang lebih mempercayai otoritas keagamaan atau komunitas. Sebaliknya, pendekatan berbasis komunitas yang digerakkan oleh tokoh-tokoh atau institusi yang dihormati, seperti organisasi Islam, terbukti mampu meningkatkan kesadaran dan kemampuan kritis masyarakat secara lebih signifikan.

Lebih lanjut, sebuah riset kolaboratif yang dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah mengindikasikan bahwa konten digital yang diproduksi oleh entitas Muhammadiyah memiliki tingkat engagement dan validasi yang tinggi di kalangan warganya. Penelitian ini menemukan bahwa ketika sebuah informasi—terutama yang berkaitan dengan isu sosial dan keagamaan—disebarkan melalui platform resmi seperti Suara Muhammadiyah, tingkat kepercayaan publik terhadap informasi tersebut meningkat drastis. Hal ini menunjukkan bahwa reputasi historis Muhammadiyah telah berhasil diterjemahkan menjadi kredibilitas digital yang berfungsi sebagai penangkal alami terhadap hoaks, mengkonfirmasi urgensi kolaborasi antara pemerintah dan organisasi masyarakat sipil.

Di dunia yang serba terhubung, informasi mengalir secepat kilat. Namun, tidak semua informasi itu adalah kebenaran. Hoaks dan disinformasi kini menjadi ancaman nyata yang dapat memecah belah masyarakat, merusak tatanan sosial, dan mengikis kepercayaan. Bagi Muhammadiyah, perjuangan melawan hoaks adalah bagian inheren dari dakwah, sebuah perwujudan dari jihad yang dilakukan bukan dengan senjata, melainkan dengan akal, ilmu, dan etika. Inilah yang kita sebut sebagai "jihad digital": sebuah perjuangan tanpa henti untuk menegakkan kebenaran di ruang siber.

Sebagai salah satu pilar utama, Suara Muhammadiyah menyadari bahwa perjuangan ini tidak bisa dilakukan secara pasif. SM telah bertransformasi dari sebuah media cetak yang dihormati menjadi platform digital yang dinamis. Mereka tidak hanya menyajikan konten seputar kegiatan organisasi, tetapi juga aktif memproduksi dan menyebarkan berita yang akurat, edukatif, dan mencerahkan. Tujuannya sederhana: membangun imunitas kolektif di tengah masyarakat agar tidak mudah termakan oleh narasi-narasi palsu. Dengan memberikan edukasi literasi digital, Muhammadiyah membekali masyarakat dengan kemampuan kritis untuk membedakan fakta dari fiksi.

Apresiasi dari tiga kementerian adalah bukti konkret bahwa strategi Muhammadiyah berada di jalur yang tepat. Setiap pengakuan memiliki makna tersendiri:

  • Kementerian Agama melihat Muhammadiyah sebagai benteng dakwah yang moderat, melawan narasi ekstremisme yang sering disebarkan melalui hoaks. Konten SM membantu menjaga kerukunan umat beragama dengan menyajikan pandangan yang sejuk dan faktual.
  • Kementerian Komunikasi dan Digital mengapresiasi peran Muhammadiyah dalam membangun ekosistem digital yang sehat. Dengan mengkampanyekan literasi digital, Muhammadiyah membantu pemerintah menciptakan ruang siber yang lebih aman dan produktif bagi seluruh warga negara.
  • Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi mengakui kontribusi Muhammadiyah dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Di tengah maraknya hoaks yang seringkali berkedok "ilmiah", pendekatan Muhammadiyah yang berbasis pada fakta dan data menjadi landasan kuat untuk melawan klaim-klaim palsu.

Kolaborasi ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah bukan hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga menjadi mitra strategis pemerintah dalam menjaga stabilitas dan kemajuan bangsa.

Pada akhirnya, jihad digital Muhammadiyah adalah sebuah upaya menyeluruh yang tidak hanya bertujuan melawan hoaks, tetapi juga menjaga marwah dan integritas organisasi. Di era di mana reputasi dapat hancur dalam sekejap karena fitnah, Muhammadiyah secara proaktif menegaskan posisinya sebagai sumber informasi yang tepercaya. Dengan berani menghadapi disinformasi dan secara konsisten menyajikan kebenaran, Muhammadiyah telah memposisikan dirinya sebagai "oasis" di tengah gurun hoaks.

Apresiasi dari pemerintah hanyalah pengakuan formal atas kerja keras ini. Perjuangan melawan kebohongan di ruang digital adalah misi yang tidak akan pernah usai, dan Muhammadiyah akan terus maju dengan semangat "jihad digital"-nya, memberikan cahaya kebenaran yang dibutuhkan oleh masyarakat di era yang penuh tantangan ini.

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Ahmad Fatoni, Lc., MAg, Pengajar Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang   ....

Suara Muhammadiyah

19 May 2025

Wawasan

Emosi dan Identitas di Era Post-Truth Oleh: Suko Wahyudi, PRM Timuran Yogyakarta Era yang disebut ....

Suara Muhammadiyah

14 August 2025

Wawasan

Dari Khalifah Umar hingga Era Digital, Evolusi Kalender Hijriah Global Tunggal Oleh: Najihus Salam,....

Suara Muhammadiyah

23 January 2025

Wawasan

Meluruskan Niat dan Tujuan Beribadah Haji Oleh: Mohammad Fakhrudin Setelah menunggu sepuluh tahun ....

Suara Muhammadiyah

7 May 2024

Wawasan

Refleksi Madrasah Ramadhan Oleh: Dartim Ibnu Rushd, Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam-Universitas ....

Suara Muhammadiyah

24 April 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah