Manusia Memiliki Kecenderungan Menyukai Harta, Maka Islam Mengaturnya

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
347
Pengajian Ramadan 1446 H Suara Muhammadiyah bersama masyarakat (21/3).

Pengajian Ramadan 1446 H Suara Muhammadiyah bersama masyarakat (21/3).

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dalam kehidupan ini, tak perlu menjadi besar untuk menjadi berarti. Begitu pula dalam menuntut ilmu agama, tidak ada kata terlambat untuk memulai. Tak jarang seorang memulai perjalanan belajarnya tentang Islam saat usianya telah melebihi 60 tahun. Ini membuktikan bahwa semangat belajar dan hijrah tak pernah terbatas oleh waktu. Hal ini disampaikan Mukhlis Rahmanto dalam pengajian Ramadhan yang diselenggarakan Suara Muhammadiyah untuk masyarakat umum (21/3). 

Mengusung tema Isu-isu Fikih Muamalat Ekonomi dan Bisnis Kontemporer, Mukhlis menyampaikan bahwa selama ini, pemahaman tentang Islam seringkali dibagi menjadi dua aspek utama: ibadah dan muamalah. Ibadah berkaitan dengan hubungan manusia dengan Sang Pencipta, sementara muamalah mengatur interaksi manusia dengan sesamanya. Tanpa aturan, hidup manusia bisa menjadi kacau. Oleh karena itu, Islam hadir dengan seperangkat aturan yang ideal dan lengkap, mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, bisnis, politik, hingga pernikahan.

Mengapa urusan ekonomi perlu diatur? Jawabannya terletak pada tujuan utama: kemaslahatan. Manusia secara alami memiliki kecenderungan untuk menyukai harta benda. Ketika kecenderungan ini tidak dikendalikan, bisa berujung pada keinginan untuk menguasai secara berlebihan, bahkan cenderung serakah. Misalnya, ada orang yang mengoleksi ribuan pasang sepatu atau memenuhi lemari dengan pakaian yang tak terpakai. 

Islam mengajarkan prinsip keseimbangan. Harta boleh dicari, dikumpulkan, dan digunakan, tetapi harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Dalam muamalah, segala sesuatu pada dasarnya diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya. Salah satu hal yang dilarang dalam Islam adalah riba, yang secara bahasa berarti "tambahan". Riba tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga bertentangan dengan prinsip keadilan dan kemaslahatan.

“Mari kita bulatkan niat untuk hijrah, termasuk berupaya menghindari riba,” ujarnya.

Dengan memahami dan menerapkan aturan-aturan Islam dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menciptakan harmoni dalam hubungan dengan sesama manusia. Belajar agama adalah langkah awal menuju kehidupan yang lebih terarah dan bermakna, tak peduli kapan kita memulainya. (diko)

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

TANGSEL, Suara Muhammadiyah - Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia berm....

Suara Muhammadiyah

16 November 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat (MPM PP) Muhamm....

Suara Muhammadiyah

22 October 2023

Berita

BANTUL, Suara Muhammadiyah - Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul (PKU Bantul) mendapatkan Penghargaa....

Suara Muhammadiyah

9 March 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta menggelar acara ....

Suara Muhammadiyah

16 March 2025

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi m....

Suara Muhammadiyah

6 March 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah